Pemberdayaan Analisis Proses Hirarki Strategi Pemberdayaan Masyarakat Kawasan

136 kampanye, aksi sosial, lobi, pengorganisasian dan pengembangan masyarakat, merupakan beberapa strategi dalam pendekatan ini. Pemberdayaan masyarakat bertujuan untuk meningkatkan potensi masyarakat agar mampu meningkatkan kualitas hidup mereka menjadi lebih baik, mandiri, berswadaya, mampu mengadopsi inovasi, dan memiliki pola pikir yang kosmopolitan Tampubolon, 2004. Untuk mencapai tujuan ini, faktor peningkatan kualitas SDM melalui pendidikan formal dan nonformal perlu mendapat prioritas. Memberdayakan masyarakat bertujuan mendidik masyarakat agar mampu mendidik diri mereka sendiri atau membantu masyarakat agar mampu membantu diri merekka sendiri. Berikut kerangka pemberdayaan menuju peran serta masyarakat yang pernah dikonsepkan oleh Linda Darmayanti Ibrahim 1998: Gambar 34. Proses pemberdayaan menuju peran serta masyarakat Sumber : Dimodifikasi dari Ibrahim 1998 Peran serta masyarakat Perilaku baru  Sikap menerima  Bekerja sama KemampuanKeb erdaya an Kemandirian Bertindak Peduli Sadar Jaringan kerja Saluran komunikasi  Kemiskinan  Keterbelakangan  Ketergatungan 137 Dalam konsep pemberdayaan pada Gambar 34 masyarakat yang memiliki kondisi miskin, terbelakang dan bergantung terhadap yang lain perlu diberdayakan agar mampu membantu dirinya sendiri. Proses pemberdayaan ini tidak lepas dari peran serta pemerintah atau fasilitator dan masyarakat sendiri. Adanya beberapa jaringan kerja dan saluran komunikasi yang mampu masyarakat dapatkan, bisa menyadarkan masyarakat akan pentingnya menjadi masyarakat yang lebih baik dan maju yang tidak bergantung hanya pada lingkungannya. Kesadaran masyarakat ini berguna untuk menimbulkan sikap peduli masyarakat terhadap lingkungannya dan kondisinya sendiri yang pada akhirnya dapat membuat masyarakat menjadi masyarakat yang mandiri dan mampu bertindak dalam menghadapi segala hambatan yang ada sehingga jadilah masyarakat sebagai masyarakat yang berdaya dan memiliki kemampuan. Masyarakat yang sudah berdaya dan memiliki kemampuan ini akan mampu bekerjasama dan memiliki sikap menerima yang secara perlahan akan membentuk perilaku baru dari masyarakat yaitu perilaku yang mau berperan serta menuju perkembangan yang lebih baik. Pemberdayaan masyarakat kawasan TNKS mempunyai makna meningkatkan kemampuan dan meningkatkan kemandirian masyarakat. Atau dengan kata lain pemberdayaan masyarakat di sekitar kawasan konservasi adalah upaya peningkatan kemampuan dan kemandirian masyarakat agar mereka mampu mengaktualisasikan dirinya sesuai dengan kebutuhan obyektif masyarakat, baik sosial, budaya maupun ekonomi dalam suatu ekosistem hutan yang lestari. Pengelolaan kawasan TNKS tidak akan terlepas dari masyarakat di sekitarnya. Oleh karena itu masyarakat sangat penting untuk dilibatkan di dalam suatu sistem pengelolaan kawasan konservasi. Pembangunan kawasan TNKS diarahkan kepada pemanfaatan multifungsi, dengan memperhatikan aspek lingkungan, ekonomi, sosial dan budaya, serta dengan melibatkan dan mengutamakan kesejahteraan masyarakat sekitar kawasan. Pemberdayaan masyarakat kawasan TNKS merupakan keharusan yang menjadi tanggung jawab semua pihak, dengan menerapkan prinsip-prinsip pemberdayaan, untuk mencapai kondisi yang diharapkan yaitu peningkatan status sosial ekonomi masyarakat dan kelestarian kawasan TNKS itu sendiri. Adapun tujuan pemberdayaan masyarakat 138 kawasan TNKS adalah terciptanya masyarakat yang mau dan mampu mengembangkan kreativitas yang bertumpu pada potensi sosial, budaya dan lingkungan yang mereka miliki guna mendukung kelangsungan pembangunan konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya dalam rangka peningkatan kesejahteraannya Departemen Kehutanan, 2004. Pemberdayaan dalam perspektif peningkatan kesejahteraan masyarakat kawasan TNKS merupakan hal yang perlu diantisipasi dengan peningkatan SDM pengelola dan masyarakat desa melalui pendampingan-pendampingan program, sehingga perspektif terwujudnya pengelolaan kawasan hutan secara lestari tetap terakomodir. Pendampingan ini bertujuan agar program pemberdayaan tetap berjalan sesuai dengan koridor aturan perundang-undangan yang berlaku, sehingga masyarakat mengetahui dengan jelas kegiatan pemanfaatan apa yang diperbolehkan didalam kawasan TNKS yang statusnya hutan lindung dan apa kewajiban pengelola dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tenaga pendamping program pemberdayaan masyarakat dapat berperan sebagai fasilitator yang akan merancang kegiatan peningkatan SDM pengelola dan masyarakat desa. Kegiatan pendampingan ini dapat dilakukan melalui kegiatan fasilitasi perancangan beberapa Peraturan Desa dan pelaksanaan kegiatan training seperti training penguatan hak-hak masyarakat dalam mengelola hutan, pengelolaan usaha kehutanan masyarakat dan lain-lain yang terkait dengan pengembangan masyarakat konservasi.

5.3.2.7. Pemberdayaan Masyarakat melalui peningkatan partisipasi

pengelolaan TNKS Program aksi dari kebijakan peningkatan partisipasi masyarakat terhadap pengelolaan kawasan konservasi TNKS yang dapat dilakukan dalam rangka pemberdayaan masyarakat TNKS di kawasan Kabupaten Musi Rawas diantaranya adalah: 1. Peningkatan Keterlibatan masyarakat dalam penjagaan kawasan Konservasi TNKS 2. Melakukan kegiatan pertanian yang sesuai dengan aturan konservasi 139 3. Ikut serta dalam proses perencanaan dan pengambilan keputusan Berdasarkan hasil pembobotan menunjukkan bahwa bobot yang paling penting adalah Program Peningkatan Keterlibatan dalam penjagaan kawasan TNKS dengan skor sebesar 0,4221, diikuti oleh Program Melakukan Kegiatan Pertanian yang sesuai dengan kaidah-kaidah Konservasi memperoleh skor sebesar 0,3511, Program keikutsertaan dalam proses perencanaan dan pengambilan keputusan memperoleh skor sebesar 0,2268, yang dapat dilihat pada Gambar 35. Gambar 35. Nilai Eigen Prioritas Program dari Kebijakan Peningkatan Partisipasi Masyarakat Terhadap Pengelolaan Kawasan Konservasi Tujuan pengelolaan TNKS sendiri relatif luas dan mencakup kegiatan beraneka ragam seringkali merepotkan institusi pengelola taman nasional. Akibatnya seringkali pengelola tidak mungkin untuk melaksanakan sendiri seluruh kegiatan yang menjadi tujuan pengelolaan tersebut karena berbagai macam keterbatasan. Untuk menunjang keberhasilannya, maka partisipasi masyarat sangat dibutuhkan. Pentingnya partisipasi masyarakat tersebut sejalan dengan pendapat McNelly 1988 dalam Abbas 2005 yang menyatakan bahwa partisipasi masyarakat sekitar kawasan Taman Nasional perlu dikembangkan dan memperoleh prioritas di dalam kawasan tersebut, karena masyarakat sekitar memberikan sumbangan yang besar bagi kesinambungan sumberdaya alam yang terdapat dalam kawasan. Meskipun hal ini sering menimbulkan konflik penggunaan ruang dalam taman nasional, namun untuk mengatasi hal ini dapat dilakukan inovasi dalam 140 proses perencanaan dan sistem pengelolaan yang dapat meningkatkan sistem perlindungan sumberdaya alam dengan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kawasan. Prinsip-prinsip pemberdayaan masyarakat kawasan TNKS harus sesuai dengan yang telah digariskan oleh Departemen Kehutanan 2004 adalah: 1 pelestarian lingkungan dan keanekaragaman sumber daya alam hayati dan ekosistemnya; 2 pemberdayaan masyarakat dilakukan dalam rangka mendukung dan mempromosikan kegiatan pendidikan, pelatihan dan penelitian yang berkaitan dengan konservasi keanekaragaman sumberdaya alam hayati serta pembangunan berkelanjutan; 3 pemanfaatan yang proporsional guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Mengacu kepada Kartasasmita 1996, Sumodiningrat 1996, Departemen Kehutanan RI menguraikan proses pemberdayaan masyarakat di kawasan konservasi melalui tiga strategi, sebagai berikut: 1 proses enabling, yaitu menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang. Pada tahap ini dilakukan pengembangan aspirasi dan partisipasi masyarakat, memotivasi dan membangkitkan kesadaran masyarakat. Dengan maksud memahami permasalahan dan potensi ekologis, sosial, ekonomi dan budaya masyarakat yang perlu dikembangkan sesuai aspirasi dan partisipasi masyarakat; 2 proses empowering yaitu memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh masyarakat. Upaya pokok pada tahap ini antara lain meningkatkan kapasitas sumber daya manusia yang ada pada masyarakat serta membuka kesempatan untuk memanfaatkan setiap peluang yang ada, mengembangkan kelembagaan masyarakat. Dengan maksud untuk mendorong peranserta masyarakat untuk memahami, merencanakan dan melaksanakan serta pemecahan permasalahannya dengan membangun kelembagaan yang mampu mendorong terselenggaranya pengelolaan dan pemanfaatan kawasan konservasi. Selain itu dilakukan pengembangan usaha ekonomi masyarakat, pendekatan lintas sektoral dan menerapkan teknologi ramah lingkungan; 3 proses protecting perlindungan, yaitu memberdayakan yang mengandung arti melindungi. Proses ini adalah untuk mencegah terjadinya kecenderungan persaingan yang tidak seimbang serta terjadinya eksploitasi bagi yang lemah oleh yang kuat.