Geologi Jenis Tanah GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

32 Tabel 5 Rata-rata karakteristik cuaca di Kabupaten Sumbawa tahun 2008 Bulan Kec. Angin rata-rata Knots Rata-rata Suhu Udara o C Rata-rata Kelembaban Udara Modus Arah Angin Januari 5,0 26,7 84 NW Februari 7,0 26,1 88 NW Maret 5,0 26,5 85 SE April 4,0 26,9 80 SE Mei 5,0 26,8 71 SE Juni 5,0 26,5 71 SE Juli 6,0 25,7 67 SE Agustus 6,0 26,7 66 SE September 6,0 27,8 66 SE Oktober 6,0 28,8 70 SE Nopember 5,0 27,5 82 SE Desember 4,0 26,7 83 SE Jumlah 5,0 26,9 76 SE 2007 5,0 27,0 76 SE 2006 5,0 26,8 76 SE 2005 5,0 27,1 77 E 2004 6,0 27,0 77 SE Sumber: BMKG Sumbawa dalam BPS Kabupaten Sumbawa, 2009

4.4 Geologi

Berdasarkan peta geologi tinjau Pulau Sumbawa skala 1:250.000 Direktorat Geologi, 1975 Kabupaten Sumbawa termasuk formasi tersier dan kuarter. Formasi tersier merupakan batuan hasil gunung api dan batuan endapan. Terdiri dari breksi bersifat andesit dengan lapisan-lapisan tufa berpasir, tufa batuapung, dan batupasir bertufa, di beberapa tempat mengandung lahar, lava, andesit dan basal, lempung bertufa yang terdiri dari lapisan-lapisan pasir dan kerikil. Formasi ini menempati wilayah perbukitan serta dataran angkatan. Formasi kuarter merupakan endapan permukaan bahan aluvium yang terdiri dari kerikil, pasir, lempung loam dan pasir pantai, terutama bersusunan andesit. Penyebaran formasi ini terutama di dataran estuarian dan di sepanjang pantai. Juga ditemukan batu koral yang terangkat bersusunan batugamping yang 33 tediri dari terumbu koral dan pecahan batugamping koral, di beberapa tempat mengandung kepingan batuan hasil gunung api. Penyebaran formasi in terutama di sepanjang pantai. Formasi batuan terobosan juga cukup banyak yang disusun oleh andesit, basal, dasit, dan batuan yang tidak dapat dibedakan. Dasit dan andesit pada umumnya mengandung pirit. Batuan ini dijumpai pada daerah Kabupaten Sumbawa bagian tengah dan timur menempati areal yang tidak begitu luas di wilayah perbukitan Kecamatan Lape Lopok. Formasi-formasi tersebut pada umumnya tertutupi oleh abupasir vulkanik hasil letusan Gunung Tambora pada tahun 1815. Tebal lapisan bervariasi dari 10 cm pada daerah pegununganperbukitan, sampai lebih dari 100 cm pada daerah dataran atau cekungan.

4.5 Jenis Tanah

Jenis tanah utama di Kabupaten Sumbawa yang banyak ditemukan adalah entisol sekitar 38,7 persen, entisol lithic subgroup sekitar 7,5 persen, alfisol sekitar 6,8 persen, inceptisol sekitar 3,4 persen, ultisol sekitar 12,3 persen, vertisol sekitar 9,8 persen, dan komplek entisolasosiasi sekitar 23,2 persen. Tanah-tanah tersebut lebih banyak terbentuk dari bahan alluvium. Dari 664.398 ha luas daratan Kabupaten Sumbawa, komplek entisol lithic subgroup, alfisolinceptisol mendominasi sebaran tanah dengan luas areal mencapai 457.478 ha atau sekitar 68,8 persen. Tersebar dari bagian selatan Kabupaten Sumbawa dari timur hingga barat. Inceptisol tersebar di Kecamatan Moyo Hulu, Moyo Hilir, dan Lape. Asosiasi entisol dan ultisol dijumpai di daerah dengan curah hujan tinggi dan penggunaan lahan berupa hutan lebat dan fisiogerapi berbukit hingga bergunung yakni di wilayah Kecamatan Batu Lanteh, Ropang, Moyo Hulu, menenpati areal sekitar 34.564 ha atau 5,2 persen. Penyebaran jenis tanah entisol dan alfisol dijumpai di daerah daratanlembah dan dipinggir pantai utara. Daerah ini diusahakan untuk persawahan, pertambakan, dan juga masih merupakan rawa. Tiap jenis tanah mempunyai sifat dan karakter sendiri yang akan menentukan kemampuan suatu lahan untuk dikembangkan sesuai dengan peruntukannya. Tanah entisol dan inceptisol yang banyak terdapat di Kabupaten Sumbawa dapat diperuntukkan bagi lahan pertanian tanaman pangan karena memiliki karakteristik drainase baik sampai terhambat dengan tekstur tanah 34 umumnya agak halus dan kapasitas tukar kaiton KTK bervariasi dari rendah sampai tinggi. Tanah-tanah ini merupakan tanah muda yang belum berkembang lebih lanjut sehingga cukup subur untuk pertumbuhan tanaman.

4.6 Hidrologi