8 a. Kandungan lokal yang cukup menonjol dan inovatif
b. Mempunyai daya saing tinggi di pasaran baik ciri, kualitas, harga yang kompetitif, dan jangkauan pemasaran
c. Mempunyai ciri khas daerah karena melibatkan masyarakat banyak tenaga kerja setempat
d. Mempunyai jaminan kandungan bahan baku lokal yang cukup banyak, stabil dan berkelanjutan
e. Difokuskan pada komoditas yang mempunyai nilai tambah tinggi baik kemasan maupun pengolahannya
f. Secara ekonomi menguntungkan dan bermanfaat untuk meningkatkan pendapatan dan kemampuan SDM, dan
g. Ramah lingkungan serta tidak merusak budaya setempat. Siahaan 2003 dalam tesisnya mengemukakan bahwa kriteria yang
berpengaruh dalam penentuan produk unggulan adalah: 1. Harga, terdiri atas: a harga bahan baku, b harga mesininvestasi, c harga
jual 2. Perspektif pasar, terdiri atas: a distribusi pemasaran, b persaingan, c mutu
produk 3. Sifat bahan baku, terdiri atas: a kontinuitas, b dapat menjadi bahan dasar
bagi banyak produk, c tingkat teknologi olahan yang diperlukan
2.1.2 Sistem Usaha Tani
Usaha tani tidak terlepas dari budaya dan sejarah. Peluang dan hambatan ekologis dan geografis dalam zona agroekologi tercermin dalam budaya
setempat. Hal ini kemudian tercermin dalam pertanian setempat yang merupakan hasil dari suatu proses interaksi antara manusia dan sumberdaya yang dimiliki.
Nilai-nilai masyarakat pedesaan, pengetahuan, keterampilan, teknologi, dan institusi sangat mempengaruhi jenis budaya pertanian yang telah dan terus
berkembang. Istilah „sistem pertanian‟ mengacu pada suatu susunan khusus dari kegiatan usaha tani misalnya budidaya tanaman, peternakan, pengolahan hasil
pertanian yang dikelola berdasarkan kemampuan lingkungan fisik, biologis, dan sosioekonomis serta sesuai dengan tujuan, kemampuan, dan sumberdaya yang
dimiliki petani Shaner et al 1982 dalam Reijntjes et al. 2006.
9 Sistem usaha tani merupakan sistem yang terbuka: berbagai input unsur
hara, air, informasi, dan sebagainya diterima dari luar, dan sebagian output meninggalkan sistemnya, misalnya dijual. Model yang sangat sederhana
ditunjukkan pada Gambar 3, membantu menjelaskan konsep input dan output Reijntjes et al. 2006.
Konsep sistem agribisnis dewasa ini dimunculkan untuk mengubah paradigma petani bahwa petani bukanlah hanya sebagai pekerja tani atau
pengusaha usahatani, tetapi harus dapat bertindak sebagai pengelola atau “manajer perusahaan agribisnis,” yang berkedudukan setara dengan perusahaan
agribisnis lainnya yang berada di subsistem agribisnis hulu maupun di subsistem
agribisnis hilir. Petani seharusnya senantiasa berorientasi kepada kebutuhan pasar, bersama-sama perusahaan agribisnis lainnya bersinergi untuk dapat
memenuhi kebutuhan konsumen. Kebersamaan dan saling ketergantungan antar perusahaan agribisnis dalam menghasilkan produk yang berkualitas sesuai
permintaan pasar itulah disebut dengan “sistem agribisnis”. Makna secara harfiah agribisnis adalah kegiatan bertani yang sudah dipandang sebagai sebuah
kegiatan bisnis, tidak lagi hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan hidup sendiri Syahyuti 2006
Sistem agribisnis terdiri dari lima subsistem, yaitu: 1 agribisnis hulu up- stream agribusiness berupa ragam kegiatan industri dan perdagangan sarana
produksi pertanian, 2 pertanian primer atau disebut subsistem budidaya on- farm agribusiness, 3 agribisnis hilir down-stream agribusiness atau subsistem
MasyarakatPasar
Input luar
Hasil dijual ditukar
Konsumsi Input
rumah tangga dalam
Sumberdaya usaha tani
Gambar 3 Aliran barang dan jasa dalam suatu sistem usaha tani sederhana. Kerugian
Input alami
Batas sistem usaha tani
10 pengolahan, adakalanya disebut dengan agroindustri, 4 subsistem perdagangan
atau tata niaga hasil, dan 5 subsistem jasa pendukung berupa kegiatan penelitian, penyediaan kredit, sistem transportasi, pendidikan dan penyuluhan,
serta kebijakan makro Syahyuti 2006. Premis dasar paradigma agribisnis adalah usaha pertanian haruslah
bersifat profit oriented. Dengan demikian, pasar berperan besar dalam menentukan keberhasilan agribisnis. Berbicara tentang pasar, dalam era
globalisasi dan perdagangan bebas tentunya produk yang akan dipasarkan perlu mempunyai daya saing tinggi, dan perlu mempunyai keunggulan kompetitif.
Sehubungan dengan hal tersebut, konsep keunggulan kompetitif merupakan konsep yang menekankan pada kedinamikaan pelaku ekonomi dalam
menembus pasar melalui inovasi dan pengembangan proses kreativitas lainnya. Melalui proses tersebut, hal-hal yang ketinggalan zaman harus segera diganti
dengan hal-hal baru yang lebih baik, lebih murah, lebih disukai dan lebih bermanfaat Siahaan 2003.
2.1.3 Permintaan dan Penawaran Komoditas