55 hasil, kebutuhan benih, maupun besarnya stok penyimpanan tidak menjadi
bagian yang diperhitungkan dalam penelitian ini. Orientasi atau target pasar yang dituju adalah pemenuhan kebutuhan konsumsi penduduk regional Nusa
Tenggara Barat pada tahun 2025. Target ini merupakan akhir masa rencana pembangunan jangka panjang RPJP.
5.4.1 Tingkat Konsumsi dan Kebutuhan Lahan
Besarnya permintaan terhadap komoditas unggulan dapat didekati dengan mengalikan konsumsi perkapita terhadap jumlah penduduk. Dalam penelitian ini
konsumsi perkapita diambil dari survey sosial ekonomi nasional SUSENAS tahun 2007. Sedangkan jumlah penduduk merupakan proyeksi jumlah penduduk
Provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2025. Tabel 10 Proyeksi kebutuhan konsumsi penduduk Provinsi Nusa
Tenggara Barat tahun 2025 terhadap komoditas unggulan Kabupaten Sumbawa
No. Komoditas
Konsumsi perkapita 2007
kgkaptahun Proyeksi jumlah
penduduk 2025 orang
Proyeksi konsumsi 2025
tontahun 1.
Jagung 4,2
5.390.500 22.640
2. Kacang Hijau
0,6 5.390.500
3.234 3.
Kedelai 8,6
5.390.500 46.358
4. Cabe Rawit
1,5 5.390.500
8.140 5.
Ubi Jalar 2,5
5.390.500 13.476
Sumber: SUSENAS 2007 dan BPS, 2009 diolah Tabel 10 menyajikan proyeksi kebutuhan konsumsi penduduk Provinsi
Nusa Tenggara Barat terhadap komoditas-komoditas unggulan daerah Kabupaten Sumbawa pada tahun 2025 berdasarkan data konsumsi perkapita
tahun 2007. Berdasarkan proyeksi konsumsi tersebut maka dapat diketahui kemampuan pemenuhan oleh Kabupaten Sumbawa dengan melihat tingkat
produksi yang ada saat ini. Kemampuan pemenuhan dihitung dengan indeks kecukupan yang didefinisikan dengan cara membagi jumlah produksi terhadap
tingkat konsumsi masing-masing komoditas Cowell dan Parkinson 2003.
56 Tabel 11 Indeks kecukupan produksi komoditas unggulan
daerah Kabupaten Sumbawa 2008 terhadap kebutuhan konsumsi NTB 2025
No. Komoditas
Proyeksi konsumsi NTB 2025
tontahun Produksi 2008
ton Indeks
kecukupan 1.
Jagung 22.640
58.396 2,58
2. Kacang Hijau
3.234 26.169
8,09 3.
Kedelai 46.358
7.893 0,17
4. Cabe Rawit
8.140 3.260
0,40 5.
Ubi Jalar 13.476
656 0,05
Tabel 11 menunjukkan bahwa kemampuan daerah Kabupaten Sumbawa sampai dengan saat ini untuk memenuhi proyeksi kebutuhan pangan penduduk
Nusa Tenggara Barat tahun 2025 berbeda-beda untuk setiap komoditas unggulan yang ada. Produksi kedelai, ubi jalar, dan cabe rawit masih berpeluang
untuk terus dikembangkan dengan memacu peningkatan produktivitas maupun perluasan areal panen, karena dengan kondisi produksi saat ini belum mampu
untuk mencukupi kebutuhan konsumsi regional indeks kurang dari satu. Sedangkan untuk jagung dan kacang hijau sudah mampu melebihi kebutuhan
konsumsi secara regional indeks lebih dari satu. Jagung dan kacang hijau masih menjadi unggulan untuk dikembangkan walaupun indeks kecukupan
sudah lebih dari satu. Hal ini untuk mempertahankan kecukupan serta mengantisipasi terjadinya perubahan permintaan pasar yang sangat dinamis.
Selain itu, keberlimpahan produksi yang ada dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan di luar konsumsi langsung penduduk maupun pemenuhan permintaan
pasar secara nasional. Berdasarkan tingkat konsumsi dan produktivitas lahan yang ada maka
dapat dihitung kebutuhan lahan untuk memenuhi target produksi. Formula yang digunakan adalah dengan membagi tingkat konsumsi komoditas dengan
produktivitas Cowell dan Parkinson 2003.
� = �
�
dimana:
� =
luas areal lahan yang dibutuhkan hatahun
� =
kebutuhan konsumsi tontahun
� =
tingkat produktivitas tonha
57 Tabel 12 Kebutuhan lahan di Nusa Tenggara Barat untuk
memenuhi tingkat konsumsi 2025 berbagai komoditas unggulan Kabupaten Sumbawa
No. Komoditas
Konsumsi NTB 2025
tontahun Produktivitas
2004-2007 tonha
Luas areal dibutuhkan
hatahun 1.
Jagung 22.640
2,49 9.092
2. Kacang Hijau
3.234 0,83
3.897 3.
Kedelai 46.358
1,18 39.287
4. Cabe Rawit
8.140 4,97
1.638 5.
Ubi Jalar 13.476
11,35 1.187
Jumlah 55.101
Tabel 12 menunjukkan total luasan areal yang dibutuhkan untuk memproduksi komoditas yang menjadi unggulan di Kabupaten Sumbawa seluas
55.101 ha. Areal tersebut dapat dipenuhi dengan memanfaatkan lahan potensial untuk pertanian lahan kering berdasarkan ZAE Kabupaten Sumbawa dengan
luas mencapai sekitar 87.428 ha serta pertanian lahan basah dengan luasan potensial mencapai sekitar 108.171 ha.
Pemanfaatan lahan potensial baik lahan kering maupun lahan basah tergantung kepada budaya dan tingkat teknologi yang digunakan. Namun
demikian, diharapkan lahan yang sudah dimanfaatkan sebagai sawah harus tetap dipertahankan fungsinya. Hal ini mengingat struktur dan kriteria untuk
kesesuaian sawah sangat terbatas. Undang-undang nomor 41 tahun 2009 tentang perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan menyebutkan bahwa
bahwa guna menjaga kemandirian, ketahanan, dan kedaulatan pangan nasional maka lahan untuk pangan pokok harus dilindungi dan dikembangkan secara
konsisten. Lahan sawah baik beririgasi maupun tidak beririgasi merupakan lahan yang menghasilkan pangan pokok nasional yaitu beras. Apabila lahan tersebut
ditetapkan sebagai lahan pertanian pangan berkelanjutan maka dilindungi dan dilarang untuk dialihfungsikan.
Persentase penggunaan lahan saat ini di Kabupaten Sumbawa terhadap kebutuhan lahan di Nusa Tenggara Barat ditunjukkan pada Tabel 13.
58 Tabel 13 Persentase penggunaan lahan 2008 untuk komoditas
unggulan di Kabupaten Sumbawa terhadap kebutuhan lahan di NTB 2025
No. Komoditas
Areal dibutuhkan NTB
ha Areal digunakan
Sumbawa ha Persentase
penggunaan 1.
Jagung 9.092
16.063 177
2. Kacang Hijau
3.897 27.956
717 3.
Kedelai 39.287
6.692 17
4. Cabe Rawit
1.638 349
21 5.
Ubi Jalar 1.187
57 5
Jumlah 55.101
50.990 93
Sampai dengan saat ini, Kabupaten Sumbawa hanya mampu memenuhi kebutuhan lahan untuk jagung dan kacang hijau sedangkan kedelai, cabe rawit,
dan ubi jalar masih relatif terbatas. Hal ini juga ditunjukkan oleh nilai LQ jagung dan kacang hijau yang lebih dari satu yang mengindikasikan bahwa kedua
komoditas tersebut menjadi basis di Kabupaten Sumbawa. Sedangkan kedelai, cabe rawit, dan ubi jalar, nilai LQ masih kurang dari satu yang artinya bahwa saat
ini ketiga komoditas tersebut secara relatif tidak berbasis di Kabupaten Sumbawa. Dengan demikian, diperlukan upaya peningkatan luasan lahan untuk
meningkatkan produksi kedelai, cabe rawit, dan ubi jalar. Hal ini masih dimungkinkan karena luasan total untuk pertanian di Kabupaten Sumbawa
mencapai lebih dari 200.000 ha Tabel 6.
5.4.2 Zona Agroekologi Potensial untuk Tanaman Pangan