Zona Agroekologi Potensial untuk Tanaman Pangan

58 Tabel 13 Persentase penggunaan lahan 2008 untuk komoditas unggulan di Kabupaten Sumbawa terhadap kebutuhan lahan di NTB 2025 No. Komoditas Areal dibutuhkan NTB ha Areal digunakan Sumbawa ha Persentase penggunaan 1. Jagung 9.092 16.063 177 2. Kacang Hijau 3.897 27.956 717 3. Kedelai 39.287 6.692 17 4. Cabe Rawit 1.638 349 21 5. Ubi Jalar 1.187 57 5 Jumlah 55.101 50.990 93 Sampai dengan saat ini, Kabupaten Sumbawa hanya mampu memenuhi kebutuhan lahan untuk jagung dan kacang hijau sedangkan kedelai, cabe rawit, dan ubi jalar masih relatif terbatas. Hal ini juga ditunjukkan oleh nilai LQ jagung dan kacang hijau yang lebih dari satu yang mengindikasikan bahwa kedua komoditas tersebut menjadi basis di Kabupaten Sumbawa. Sedangkan kedelai, cabe rawit, dan ubi jalar, nilai LQ masih kurang dari satu yang artinya bahwa saat ini ketiga komoditas tersebut secara relatif tidak berbasis di Kabupaten Sumbawa. Dengan demikian, diperlukan upaya peningkatan luasan lahan untuk meningkatkan produksi kedelai, cabe rawit, dan ubi jalar. Hal ini masih dimungkinkan karena luasan total untuk pertanian di Kabupaten Sumbawa mencapai lebih dari 200.000 ha Tabel 6.

5.4.2 Zona Agroekologi Potensial untuk Tanaman Pangan

Berdasarkan kemampuan produksi saat ini dan kebutuhan lahan maka diperlukan perencanaan wilayah pengembangan masing-masing komoditas dalam rangka memenuhi target produksi yang sesuai dengan kemampuan wilayah. Penentuan wilayah pengembangan harus disesuaikan dengan karakteristik biogeofisik lahan. Karakteristik biogeofisik lahan dapat dilihat dalam peta zona agroekologi ZAE yang telah dikembangkan oleh Balai Besar Sumberdaya Lahan Pertanian BBSDLP Bogor. Peta ZAE merupakan peta lahan yang telah dibagi ke dalam zona-zona berdasarkan keseragaman karakteristik yang sesuai untuk pengembangan suatu komoditas. 59 Gambar 17 Sebaran zona agroekologi di Kabupaten Sumbawa. Di Kabupaten Sumbawa terdapat tujuh zona agroekologi Gambar 17 dengan keterangan masing-masing zona dapat dilihat pada Lampiran 9. Zona agroekologi tersebut, terdiri dari: 1. Zona I dengan kemiringan lereng 40 merupakan zona dengan sistem kehutanan dengan vegetasi alami dengan luas sekitar 338.342 ha. 2. Zona II dengan kemiringan lereng 16-40 merupakan zona dengan sistem perkebunan budidaya tahunan, terdapat sub-Zona IIay dengan kelompok komoditas utama yang direkomendasikan adalah tanaman keras penghasil minyak, getah, dan buah-buahan dataran rendah dengan luasan sekitar 48.819 ha. 3. Zona III dengan kemiringan lereng 8-15 merupakan zona dengan sistem wana tani, terdapat sub-Zona IIIay dengan kelompok komoditas utama yang direkomendasikan adalah pepohonan dan perdu, palawija, dan padi ladang dengan luasan sekitar 68.012 ha. 4. Zona III dengan sub-Zona IIIby, kelompok komoditas utama yang direkomendasikan adalah pepohonan dan perdu, serta sayur-sayuran dataran tinggi dengan luasan sekitar 13.624 ha. 60 5. Zona IV dengan kemiringan 8, terdapat sub-Zona IVax1 dengan drainase buruk merupakan zona dengan sistem pertanian lahan basah dengan komoditas utama adalah padi sawah sekitar 94.200 ha. 6. Zona IV sub-Zona IVax2 dengan drainase baik dan kelembaban lembab, merupakan sistem pertanian lahan kering dengan kelompok komoditas utama adalah sayur-sayuran dataran tinggi, serealia, kacang-kacangan, dan umbi- umbian sekitar 33.853 ha. 7. Zona IV sub-Zona IVay2, karakteristik sama dengan sub-Zona IVax2 hanya berbeda pada kelembaban yang agak kering dengan luas sekitar 67.550 ha. Zona agroekologi yang sesuai untuk tanaman pangan adalah Zona IVax2, Zona IVay2, dan Zona IIIay serta Zona IVax1. Luasannya diperkirakan mencapai 263.615 ha. Pada Gambar 18 terlihat zona-zona tersebut menyebar di setiap kecamatan. Gambar 18 Sebaran zona potensial pengembangan komoditas unggulan daerah Kabupaten Sumbawa. Berdasarkan penelitian Suratman dan Sudarta 2005, zona potensial tersebut terdapat pada lahan dengan relief datar hingga bergelombang, sebagian berbatu, utamanya di dataran volkan. Penyebarannya dijumpai pada landform aluvial, fluvio-marin, antar perbukitan, kaki volkan, dan di dataran 61 tektonikstruktural. Komoditas tanaman pangan yang dapat dikembangkan antara lain kacang hijau, kedelai, jagung, ketela, kacang tanah, bawang merah, cabai, tomat, dan kacang panjang. Namun demikian, zona potensial belum sepenuhnya dapat dikembangkan sesuai dengan karakteristik yang dimilikinya. Penggunaan lahan saat ini atau kondisi eksisting lahan juga mempengaruhi arah pengembangan ke depan. Bila diperhatikan pola penggunaan lahan di Kabupaten Sumbawa saat ini Gambar 19, terdapat wilayah-wilayah yang potensial tetapi masih berupa hutan lahan kering primer maupun sekunder seperti terdapat di Kecamatan Ropang, Lantung, Lunyuk, Orong Telu, Plampang, dan Empang. Juga terdapat wilayah-wilayah non potensial yang diperuntukkan bagi kehutanan dan perkebunan sudah termanfaatkan untuk pertanian lahan kering dan campuran semak belukar, seperti terlihat di kecamatan Moyo Hulu, Batu Lanteh, dan Tarano. Gambar 19 Pola penggunaan lahan di Kabupaten Sumbawa berdasarkan citra Landsat tahun 2006. Berdasarkan zona potensial dan pola penggunaan lahan saat ini yang menyebar hampir disetiap wilayah kecamatan, maka domain spasial yang dipergunakan dalam perencanaan wilayah pengembangan menggunakan pendekatan regional. Wilayah perencanaan yang digunakan adalah batas 62 wilayah administrasi kecamatan, karena bentuk perencanaan di pemerintah daerah menggunakan domain kecamatan sebagai lokasi suatu kegiatan yang akan dilaksanakan.

5.4.3 Rumusan Strategi