62 wilayah administrasi kecamatan, karena bentuk perencanaan di pemerintah
daerah menggunakan domain kecamatan sebagai lokasi suatu kegiatan yang akan dilaksanakan.
5.4.3 Rumusan Strategi
Berbagai faktor dan analisis yang telah dilakukan melahirkan beberapa arahan strategis pengembangan sektor pertanian Kabupaten Sumbawa berbasis
komoditas unggulan daerah. Arahan strategis tersebut dirumuskan sebagai berikut:
a. Pengembangan komoditas jagung
Produksi jagung di Kabupaten Sumbawa tahun 2008 telah mencapai 58.396 ton. Jumlah produksi tersebut sudah melampaui proyeksi kebutuhan
konsumsi penduduk Nusa Tenggara Barat pada tahun 2025 yang hanya sebesar 22.640 ton. Artinya bahwa terjadi kelebihan produksi untuk konsumsi sekitar
35.000 ton lihat Tabel 11. Kelebihan produksi jagung dibandingkan dengan kebutuhan konsumsi pangan masih bisa diserap oleh sektor lain seperti industri
pakan ternak maupun industri olahan tepung yang tidak dipertimbangkan dalam penelitian ini. Namun demikian, diperlukan upaya untuk menjaga kestabilan
pasar terutama harga agar tidak mengalami penurunan terutama pada saat panen raya. Langkah yang diperlukan oleh pemerintah daerah sebagai fasilitator
adalah menjalin kontrak kerjasama penjualan dan pemasaran antara pengusaha sebagai mitra dan petani sebagai pemilik lahan, serta meningkatkan aksesibilitas
pemasaran ke luar daerah. Pengembangan jagung juga harus mengantisipasi kondisi-kondisi yang
tidak terduga seperti perubahan iklim, gagal panen karena hama penyakit, bencana alam, maupun adanya perubahan pola konsumsi dan permintaan pasar
global. Sehingga diperlukan upaya untuk mengamankan jumlah produksi yang ada. Hal ini terkait dengan implikasi kebijakan pengelolaan dan pengawasan
produksi di lapangan. Maka pengusahaan komoditas jagung lebih diarahkan untuk dipusatkan di wilayah kecamatan yang saat ini menjadi sentra
pengembangan. Wilayah yang dijadikan sentra pengembangan adalah Kecamatan
Labangka 7.549 ha, Lunyuk 1.761 ha, Plampang 1.353 ha, dan Utan 1.333 ha. Total luas penggunaan lahan di empat kecamatan tersebut seluas 11.996
ha, atau 137 persen dari kebutuhan lahan 9.092 ha. Artinya bahwa luasan
63 penggunaan lahaan saat ini tetap dipertahankan untuk memenuhi areal lahan
yang dibutuhkan dengan berupaya untuk meningkatkan produktivitas. Produktivitas yang masih rendah sekitar 2,5 tonha dapat ditingkatkan
melalui intensifikasi berupa penggunaan benih unggul dan penerapan paket teknologi tepat guna. Untuk itu, sinkronisasi dengan program pemerintah pusat
berupa bantuan langsung benih unggul BLBU dan sekolah lapang penerapan teknologi tepat guna SLPTT jagung diharapkan menjadi pengikat kontrak
kerjasama dengan petani karena petani mendapatkan stimulus modal produksi.
b. Pengembangan komoditas kacang hijau