dimaksutkan itu tidak memadai sama sekali atau dengan kata lain tidak ada informasi dalam bentuk buku petunjuk atau peta. Umumnya pengunjung
mengetahui informasi tentang keberadaan TWAL Pulau Pombo dari teman-teman mereka yang tinggal dekat dengan Pulau Pombo. Berdasarkan informasi inilah
maka pihak pengelola perlu untuk pengadaan sarana informasi agar lebih memperkenalkan Pulau Pombo dan memperluas periklanannya sehingga dapat
meningkatkan pengunjung Pulau Pombo. Berikut adalah tabel penilaian responden terhadap penyediaan sarana informasi Pulau Pombo.
Tabel 18. Penilaian Responden Terhadap Penyediaan Sarana Informasi Pulau Pombo
No Persepsi Responden
Jumlah Presentase
1 Memadai
- -
2 Kurang Memadai
- -
3 Tidak Memadai
100 100
Total 100
100
Sumber : Data yang diolah, 2013
7.1.5. Aksesibilitas
Aksesibilitas meliputi kondisi jalan, mudah atau tidaknya alur jalan yang dilalui untuk mencapai Pulau Pombo. Hasil wawancara terlihat bahwa semua
responden menyatakan bahwa sangat mudah dan terjangkau untuk sampai ke Pulau Pombo. Hal ini dikarenakan TWAL Pulau Pombo memiliki letak yang
sangat strategis dari pusat ibu kota sehingga sangat mudah untuk dijangkau dengan kendaraan baik pribadi maupun angkutan umum. Jalur jalan yang
ditempuh juga sangat baik karena jalur yang dilalui merupakan jalur pusat aktivitas masyarakat sehingga baik sarana transportasi maupun jalur jalan menuju
Pulau Pombo sangat memadai. Untuk menuju Pulau Pombo dari pusat kota Ambon dapat menggunakan kendaraan umum angkutan luar kota dengan jalan
darat yang menuju Desa Tulehu, Desa Waai atau Desa Liang yang berada dalam satu kecamatan Salahutu. Kemudian perjalanan dapat dilanjutkan dengan jalan
laut menggunakan speed-boat atau motor kayu ke Pulau Pombo. Speed-boat sendiri dapat menampung 5 orang penumpang dan motor kayu dapat menampung
25-50 orang.
Tabel 19. Penilaian Responden Terhadap Aksesibilitas ke Pulau Pombo
N o
Persepsi Responden Jumlah
Presentase
1 Sangat Mudah
100 100
2 Mudah
- -
3 4
Sulit Sangat Sulit
- -
- -
Total 100
100
Sumber : Data yang diolah, 2013
7.1.6. Pengelolaan Kawasan Pulau Pombo
Kawasan Pulau Pombo saat ini di bawah tanggung jawab Balai Konservasi Sumberdaya Alam Provinsi Maluku. Dari hasil wawancara dengan kepala bagian
BKSA propinsi Maluku yang memiliki kewenangan dalam penanganan kawasan Pulau Pombo terdapat rencana untuk pengarahan pengembangan Pulau Pombo
sebagai wisata yang mampu menarik pengunjung, akan tetapi perencanaan tersebut belum terealisasi.
Aspek Kerja Sama Hasil wawancara yang dilakukan dengan menggunakan kuisioner
diketahui bahwa kurangnya kerja sama antara BKSA Provinsi Maluku dengan sektor Pariwisata kabupaten Maluku Tengah sebagai wilayah
bagian dari Pulau Pombo sehingga pengembangan kawasan ini sebagai kawasan wisata terkesan lamban, oleh karena itu perlu adanya kerja sama
yang baik agar kawasan wisata ini dapat dimanfaatkan dan dapat meningkatkan pendapatan daerah dan masyarakat sekitar pulau tersebut.
Dengan adanya kerja sama yang baik antara semua lapisan penanggungjawab Pulau Pombo, maka dapat membantu mempublikasikan
kawasan Pulau Pombo ke masyarakat luas.
Aspek Organisasi Pengelolaan Keamanan Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor :
P.02Menhut-II2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Konservasi Sumber Daya Alam maka Pulau Pombo termasuk
dalam wilaya kerja Balai Konservasi Sumber Daya Alam Maluku, Seksi Konservasi Wilayah II Masohi, Resort Konservasi Wilayah Pulau Ambon.
Sehubungan dengan pembagian wilayah tersebut, maka untuk meningkatkan intensitas dan efektifitas pengelolaan kawasan perlu
penyempurnaan tatanan organisasi yang sudah ada. Penyempurnaan organisasi didasarkan pada kedudukan dan lokasi Pulau Pombo, maka
pengelolaan dapat disesuaikan sebagai berikut : i
Kepala Resort, merupakan seorang Pejabat Fungsional POLHUT atau PEH atau fungsional umum lainnya dengan pangkat dan golongan
ruang tertentu, dan resort berkedudukan di Kecamatan Salahutu. ii
Pembantu Kepala Resort paling sedikit 5 lima orang tenaga fungsional POLHUT dan PEH mengingat areal Pulau Pombo
berbatasan dengan pemukiman masyarakat, sehingga keamanan kawasan dapat terjamin.
Sehubungan dengan pengelolaan Pulau Pombo yang menyangkut aspek-aspek keamanan kawasan, harus lebih erat melaksanakan koordinasi
dengan pihak-pihak keamanan yang berada di tingkat kecamatan seperti POLSEK, KORAMIL serta pranata adat yang ada di desa sekitar kawasan
Pulau Pombo. Sedangkan dalam hubungannya dengan kebijakan pengusahaan untuk mengembangkan Pulau Pombo tersebut dapat
dikerjakan bersama-sama dengan pihak ketigainvestor. Dengan demikian akan tercipta keamanan baik bagi pengunjung maupun bagi keberadaan
sumberdaya alam yang ada agar tetap lestari dan terjaga.
Sarana dan Prasarana Dari hasil wawancara diketahui bahwa guna menunjang kegiatan
wisata di kawasan Pulau Pombo, pengelola pernah membangun sarana prasarana penunjang kegiatan wisata di Pulau Pombo seperti yang telah
dijelaskan pada bab sebelumnya, akan tetapi sarana dan prasarana ini telah rusak pada waktu terjadinya konflik sosial di Maluku yang terjadi pada
Tahun 1999.
Aspek ini dianggap sangat penting dalam pengelolaan dan pengembangan Pulau Pombo. Pengelola perlu untuk pengadaan kembali
fasilitas-fasilitas yang pernah ada dan menambah fasilitas lain yang telah dikemukakan pada pembahasan sebelumnya sebagai sarana dan prasarana
pendukung guna menambah pengunjung Pulau Pombo.
7.2. Nilai Ekonomi Wisata Alam