Posisi Kawasan dalam Perspektif Tata Ruang dan Pembangunan

Tabel 9. Statistik Ketenagakerja Maluku Tengah Uraian 2009 2010 2011 TPAK 60,89 62,90 69,28 TPT 12,41 12,17 6,45 Bekerja 87,59 87,83 93,55 UMP000 Rp 775 840 840 Bekerja di Sektor A 50,92 53,55 57,33 Bekerja di Sektor B 7,13 3,49 9,02 Bekerja di Sektor C 16,66 17,65 10,18 Bekerja di Sektor D 12,04 15,07 13,01 Bekerja di Sektor E 13,29 10,24 10,47 Sumber : Maluku Tengah Dalam Angka, BPS 2012 Berdasarkan perbandingan menurut lima sektor utama, pilihan bekerja di sektor pertanian, kehutanan, perkebunan perinanan dan peternakan A masih mendominasi dengan persentase terbesar 57,32 persen pada tahun 2011, yang diikuti dengan sektor jasa kemasyarakatan D dengan 13,01. Sektor lainnya E sebesar 10,47 persen; sektor perdagangan, hotel dan restoran C dengan persentase sebesar 10,18 persen dan sementara pekerja di sektor manufaktur B sebanyak 9,02 persen. Komposisi tersebut tidak banyak mengalami perubahan selama kurun waktu 2009-2011. Upah Minimum Provinsi UMP terus mengalami peningkatan. Masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan sebagian besar memiliki mata pencaharian sebagai petani, pedagang, dan nelayan. Sedangkan sebagian kecil lainnya 25 adalah pegawai negeri sipil. Baik itu masyarakat dari Kecamatan Haruku maupun masyarakat di Kecamatan Salahutu, khususnya desa yang sangat berdekatan yang selalu menggantungkan hidup di laut sebagai nelayan menjadikan Pulau Pombo sebagai tempat istirahat selama mencari ikan di laut.

b. Posisi Kawasan dalam Perspektif Tata Ruang dan Pembangunan

Daerah Peruntukan Pulau Pombo sebagai sebuah kawasan konservasi dengan fungsi wisata alam sesuai dengan kriteria dalam Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW Kabupaten Maluku Tengah yaitu : 1. Kawasan yang memiliki keanekaragaman biota, ekosistem, serta gejala dan keunikan alam yang khas. 2. Mempunyai fungsi utama sebagai kawasan pengawetan keanekargaman jenis biota, ekosistem, serta gejala dan keunikan alam yang terdapat di dalamnya. Pengelolaan kawasan dengan kriteria tersebut di atas, dilaksanakan dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut : 1. Melindungi keanekaragamnan sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat dan kualitas kehidupan. 2. Menetapkan daerah yang berbatasan dengan kawasan suaka alam sebagai daerah penyangga. Sehubungan dengan penunjukannya sebagai taman wisata alam, maka kawasan Pulau Pombo peruntukan utamanya adalah untuk kegiatan wisata alam. Maka ketentuan pengembangannya adalah sebagai berikut : 1. Memanfaatkan potensi keindahan alam dan budaya di kawasan pariwisata guna mendorong pengembangan pariwisata. 2. Memperhatikan kelestarian nilai budaya, adat-istiadat, serta mutu dan keindahan lingkungan alam. 3. Menjaga kelestarian lingkungan hidup. Kawasan Pulau Pombo dan perairan di sekitarnya berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW Kabupaten Maluku Tengah termasuk dalam Wilayah Pengembangan WP – IV dengan Pusat Pengembangan di Kota Tulehu. Di wilayah pengembangan ini, kegiatan pariwisata merupakan salah satu kegiatan yang dikembangkan. Pulau Pombo dan perairan disekitarnya dalam RTRW Kabupaten Maluku Tengah termasuk dalam Rencana Pemantapan Kawasan Lindung yang secara umum pemanfaatan ruangnya akan diarahkan sebagai kawasan suaka alam yang meliputi kawasan terumbu karang dan taman wisata alam. Selanjutnya dalam Rencana Pengembangan Kawasan Budidaya termasuk dalam kawasan yang direncanakan sebagai lokasi pengembangan wisata bahari. Berdasarkan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah RIPPDA Provinsi Maluku dan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah RIPPDA Kabupaten Maluku Tengah, kawasan Pulau Pombo termasuk dalam salah satu obyek wisata alam untuk kegiatan wisata alam minat khusus. Pulau Pombo dalam pembangunan pariwisata daerah berdasarkan RIPPDA Kabupaten Maluku Tengah, termasuk dalam Kawasan Pengembangan Pariwisata KPP V atau Cluster V dengan basis pengembangan wisata, yaitu pengembangan produk wisata berbasis alam pantai dan wisata tirta dalam satu kesatuan tema pengembangan wisata.

6. GAMBARAN UMUM RESPONDEN PENELITIAN