Berdasarkan tipe vegetasi, Pulau Pombo termasuk tipe hutan vegetasi pantai dengan jenis pohon dan flora yang bervariasi dengan strata yang tidak sempurna.
Strata teratas membentuk tajuk hutan terdiri atas pohon-pohon yang dapat mencapai ketinggian 30 m, strata terbawah terdiri dari perduanakan pohon. Jenis
yang banyak dijumpai antara lain Kayu Besi Intsia bijuga, Cemara Laut Casuarina sp., Pule Alstonia scholaris, Bakau Rhizoporasp., Kira-kira
Xylocarpus granatum, Ketapang Terminalia cattapa, Linggua Pantai Pterocarpus indicus, Galala dan lain-lain.
5.2.2. Potensi Wisata
Pulau Pombo memiliki keaneka ragaman flora dan fauna serta pemandangan alam yang indah dengan udara yang sejuk. Di samping itu bentuknya yang berupa
karang Atol yang sangat indah menjadikan tempat itu sebagai atraksi alam yang menarik. Dengan pemandangan bawah laut yang begitu indah, menyebabkan
kawasan perairan Pulau Pombo sangat cocok dikembangkan wisata air seperti snorkling, diving, fishing, camping, dan lain-lain. Pulau Pombo memiliki salah
satu jenis burung khasendemik pulau ini yaitu Burung Pombo Ducula bicolor. Selain itu juga ditemukan berbagai jenis burung perairan lainnya. Wisata
pengamatan burung birdwatching dapat dilakukan dengan melakukan pengamatan perilaku burung di secara alami.
a. Keadaan Sosial, Ekonomi dan Budaya Masyarakat
Beberapa desa yang berdekatan dengan kawasan tersebut adalah desa Kailolo, Pelauw, dan Desa Ori berada pada bagian barat Pulau Haruku, sedangkan
Desa Tulehu, Waai, dan Liang di bagian Utara Pulau Ambon atau sering disebut Jazirah Leitimur.
Pertumbuhan penduduk dapat terjadi akibat 4 empat komponen yaitu, tingkat kelahiran natalitas, tingkat kematian mortalitas, migrasi masuk dan
migrasi keluar. Pertumbuhan penduduk adalah keseimbangan yang dinamis antara kelahiran, kematian, datang dan pergi. Penduduk Kabupaten Maluku Tengah
berdasarkan hasil sensus Tahun 2000 berjumlah 317.476 jiwa. Dengan tingkat pertumbuhan sebesar 1,03 bila dibandingkan dengan jumlah penduduk Maluku
Tengah tahun 1990 yaitu sebesar 295.059 jiwa. Sementara itu berdasarkan perkiraan, penduduk Maluku Tengah tahun 2007 mencapai 368.136 jiwa atau
mengalami pertumbuhan 1,42 dibandingkan jumlah penduduk tahun 2006. Dengan luas wilayah 11.595,57 km
2
maka pada tahun 2007 tingkat kepadatan penduduk di Maluku Tengah mencapai 31 jiwa per km
2
. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja TPAK Kabupaten Maluku Tengah
konstan mengalami peningkatan selama periode 2009-2011dari 60,89 persen menjadi 69,28 persen. TPAK menggambarkan persentase angkatan kerja yang
bekerja.
Pasar tenaga kerja Maluku Tengah juga ditandai dengan tingginya angka kesempatan kerja. Hal ini dapat dilihat pada tingginya persentase penduduk usia
kerja yang bekerja dan besarnya mencapai lebih dari 90 persen pada tahun 2011. Tingkat pengangguran terlihat semakin menurun selama kurun waktu 2009-2011.
Pada tahun 2009 Tingkat Pengangguran Terbuka TPT tercatat sebesar 12,41 persen. Angka ini menurun menjadi 6,45 persen pada tahun 2011.
Tabel 9. Statistik Ketenagakerja Maluku Tengah
Uraian 2009
2010 2011
TPAK 60,89
62,90 69,28
TPT 12,41
12,17 6,45
Bekerja 87,59
87,83 93,55
UMP000 Rp 775
840 840
Bekerja di Sektor A 50,92
53,55 57,33
Bekerja di Sektor B 7,13
3,49 9,02
Bekerja di Sektor C 16,66
17,65 10,18
Bekerja di Sektor D 12,04
15,07 13,01
Bekerja di Sektor E 13,29
10,24 10,47
Sumber : Maluku Tengah Dalam Angka, BPS 2012
Berdasarkan perbandingan menurut lima sektor utama, pilihan bekerja di sektor pertanian, kehutanan, perkebunan perinanan dan peternakan A masih
mendominasi dengan persentase terbesar 57,32 persen pada tahun 2011, yang diikuti dengan sektor jasa kemasyarakatan D dengan 13,01. Sektor lainnya E
sebesar 10,47 persen; sektor perdagangan, hotel dan restoran C dengan persentase sebesar 10,18 persen dan sementara pekerja di sektor manufaktur B
sebanyak 9,02 persen. Komposisi tersebut tidak banyak mengalami perubahan selama kurun waktu 2009-2011. Upah Minimum Provinsi UMP terus
mengalami peningkatan.
Masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan sebagian besar memiliki mata pencaharian sebagai petani, pedagang, dan nelayan. Sedangkan sebagian kecil
lainnya 25 adalah pegawai negeri sipil. Baik itu masyarakat dari Kecamatan Haruku maupun masyarakat di Kecamatan Salahutu, khususnya desa yang sangat
berdekatan yang selalu menggantungkan hidup di laut sebagai nelayan menjadikan Pulau Pombo sebagai tempat istirahat selama mencari ikan di laut.
b. Posisi Kawasan dalam Perspektif Tata Ruang dan Pembangunan