kapal responden yang diteliti yaitu kapal 20-30 GT dengan kapasitas muatan yang besar dan memakan biaya operasional yang tidak sedikit, 37 responden memiki
kapal pada rentang waktu 11 sampai 20 tahun, 27 responden memili kapal 0 sampai 10 tahun, 23 responden memiliki kapal selama 21 sampai 30 tahun dan
sisanya sebesar 13 responden memili kapal selama 31 sampai 40 tahun. Secara lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 12.
Sumber: Hasil analisis data 2015
Gambar 12 Lama kepemilikan kapal responden nelayan perikanan tangkap lemuru
5.6 Kondisi Strategi Adaptasi Nelayan
Fenomena penurunan produksi perikanan tangkap di Kecamatan Muncar membuat aktivitas kegiatan ekonomi di daerah tersebut terhambat. Krisis ikan
yang terjadi telah menutup sebagian industri pengolahan ikan yang tidak memiliki modal banyak untuk tetap bertahan saat adanya kelangkaan bahan baku. Tidak
hanya industri pengolahan ikan saja, aktor penting dalam perikanan seperti nelayan juga mengalami kerugian yang cukup besar karena tidak mendapatkan
ikan, sedangkan biaya berlayar terus dikeluarkan. Beberapa nelayan telah menjual aset ekonomi yang dia miliki termasuk kapal dan peralatan melaut, ada pula yang
berganti profesi karena tidak memiliki modal lagi untuk kembali melaut. Kredit macet terus berkembang dan menjerat masyarakat di Kecamatan Muncar.
Sebagian dari nelayan yang memiliki modal besar tetap melaksanakan aktivitas melaut dengan memperluas kawasan berlayar. Berbagai strategi adaptasi
dilakukan oleh nelayan untuk tetap mempertahankan kesejahteraan mereka dengan adanya depresiasi sumberdaya perikanan tangkap lemuru, sehingga dalam
penelitian ini akan dinilai alternatif strategi mana yang paling baik dilakukan oleh
0-10 tahun 27
11-20 tahun 37
21-30 tahun 23
31-40 tahun 13
nelayan. Secara lebih rinci, berdasarkan pengamatan di lapang kondisi strategi adaptasi yang dilakukan nelayan dapat dijelaskan sebagai berikut:
5.6.1 Memperluas Kawasan Berlayar
Sumberdaya perikanan tangkap yang dominan di Kecamatan Muncar adalah sumberdaya ikan lemuru, dengan adanya depresiasi sumberdaya ikan
lemuru mengganggu kegiatan perikanan dan perkonomian di daerah tersebut. Nelayan di Kecamatan Muncar, khususnya nelayan purse seine dengan dua kapal
menangkap ikan di sekitaran wilayah administrasi Kecamatan Muncar, yaitu di Teluk Pangpang. Adanya penurunan produksi sumberdaya ikan lemuru, beberapa
nelayan pemilik modal besar beralih kawasan penangkapan ikan yaitu sekitaran Selat Bali di Jembrana dan sekitaran Samudera Indonesia. Strategi adaptasi
dengan memperluas kawasan berlayar dilakukan nelayan di Kecamatan Muncar untuk mempertahankan kesejahteraan mereka dengan mengeluarkan biaya
berlayar yang lebih besar dibandingkan sebelum adanya depresiasi sumberdaya ikan lemuru.
5.6.2 Pekerjaan Tambahan
Kegiatan perikanan merupakan kegiatan utama penggerak perekonomian di Kecamatan Muncar. Hampir keseluruhan masyarakat menggantungkan
kehidupannya dari kegiatan penangkapan ikan, pada tahun 2013 nelayan di Kecamatan Muncar mencapai 13.203 orang BPPI, 2015b. Adanya depresiasi
sumberdaya ikan lemuru menyebabkan beberapa nelayan melakukan strategi adaptasi dengan mencari pekerjaan tambahan. Hasil wawancara di lapang dari 30
responden nelayan perikanan tangkap terdapat 7 responden yang mencari pekerjaan tambahan selain menjadi nelayan perikanan tangkap. Beberapa
pekerjaan tambahan responden seperti mengusahakan perikanan budidaya, industi pengolahan dan perdagangan ikan. Namun, ada beberapa responden yang mencari
pekerjaan tambahan di luar sektor perikanan seperti pertanian dan berdagang. Pekerjaan tambahan di luar sektor perikanan membutuhkan keahlian khusus,
sehingga beberapa nelayan memilih untuk tidak bekerja di sektor lain. Pekerjaan tambahan selain nelayan menjadi pilihan strategi adaptasi yang di lakukan nelayan
di Kecamatan Muncar untuk tetap mempertahankan kesejahteraan mereka.
5.6.3 Adopsi Teknologi Modern
Alat tangkap yang dipakai nelayan di Kecamatan Muncar terbilang masih sangat tradisional. Pada tahun 1975 purse seine dengan dua kapal mulai masuk di
Kecamatan Muncar dan cukup menguras sumberdaya perikanan tangkap dengan kapasitas muatan kapal mencapai 10-15 tontrip. Krisis sumberdaya ikan yang
terjadi di Kecamatan Muncar membuat adaptasi mengadopsi teknologi modern sangat dibutuhkan oleh nelayan, seperti adanya alat tangkap ramah lingkungan,
alat pendeteksi ikan dan teknologi modern lainnya yang dapat membantu nelayan dalam melakukan aktivitas perikanan tangkap. Adapun alat tangkap ramah
lingkungan yang tengah diusulkan Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur, yaitu jaring millennium. Jaring ramah lingkungan dapat diberikan sebagai
pengganti alat tangkap nelayan, dimana bentuknya mirip Gilnet tapi berlapis operasionalnya statis yang memiliki panjang per pice-nya kurang lebih 140 meter
lebar 10 meter dengan ukuran mata jaring 4,5 inchi DKP, 2015.
5.6.4 Menanam Pohon MangroveBakau
Ekosistem mangrove memiliki fungsi yang sangat penting bagi perairan, sehingga penanaman mangrove sangat penting dilakukan. Terlebih saat adanya
depresiasi sumberdaya perikanan tangkap yang berasal dari penurunan produksi perikanan tangkap dan pencemaran perairan. Kecamatan Muncar yang memiliki
kelimpahan sumberdaya perikanan tangkapanya didukung dengan adanya keberadaan ekosistem mangrove. Pada tahun 2013 luasan hutan bakau di Perairan
Selat Bali sebesar 3.000 ha atau mengalami penurunan sebesar 60 dari luasan yang tercatat di tahun 2000 DKP, 2013b. Penurunan luasan ekosistem mangrove
sejalan dengan penurunan produksi perikanan tangkap di Kecamatan Muncar. Strategi adaptasi nelayan dengan menanam pohon mangrove sering dilakukan
oleh masyarakat tetapi hanya berada di kawasan tertentu dan tidak menyeluruh. Tahun 2015 pernah dilakukan penanaman mangrove sebanyak ± 2.000 bibit oleh
masyarakat yang di galang oleh Bank Central Asia BCA dan World Wildlife Fund WWF di Desa Wringin Putih Kecamatan Muncar.
6. HASIL DAN PEMBAHASAN
6.1 Produksi, Effort Aktual dan Terkoreksi Penangkapan Ikan Lemuru di
Kecamatan Muncar
Sumberdaya perikanan tangkap yang melimpah di Kecamatan Muncar adalah ikan lemuru, yaitu 80 dari total hasil tangkapan. Khususnya armada
dengan 2 kapal ukuran 20-30 GT dengan alat tangkap purse seine, hasil tangkapannya didominasi oleh ikan lemuru. Produksi ikan lemuru mengalami
fluktuasi dari tahun 2000-2014. Pada tahun 2000-2007, produksi ikan lemuru mengalami kenaikan, namun setelah tahun 2007 produksi ikan lemuru mengalami
penurunan drastis. Rata-rata produksi ikan lemuru yaitu sebesar 13.507,08 ton, dengan produksi tertinggi yaitu tahun 2007 sebesar 52.966 ton. Sedangkan
produksi ikan lemuru terendah yaitu terjadi pada tahun 2012 sebesar 2.205,10 ton. Tren produksi ikan lemuru dengan alat tangkap purse seine di Kecamatan Muncar
secara lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 13.
Sumber: BPPI diolah 2015d
Gambar 13 Grafik tren produksi ikan lemuru berdasarkan alat tangkap purse seine tahun 2000-2014 di Kecamatan Muncar
Effort penangkapan ikan lemuru di Kecamatan Muncar juga berfluktuasi, nilai rata-rata effort penangkapan ikan lemuru pada tahun 2000-2014 sebesar
12.355 trip. Jumlah trip atau effort terbanyak terjadi pada tahun 2007 yaitu 34.314 trip dan effort terendah terjadi pada tahun 2000 yaitu 3.148 trip. Perkembangan
effort penangkapan ikan lemuru aktual pada tahun 2000-2014 dapat dilihat pada Gambar 14.
10000 20000
30000 40000
50000 60000
2 2
1 2
2 2
3 2
4 2
5 2
6 2
7 2
8 2
9 2
1 2
1 1
2 1
2 2
1 3
2 1
4 P
ro d
u k
si to
n
Tahun
Sumber: BPPI diolah 2015d
Gambar 14 Grafik effort aktual penangkapan sumberdaya ikan lemuru dengan alat tangkap purse seine tahun 2000-2014 di Kecamatan Muncar
Effort dan produksi ikan lemuru tahun 2000-2014 di Kecamatan Muncar memiliki pergerakan yang sama, dimana saat produksi mengalami peningkatan,
effort penangkapan ikan lemuru juga mengalami peningkatan, dan begitu pula sebaliknya Lampiran 4. Effort penangkapan ikan lemuru mengalami kenaikan
dari 3.148 trip pada tahun 2000 menjadi 34.314 trip di tahun 2007, dan mengalami penurunan pada tahun 2014 yaitu sebesar 4.092 trip. Sama halnya dengan effort,
produksi ikan lemuru juga mengalami kenaikan produksi sebesar 3.451 ton di tahun 2000, menjadi 52.966 ton di tahun 2007. Namun, pada tahun 2014 produksi
ikan lemuru menjadi 7.227,5 ton. Secara lebih jelas, pergerakan effort dan produksi dapat dilihat pada Gambar 15.
Sumber: Hasil analisis data 2015
Gambar 15 Data produksi dan effort aktual perikanan lemuru dengan alat tangkap purse seine tahun 2000-2014 di Kecamatan Muncar
5.000 10.000
15.000 20.000
25.000 30.000
35.000 40.000
2 2
1 2
2 2
3 2
4 2
5 2
6 2
7 2
8 2
9 2
1 2
1 1
2 1
2 2
1 3
2 1
4 E
ffo rt
tr ip
Tahun Effort aktual trip
0,00 10.000,00
20.000,00 30.000,00
40.000,00 50.000,00
60.000,00
5.000 10.000
15.000 20.000
25.000 30.000
35.000 40.000
2 2
1 2
2 2
3 2
4 2
5 2
6 2
7 2
8 2
9 2
1 2
1 1
2 1
2 2
1 3
2 1
4 P
ro d
u k
si to
n
Effort aktual trip Produksi aktual ton
Tahun Eff
o rt
tr ip