5. Matriks keputusan, suatu matriks keputusan � yang berukuran x , berisi
elemen-elemen � yang merepesentasikan rating dari alternatif
� ; =1,β,γ,…, terhadap kriteria � ; =1,β,γ,…, . Multi-Criteria Decision Making MCDM merupakan alat analisis
kebijakan yang
menyangkut sumberdaya
alam. Pendekatan
MCDM mengakomodasi berbagai kriteria yang dihadapi namun relevan dalam mengambil
keputusan tanpa harus mengkonversi ke pengukuran moneter dan proses nominalisasi. Secara umum struktur MCDM disusun berdasarkan matriks seperti
Tabel 4 dibawah ini: Tabel 4 Matriks struktur MCDM
Alt Kriteria
C
1
C
2
C
3
.. C
n
W
1
W
2
W
3
.. W
n
A
1
a
11
a
12
a
13
.. a
1n
A
2
a
21
a
22
a
23
.. a
2n
A
3
a
31
a
32
a
33
.. a
3n
.. ..
.. ..
.. ..
.. ..
.. ..
.. ..
A
m
a
m1
a
m2
a
m3
.. a
mn
Sumber: Fauzi dan Anna 2001 dalam Rahadjo 2003 Keterangan:
A
i
i=1,β,γ,…m : alternatif pilihan yang ada
C
j
j=1,β,γ,…n : alternatif dengan bobot W
j
a
12
i=1 …m; j=1...n : pengukuran keragaan dari suatu alternatif A
i
berdasarkan kriteria C
Pendekatan dalam analisis MCDM yang digunakan sebagai fungsi agregasi dalam penelitian ini adalah Weighted Sum Model WSM atau metode
penjumlahan bobot sebagai alat analisis yang didasarkan pada keragaan fisik dan non-fisik. Fungsi agregasi WSM akan diperoleh nilai akhir dari setiap alternatif
keputusan, dimana besaran nilai akhir dari setiap alternatif keputusan teresebut dapat digunakan untuk menentukan alternatif rekomendasi kebijakan.
3.2 Kerangka Pemikiran Operasional
Sektor perikanan merupakan sektor yang sangat potensial bagi pembangunan suatu daerah, seperti halnya Kecamatan Muncar yang memiliki
nilai tangkapan produksi yang tinggi akan sumberdaya perikanannya. Namun, dengan berjalannya waktu, produksi perikanan tangkap di Kecamatan Muncar
mengalami penurunan. Hal ini disebabkan adanya tekanan dari lingkungan berupa pemanfaatan sumberdaya perikanan tangkap yang mengalami tangkapan berlebih,
serta adanya pencemaran yang berasal dari limbah buangan. Limbah buangan berasal dari limbah industri pengolahan ikan, limbah domestik, limbah kapal dan
limbah dari sektor pertanian yang ikut andil menyebabkan perubahan kualitas air laut di Perairan Muncar. Sehingga sumberdaya perikanan tangkap di Kecamatan
Muncar mengalami depresiasi. Hal ini secara langsung berdampak terhadap kegiatan perekonomian di Kecamatan Muncar, yaitu perekonomian daerah serta
kesejahteraan nelayan, khusunya nelayan perikanan tangkap sebagai pemanfaat langsung dari sumberdaya perikanan di Kecamatan Muncar.
Nelayan perikanan tangkap lemuru yang mendominasi di Kecamatan Muncar merupakan kelompok nelayan yang paling merasakan adanya perubahan
kesejahteraan mereka. Beberapa nelayan mengalami penurunan pendapatan, kerugian sampai pada kehilangan kapal dan jaring mereka, sehingga tidak bisa
melaut kembali. Hal ini dikarenakan tidak dapat menanggung biaya yang dikeluarkan, sementara penerimaan tidak ada karena sering berlayar namun tidak
mendapatkan ikan. Oleh karena itu, diperlukan penelitian penilaian depresiasi sumberdaya perikanan tangkap lemuru dan dampaknya terhadap kesejahteraan
nelayan di Kecamatan Muncar Kabupaten Banyuwangi. Penelitian ini dilakukan dengan mengestimasi depresiasi sumberdaya
ikan lemuru di Kecamatan Muncar, dengan menghitung nilai depresiasi sumberdaya ikan. Selain itu, dilakukan analisis dampak depresiasi sumberdaya
ikan lemuru terhadap kesejahteraan nelayan, dengan melakukan perhitungan surplus produsen. Hasil akhir dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan
alternatif rekomendasi kebijakan penanganan sumberdaya ikan lemuru dengan adanya depresiasi. Alternatif rekomendasi kebijakan terdiri dari dua bagian yaitu
identifikasi strategi adaptasi nelayan dan alternatif kebijakan lainnya untuk pemerintah. Selanjutnya, alternatif rekomendasi kebijakan penanganan depresiasi
sumberdaya ikan lemuru sebagai tindak lanjut dari adanya fenomena penuruan sumberdaya ikan lemuru di Kecamatan Muncar Kabupaten Banyuwangi. Secara
terinci, kerangka pemikiran operasional penelitian dapat dilihat pada Gambar 5.