Sumberdaya Ikan Pelagis Kecil: Ikan Lemuru
alat tangkap dan produktivitas nelayan lemuru di PPP Muncar, dengan menggunakan metode analis data produktivitas. Produktivitas yang dihitung
adalah produktivitas unit penangkapan ikan lemuru dan produktivitas nelayan. Unit penangkapan ikan yang digunakan yaitu purse seine, payang dan bagan.
Hasil penelitian tersebut produktivitas unit penangkapan ikan dengan menggunakan alat tangkap purse seine pada tahun 2006-2010 mengalami
penurunan, dengan rata-rata produktivitas purse seine yaitu 781,28 kgunithari. Produktivitas unit penangkapan payang di Kecamatan Muncar dari tahun 2006-
2010 mengalami fluktuasi dengan rata-rata produktivitas payang per trip yaitu 87,27 kgunithari. Sedangkan untuk produktivitas penangkapan ikan lemuru
dengan menggunakan alat tangkap bagan per trip mengalami penurunan dengan rata-rata produktivitas bagan per trip yaitu sebesar 10,93 kgunithari.
Produktivitas lemuru dengan alat tangkap purse seine mengalami penurunan dari tahun 2007-2008, dengan rata-rata produktivitas 187.508,19 kgunittahun.
Produktivitas ikan lemuru dengan payang per tahun mengalami kenaikan dan penurunan, namun rata-rata mengalami kenaikan. Rata-rata produktivitas payang
per tahun yaitu 27.230,53 kgunittahun. Penilaian terkait depresiasi sumberdaya perikanan, pernah dilakukan oleh
Bahtiar 2008 dalam disertasi yang berjudul Penilaian Depresiasi Sumberdaya Perikanan di Selat Madura Provinsi Jawa Timur. Tujuan dari penelitian tersebut
yaitu mengetahui seberapa besar pengaruh pencemaran dan aktivitas tangkapan terhadap jumlah stok ikan yang hasilnya akan digunakan sebagai rekomendasi
pengelolaan yang tepat. Metode yang digunakan yaitu bioekoneomi Gordon Schaefar, model algortima maple dan model interaksi pencemaran dan perikanan
model Anna. Penelitian ini melakukan estimasi nilai depresiasi sumberdaya ikan demersal di Selat Madura, dengan mengestimasi dalam kondisi base line dan
kondisi pencemaran BOD, COD dan TSS. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwasanya kondisi pencemaran dengan kandungan TSS paling mempengaruhi
terhadap depresiasi, yaitu meningkatkan depresiasi sebesar 2.959,83. Sementara peningkatan depresiasi pencemaran BOD dan COD meningkat sebesar 718,41
dan 2.532,56. Rekomendasi kebijakan yang disarankan yaitu pengaturan pemanfatan ikan dan perlunya kerjasama lintas sektor dalam pemanfaatan perairan
Selat Madura dari overfishing dan menjaga kelestarian sumberdaya dan lingkungan. Selain itu, perlunya kebijakan atau aturan antar sektor yang
terintegrasi dan perlunya tindakan tegas terhadap pelaku pencemaran untuk mencegah terjadinya pencemaran perairan.
Penelitian terkait depresiasi sumberdaya perikanan pernah dilakukan oleh Fauzi dan Suzy 2002, dalam jurnal pesisir dan lautan yang berjudul Penilaian
Depresiasi Sumberdaya Perikanan sebagai Bahan Pertimbangan Penentuan Kebijakan Pembangunan Perikanan. Penelitian ini menggunakan pengembangan
model akuntansi sumberdaya yang digunakan untuk menghitung depresiasi sumberdaya ikan. Penilaian depresiasi sumberdaya dihitung berdasarkan
keuntungan yang hilang serta perbedaan antara level pada tingkat keberlanjutan dan aktual, selain itu model yang digunakan yaitu model yang dikembangkan oleh
Collins, et. al. 1998 dan Grigalunas, et. al. 1998. Penilitian ini juga melakukan pengukuran dampak kesejahteraan dengan menghitung surplus konsumen. Hasil
dari penelitian ini dengan skenario depresiasi akibat pencemaran mengakibatkan penurunan tangkapan lestari antara 2-30 dengan rata-rata 21 selama kurun
periode 20 tahun. Sedangkan terhadap rente sumberdaya lestari berkisar 2-40 dengan rata-rata 23 untuk kurun waktu yang sama. Nilai depresiasi dengan
tanpa pencemaran mengalami depresiasi 7 tahun, namun dengan skenario pencemaran depresiasi terjadi dalam 10 tahun selama 20 tahun evaluasi.
Perubahan surplus konsumen kurang lebih sebesar Rp 20 miliartahun dan jika dihitung dengan adanya pencemaran setara dengan Rp 400 miliar dalam 20 tahun.
Penelitian mengenai dampak pencemaran pernah dilakukan oleh Setiyono dan Satmoko 2008a, dengan judul Dampak Pencemaran Lingkungan
akibat Limbah Industri Pengolahan ikan di Muncar studi kasus kawasan industri pengolahan ikan di Muncar-Banyuwangi. Hasil dari penelitian ini didapat adanya
69 perusahaan industri skala besar yaitu terdiri dari industri pengalengan ikan, tepung ikan, cold storage, minyak ikan dan lainnya dengan produksi 1.209
tonhari, dengan karyawan sekitar 4.979 orang. Industri kecilrumah tangga terdapat 40 industri yaitu terdiri industri tepung ikan dengan produksi 80 tonhari,
industri minyak ikan 23.400 lthari, industri pemindangan ikan 100 tonhari. Hasil survei diketahui bahwa potensi sumber limbah kegiatan industri pengolahan ikan