Karakteristik Responden Penilaian Depresiasi Sumberdaya Ikan Lemuru Dan Dampaknya Bagi Kesejahteraan Nelayan Sebagai Bahan Pertimbangan Rekomendasi Kebijakan Perikanan (Studi Kasus: Kecamatan Muncar Kabupaten Banyuwangi)

6.1.2 Estimasi Parameter Biologi

Estimasi parameter biologi menggunakan teknik estimasi yang dikembangkan oleh Walters-Hilborn atau metode WH. Adapun parameter biologi yang diduga adalah laju pertumbuhan alami r, koefisien kemampuan tangkap q dan daya dukung lingkungan K. Pendugaan parameter biologi tersebut menggunakan nilai CPUE pada waktu ke t U t , effort pada tahun ke t E t serta stok biomas , lihat pada lampiran 6. Perhitungan dengan menggunakan OLS sehingga didapat persamaan matematis dengan nilai α = 1,980γ6γ4γ1, = - 1,033770918 dan = - 0,0000798714 Lampiran 7. Sehingga, persamaannya menjadi: Y t = 1,980363431 - 1,033770918U t - 0,0000798714E t . Nilai-nilai tersebut dapat digunakan utuk menduga nilai r, q dan K secara lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13 Parameter biologi r, q dan K sumberdaya ikan lemuru terkoreksi Parameter Biologi Unit Nilai Laju pertumbuhan alami r per tahun 1,980363431 Koefisien kemampuan tangkap q 1unit upaya standar 0,0000799 Daya dukung lingkungan K ton per tahun 23.984,43 Sumber: Hasil analisis data 2015 Berdasarkan pada Tabel 13, rata-rata laju pertumbuhan biologi ikan lemuru sebesar 1,980363431 per tahun, untuk koefisien kemampuan alat tangkap purse seine dalam memproduksi ikan lemuru sebesar 0,0000799trip upaya standar. Sementara, daya dukung lingkungan Perairan Muncar mencapai 23.984,43 ton per tahunnya.

6.1.3 Estimasi Biaya dan Harga Riil

Pengukuran harga dan biaya pada perhitungan sumberdaya perikanan menggunakan harga dan biaya riil, yang dapat diperoleh dari persamaan 4.8 dan 4.9 untuk mengurangi pengaruh adanya inflasi yang terjadi. Pengukuran tersebut dilakukan dengan menyesuaikan harga dan biaya terhadap IHK, dalam penelitian ini menggunakan IHK ikan segar di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2000-2014. IHK yang digunakan menggunakan Tahun Dasar 2012 = 100, dengan alasan penyetaraan tahun dasar IHK dalam 15 tahun data IHK ikan segar. Biaya yang digunakan merupakan biaya penangkapan ikan lemuru dalam setahun yang terdiri biaya variabel dan biaya tetap. Biaya nominal yang di dapat merupakan rata-rata biaya hasil wawancara dari ke-30 responden, yang diasumsikan konstan setiap tahunnya. Rata-rata biaya riil dalam 15 tahun yaitu sebesar Rp 2.050.237.507,-. Secara lebih rinci, biaya riil sumberdaya perikanan lemuru dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14 Biaya riil penangkapan sumberdaya ikan lemuru tahun 2000-2014 di Kecamatan Muncar Tahun Biaya Nominal Rp IHK Biaya Rill Rp 2000 1.989.454.565 145,62 1.366.150.152 2001 1.989.454.565 156,99 1.267.284.483 2002 1.989.454.565 165,64 1.201.056.999 2003 1.989.454.565 163,11 1.219.680.789 2004 1.989.454.565 63,45 3.135.554.199 2005 1.989.454.565 74,89 2.656.411.216 2006 1.989.454.565 83,37 2.386.279.852 2007 1.989.454.565 87,66 2.269.446.008 2008 1.989.454.565 88,54 2.246.864.281 2009 1.989.454.565 84,94 2.342.069.262 2010 1.989.454.565 87,25 2.280.213.808 2011 1.989.454.565 91,65 2.170.774.937 2012 1.989.454.565 100,00 1.989.454.565 2013 1.989.454.565 110,32 1.803.374.942 2014 1.989.454.565 82,24 2.418.947.115 Rata-rata 2.050.237.507 Sumber: Hasil analisis data 2015 Keterangan: IHK Tahun Dasar 2012 =100 Harga nominal dari perikanan lemuru didapat dari data sekunder time series. Rata-rata harga riil sumberdaya ikan lemuru dengan penyesuaian terhadap IHK yaitu sebesar Rp 3.495.879,-. Harga riil sumberdaya perikanan tangkap lemuru dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15 Harga riil sumberdaya ikan lemuru tahun 2000-2014 di Kecamatan Muncar Tahun Harga Rpkg Harga Rpton IHK Harga Rill Rp 2000 2.100 2.100.000 145,62 1.442.061 2001 1.084 1.084.000 156,99 690.509 2002 1.158 1.158.000 165,64 699.098 2003 900 900.000 163,11 551.766 2004 983 983.000 63,45 1.549.294 2005 1.250 1.250.000 74,89 1.669.057 2006 1.900 1.900.000 83,37 2.278.982 2007 1.650 1.650.000 87,66 1.882.217 2008 2.417 2.417.000 88,54 2.729.729 2009 2.000 2.000.000 84,94 2.354.484 Tabel 15 Lanjutan Tahun Harga Rpkg Harga Rpton IHK Harga Rill Rp 2010 2.000 2.000.000 87,25 2.292.300 2011 7.977 7.977.000 91,65 8.704.030 2012 6.168 6.168.000 100,00 6.168.000 2013 9.512 9.512.000 110,32 8.622.314 2014 8.886 8.886.000 82,24 10.804.350 Rata-rata 3.495.879 Sumber: Hasil analisis data 2015 Keterangan: IHK Tahun Dasar 2012 =100

6.1.4 Estimasi Produksi Lestari terkoreksi

Depresiasi sumberdaya ikan lemuru dapat dilihat dengan membandingkan produksi terkoreksi dan produksi lestari. Produksi terkoreksi sumberdaya ikan lemuru di Kecamatan Muncar melebihi produksi lestari selama kurun waktu 3 tahun, yaitu tahun 2002, 2003 dan 2014. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 20. Sumber: Hasil analisis data 2015 Gambar 20 Grafik perbandingan produksi terkoreksi dan lestari sumberdaya ikan lemuru tahun 2000-2014 Berdasarkan Gambar 20, rata-rata produksi lestari perikanan tangkap lemuru di Kecamatan Muncar yaitu sebesar 15.585,53 ton dengan rata-rata produksi terkoreksi sebesar 7.331,46 ton. Produksi lestari tertinggi terjadi di tahun 2008 yaitu 30.170,98 ton, sedangkan produksi terkoreksi sebesar 11.722,46 ton. Produksi lestari terendah terjadi di tahun 2000 yaitu 5.264,87 ton, dengan produksi aktual 3.451 ton. Produksi terkoreksi yang melebihi produksi lestari menunjukkan adanya tangkapan lebih, dimana di Kecamatan Muncar terjadi dalam 3 tahun dengan selisih terbesar terjadi pada tahun 2003 dalam periode 0,00 5.000,00 10.000,00 15.000,00 20.000,00 25.000,00 30.000,00 35.000,00 P ro d u k si to n Tahun Produksi Terkoreksi ton Produksi Lestari ton 2000-2014. Produksi ikan lemuru tahun 2003 memiliki selisih yang paling besar yaitu tangkapan ikan berlebih sebesar 2.181,11 ton. Pengaruh pencemaran terhadap 10, 25 dan 50 pertumbuhan biomas sumberdaya ikan lemuru, menghasilkan koefisien pertumbuhan baru akibat interaksi pencemaran yang mempengaruhi produktivitas ikan lemuru Lampiran 8, 9 dan 10. Produksi lestari dengan memasukkan faktor pencemaran mengakibatkan penurunan tangkapan lestari. Asumsi pencemaran yang mempengaruhi pertumbuhan biomas sebesar 10 telah menurunkan produksi lestari sebesar 6,58 dengan rata-rata produksi lestari sebesar 14.560,20 ton. Asumsi pencemaran 25, menurunkan produksi lestari sumberdaya ikan lemuru sebesar 16,03 dengan rata-rata 13.087,88 ton. Sementara, asumsi pengaruh pencemaran 50 menurunkan produksi lestari sebesar 30,33, dengan rata-rata produksi lestari 10.859,11 ton. Produksi terkoreksi pada kondisi pencemaran 10, 25 dan 50 melebihi produksi lestari selama 3 tahun yaitu tahun 2002, 2003 dan 2014. Kondisi pencemaran 10, 25 dan 50 dengan tangkapan berlebih terbesar terjadi pada tahun 2003 yaitu sebesar 2.612,30 ton, 3.231,46 ton dan 4.168,75 ton. Produksi lestari sumberdaya ikan lemuru tanpa dan dengan pencemaran dapat dilihat pada Gambar 21. Sumber: Hasil analisis data 2015 Gambar 21 Grafik produksi terkoreksi dan produksi lestari sumberdaya ikan lemuru tanpa dan dengan pencemaran 10, 25 dan 50 0,00 5.000,00 10.000,00 15.000,00 20.000,00 25.000,00 30.000,00 35.000,00 2 2 1 2 2 2 3 2 4 2 5 2 6 2 7 2 8 2 9 2 1 2 1 1 2 1 2 2 1 3 2 1 4 P ro d u k si to n Tahun Produksi Terkoreksi Produksi Lestari PL 10 PL 25 PL 50