Sumberdaya Perikanan Tangkap Penilaian Depresiasi Sumberdaya Ikan Lemuru Dan Dampaknya Bagi Kesejahteraan Nelayan Sebagai Bahan Pertimbangan Rekomendasi Kebijakan Perikanan (Studi Kasus: Kecamatan Muncar Kabupaten Banyuwangi)

udang, sehingga secara tidak langsung kehidupan manusia tergantung pada keberadaan ekosistem mangrove Mulyadi, et. al., 2009. Menurut Indra 2010, beberapa teori menyatakan bahwa adanya hubungan yang positif antara ekosistem mangrove dan produksi perikanan tangkap. Pemikiran tersebut didasarkan pada fungsi hutan mangrove yang antara lain adalah sebagai daerah asuhan nursey ground, mencari makan feeding ground, pemijahan spawning ground berbagai biota perairan seperti ikan, udang dan kerang. Hasil penelitian menggunakan model Fozal yang diturunkan dari kurva yield-effort model logistik, yaitu dengan memasukkan variabel hutan mangrove pada daya dukung lingkungan carrying capacity. Data yang digunakan adalah data time series dari produksi pelagis kecil dan udang yang ditangkap. Hasil pengujian menunjukkan bahwa ada interaksi positif antara keberadaan hutan mangrove dengan produksi perikanan tangkap, khususnya pelagis kecil dan udang sebesar 27,21. Hal ini menunjukkan bahwa peran ekosistem mangrove cukup penting dalam menentukan tinggi rendahnya produksi perikanan tangkap. Mangrove juga memiliki fungsi fisik bagi pantai yaitu sebagai pelindung pantai dari hempasan ombak dan angin kencang, penahan abrasi, penampung air hujan sehingga mencegah banjir, dan penyerap limbah yang mencemari perairan. Mangrove yang tumbuh di ujung sungai besar berperan sebagai penampungan terakhir bagi limbah dari industri di perkotaan dan perkampungan hulu yang terbawa aliran sungai. Limbah padat dan cair yang terlarut dalam air sungai terbawa arus menuju muara sungai dan laut lepas. Area hutan mangrove akan menjadi daerah penumpukan limbah, terutama jika polutan yang masuk ke dalam lingkungan estuari melampaui kemampuan pemurnian alami oleh air. Mangrove alami berperan efektif dalam melindungi pantai dari tekanan alam dan erosi Mulyadi, et. al., 2009.

2.10 Penelitian Terdahulu

Penelitian terkait produktivitas perikanan lemuru di Muncar pernah dilakukan oleh Perdana 2012 dalam skripsi yang berjudul Produktivitas Perikanan Lemuru di Pelabuhan Perikanan Pantai PPP Muncar, Banyuwangi, Jawa Timur. Salah satu tujuan dari penelitian ini adalah menghitung produktivitas alat tangkap dan produktivitas nelayan lemuru di PPP Muncar, dengan menggunakan metode analis data produktivitas. Produktivitas yang dihitung adalah produktivitas unit penangkapan ikan lemuru dan produktivitas nelayan. Unit penangkapan ikan yang digunakan yaitu purse seine, payang dan bagan. Hasil penelitian tersebut produktivitas unit penangkapan ikan dengan menggunakan alat tangkap purse seine pada tahun 2006-2010 mengalami penurunan, dengan rata-rata produktivitas purse seine yaitu 781,28 kgunithari. Produktivitas unit penangkapan payang di Kecamatan Muncar dari tahun 2006- 2010 mengalami fluktuasi dengan rata-rata produktivitas payang per trip yaitu 87,27 kgunithari. Sedangkan untuk produktivitas penangkapan ikan lemuru dengan menggunakan alat tangkap bagan per trip mengalami penurunan dengan rata-rata produktivitas bagan per trip yaitu sebesar 10,93 kgunithari. Produktivitas lemuru dengan alat tangkap purse seine mengalami penurunan dari tahun 2007-2008, dengan rata-rata produktivitas 187.508,19 kgunittahun. Produktivitas ikan lemuru dengan payang per tahun mengalami kenaikan dan penurunan, namun rata-rata mengalami kenaikan. Rata-rata produktivitas payang per tahun yaitu 27.230,53 kgunittahun. Penilaian terkait depresiasi sumberdaya perikanan, pernah dilakukan oleh Bahtiar 2008 dalam disertasi yang berjudul Penilaian Depresiasi Sumberdaya Perikanan di Selat Madura Provinsi Jawa Timur. Tujuan dari penelitian tersebut yaitu mengetahui seberapa besar pengaruh pencemaran dan aktivitas tangkapan terhadap jumlah stok ikan yang hasilnya akan digunakan sebagai rekomendasi pengelolaan yang tepat. Metode yang digunakan yaitu bioekoneomi Gordon Schaefar, model algortima maple dan model interaksi pencemaran dan perikanan model Anna. Penelitian ini melakukan estimasi nilai depresiasi sumberdaya ikan demersal di Selat Madura, dengan mengestimasi dalam kondisi base line dan kondisi pencemaran BOD, COD dan TSS. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwasanya kondisi pencemaran dengan kandungan TSS paling mempengaruhi terhadap depresiasi, yaitu meningkatkan depresiasi sebesar 2.959,83. Sementara peningkatan depresiasi pencemaran BOD dan COD meningkat sebesar 718,41 dan 2.532,56. Rekomendasi kebijakan yang disarankan yaitu pengaturan pemanfatan ikan dan perlunya kerjasama lintas sektor dalam pemanfaatan perairan