Karakteristik Sosial Budaya Masyarakat Nelayan

3. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

3.1.1 Penilaian Depresiasi Sumberdaya Perikanan

Penilaian depresiasi sumberdaya sangat diperlukan terutama bagi negara yang memanfaatkan dan tergantung dari sumberdaya alam untuk pertumbuhan perekonomiannya. Hal tersebut sangat penting diperlukan dalam menentukan arahan kebijakan yang sering kali kurang tepat, terlebih dalam pengelolaan sumberdaya alam yang sesuai dan berkelanjutan. Masalah depresiasi sumberdaya perikanan sudah mulai menjadi perhatian, mengingat potensi kelautan dan perikanan di Indonesia sangat tinggi. Penurunan stok sumberdaya perikanan pada beberapa lingkungan pesisir mulai meningkat, faktor depresiasi tersebut yaitu adanya tekanan lingkungan berupa pencemaran dan tangkap lebih Fauzi dan Suzy, 2005. Penilaian depresiasi dalam Fauzi dan Suzy 2005, khususnya sumberdaya perikanan dilakukan dengan menggunakan pendekatan bioekonomi. Metode yang digunakan untuk menilai depresiasi sumberdaya perikanan adalah metode present value. Metode present value merupakan metode dimana seluruh rente yang akan dating dihitung di masa sekarang.

3.1.2 Konsep Surplus

Menurut Fauzi 2006, salah satu hal yang krusial dari ekonomi sumberdaya alam adalah bagaimana surplus dari sumberdaya dimanfaatkan secara optimal. Pada dasarnya konsep surplus menempatkan nilai moneter terhadap kesejahteraan dari masyarakat dari mengekstraksi dan mengkonsumsi sumberdaya alam. Surplus juga merupakan manfaat ekonomi yang tidak lain adalah selisih antara manfaat kotor gross benefit dan biaya yang dikeluarkan masyarakat untuk mengekstraksi sumberdaya alam. Surplus ekonomi yang dimaksud akan dibedakan ke dalam surplus konsumen, surplus produsen dan resource rent atau rente sumberdaya. Namun, dalam penelitian ini hanya terfokus pada surplus produsen. Surplus produsen tidak lain adalah pembayaran yang paling minimum yang bisa diterima oleh produsen dikurangi dengan biaya untuk memproduksi barang x. Surplus produsen dapat juga dianggap sebagai surplus yang biasa diperoleh oleh pemilik sumberdaya melebihi biaya pemanfaatannya. Lebih jelasnya pada Gambar 4. Sumber: Fauzi 2006 Gambar 4 Grafik surplus produsen

3.1.3 Konsep Multi-Criteria Decision Making MCDM

Multi-Criteria Decision Making MCDM adalah suatu metode pengambilan keputusan untuk menetapkan alternatif terbaik dari sejumlah alternatif berdasarkan beberapa kriteria tertentu. Kriteria biasanya berupa ukuran- ukuran atau aturan-aturan atau standar yang digunakan dalam pengambilan keputusan. Secara umum dapat dikatakan bahwa MCDM menyeleksi alternatif terbaik dari sejumlah alternatif Kusumadewi, et. al., 2006. Janko 2005 dalam Kusumadewi, et. al., 2006 menyebutkan terdapat beberapa fitur umum yang digunakan dalam MCDM, yaitu: 1. Alternatif, alternatif adalah obyek-obyek yang berbeda dan memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih oleh pengambil keputusan. 2. Atribut, atribut sering juga disebut sebagai kriteria keputusan. 3. Konflik antar kriteria, beberapa kriteria biasanya mempunyai konflik antara satu dengan yang lainnya, misalnya kriteria keuntungan akan mengalami konflik dengan kriteria biaya. 4. Bobot keputusan, bobot keputusan manunjukkan kepentingan relatif dari setiap kriteria, W = w 1 ,w 2 ,w 3 ,…,w n .