Alat Tangkap Purse Seine Dua Kapal

Selat Madura dari overfishing dan menjaga kelestarian sumberdaya dan lingkungan. Selain itu, perlunya kebijakan atau aturan antar sektor yang terintegrasi dan perlunya tindakan tegas terhadap pelaku pencemaran untuk mencegah terjadinya pencemaran perairan. Penelitian terkait depresiasi sumberdaya perikanan pernah dilakukan oleh Fauzi dan Suzy 2002, dalam jurnal pesisir dan lautan yang berjudul Penilaian Depresiasi Sumberdaya Perikanan sebagai Bahan Pertimbangan Penentuan Kebijakan Pembangunan Perikanan. Penelitian ini menggunakan pengembangan model akuntansi sumberdaya yang digunakan untuk menghitung depresiasi sumberdaya ikan. Penilaian depresiasi sumberdaya dihitung berdasarkan keuntungan yang hilang serta perbedaan antara level pada tingkat keberlanjutan dan aktual, selain itu model yang digunakan yaitu model yang dikembangkan oleh Collins, et. al. 1998 dan Grigalunas, et. al. 1998. Penilitian ini juga melakukan pengukuran dampak kesejahteraan dengan menghitung surplus konsumen. Hasil dari penelitian ini dengan skenario depresiasi akibat pencemaran mengakibatkan penurunan tangkapan lestari antara 2-30 dengan rata-rata 21 selama kurun periode 20 tahun. Sedangkan terhadap rente sumberdaya lestari berkisar 2-40 dengan rata-rata 23 untuk kurun waktu yang sama. Nilai depresiasi dengan tanpa pencemaran mengalami depresiasi 7 tahun, namun dengan skenario pencemaran depresiasi terjadi dalam 10 tahun selama 20 tahun evaluasi. Perubahan surplus konsumen kurang lebih sebesar Rp 20 miliartahun dan jika dihitung dengan adanya pencemaran setara dengan Rp 400 miliar dalam 20 tahun. Penelitian mengenai dampak pencemaran pernah dilakukan oleh Setiyono dan Satmoko 2008a, dengan judul Dampak Pencemaran Lingkungan akibat Limbah Industri Pengolahan ikan di Muncar studi kasus kawasan industri pengolahan ikan di Muncar-Banyuwangi. Hasil dari penelitian ini didapat adanya 69 perusahaan industri skala besar yaitu terdiri dari industri pengalengan ikan, tepung ikan, cold storage, minyak ikan dan lainnya dengan produksi 1.209 tonhari, dengan karyawan sekitar 4.979 orang. Industri kecilrumah tangga terdapat 40 industri yaitu terdiri industri tepung ikan dengan produksi 80 tonhari, industri minyak ikan 23.400 lthari, industri pemindangan ikan 100 tonhari. Hasil survei diketahui bahwa potensi sumber limbah kegiatan industri pengolahan ikan di Muncar mulai muncul sejak dari kegiatan pendaratan ikan, transportasi ikan, pencucian bahan baku, proses produksi, sampai sarana pengolahan limbah yang kurang berfungsi dengan baik. Total kebutuhan air bersih untuk kegiatan industri sebesar 17.833,2 m 3 hari dengan jumlah limbah cair mencapai 14.266 m 3 hari. Dampak dari pembuangan limbah antara lain: kualitas air permukaan dan air tanah, kehidupan biota liar, kondisi sosial ekonomi masyarakat, kesehatan, estetika lingkungan, udara dll. Secara ringkas penelitian terdahulu dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Matriks persamaan penelitian dengan penelitian terdahulu No. Nama Tahun Judul Keterangan 1. Tabah Wira Perdana 2012 Produktivitas perikanan lemuru di Pelabuhan Perikanan Pantai Muncar - Komoditas perikanan lemuru - Tempat penelitian di Muncar 2. Rizal Bahtiar 2008 Penilaian Depresiasi Sumberdaya Perikanan di Selat Madura Provinsi Jawa Timur - Penilaian depresiasi tanpa pencemaran dan dengan pencemaran - Fungsi produksi lestari Gompertz 3. Akhmad Fauzi dan Suzy Anna 2002 Penilaian depresiasi sumberdaya perikanan sebagai bahan pertimbangan penentuan kebijakan pembangunan perikanan - Metode present value, fungsi produksi lestari Gompertz - Nilai depresiasi tanpa dan dengan skenario pencemaran 4. Setiyono dan Satmoko Yudo 2008 Dampak pencemaran lingkungan akibat limbah industri pengolahan ikan di Muncar Studi Kasus Kawasan Industri Pengolahan Ikan di Muncar - Tempat penelitian di Muncar - Analisis dampak pencemaran lingkungan Keterbaruan penelitian yang akan dilakukan memiliki perbedaan dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Penelitian ini melihat adanya depresiasi sumberdaya perikanan yang terjadi di Kecamatan Muncar dengan produksi dominan yaitu ikan lemuru. Penilaian depresiasi yaitu terdiri dari penilaian depresiasi tanpa dan dengan adanya pencemaran, dilihat dari penurunan tangkapan lestari dan rente sumberdaya lestari. Penelitian ini juga menganalisis dampak ekonomi, yaitu penurunan kesejahteraan nelayan dengan menghitung surplus produsen yang hilang akibat adanya depresiasi. Selain itu, penelitian ini membahas bagaimana pola strategi