VII. SIMPULAN DAN SARAN
7.1 Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan pada penelitian, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1. Penurunan produksi rata-rata usahatani padi yang terjadi di Desa Ciasmara
sebesar 37 atau sebanyak 2 094 haMT. Sebanyak 55 petani mengalami konsekuensi penurunan berdasarkan konsekuensi dampak akibat
perubahan cuaca yaitu berada pada skala potensi gagal panen sedang, sedangkan sebanyak 57.5 petani merasakan cuaca berdasarkan perubahan
berada pada skala banyak perubahan. Berdasarkan perubahan dan konsekuensi yang diterima, maka sebanyak 52.5 petani menghadapi
tingkat risiko tinggi pada sumberdaya pertanian padinya.
2. Sebanyak 90 petani telah melakukan adaptasi terhadap perubahan cuaca,
sedangkan sisanya sebanyak 10 petani tidak melakukan jenis adaptasi apapun. Sebesar 72.5 atau sebanyak 29 orang petani memilih jenis
adaptasi berupa penambahan jenis pestisida, benih, maupun frekunsi
penyeprotan. 3.
Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi biaya adaptasi petani adalah lama menempuh pendidikan Pd, jumlah tanggungan keluarga Jt, Pengalaman
bertani Pb dan luas lahan yang diusahakan Luas. Terdapat dua variabel yang signifikan mempengaruhi biaya adaptasi, yaitu variabel pengalaman
bertani dan variabel luas lahan.
4. Penerimaan usahatani padi pada masa tanam ke dua tahun 2013 mengalami
penurunan sebanyak 35, akan tetapi terjadi peningkatan biaya total usahatani sebanyak 2.6. Penurunan pendapatan atas biaya tunai yang
terjadi sebesar Rp.7 154 956haMT dan selisih penurunan pendapatan atas biaya diperhitungkan sebesar Rp.6 967 257haMT.
7.2 Saran
1. Pemberian sosialisasi dan penyuluhan kepada petani dalam upaya meningkatkan pengetahuan atau informasi mengenai fenomena iklim dan
cuaca yang terjadi di Kecamatan Pamijahan melalui Sekolah Lapang Iklim SLI, agar petani dapat memilih dan menerapkan teknologi budidaya yang
sesuai dengan kondisi cuaca yang ada. 2.
Bentuk penyesuaian atau adaptasi yang perlu dilakukan pada tingkat risiko tinggi yang dihadapi sebagian besar petani adalah pengaturan tata air atau
pengaturan pengairan yang seimbang, disamping itu perlu menggunakan benih unggul varietas baru yang lebih tahan dengan perubahan cuaca
ekstrim. 3. Penguatan peranan kelompok tani dalam mengkoordinasikan penerapan
pola usahatani sehamparan serta pengelolaan dan pengaturan dalam pembagian air irigasi.
DAFTAR PUSTAKA
Amelia V. 2012. Dampak Pola Temporal Curah Hujan terhadap Aktivitas Pola Tanam dan Pendapatan Petani studi asus: Desa Pasirgaok, Kecamatan
Rancabungur, Kabupaten Bogor [Skripsi]. Bogor ID: Institut Pertanian Bogor.
Asikin Z. 2010. Analisis Dampak Perubahan Iklim terhadap Pendapatan Petani Padi di Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat [Skripsi]. Bogor ID:
Institut Pertanian Bogor. [BMKG] Badan Meteorologi dan Geofisika. 2014. Data Curah Hujan, Hari Hujan,
Suhu Udara Kabupaten Bogor Tahun 2004-2013. Bogor ID: BMKG. [BMKG] Badan Meteorologi dan Geofisika. 2014. Data Curah Hujan, Hari Hujan,
Suhu Udara Kecamatan Pamijahan Tahun 2004-2013. Bogor ID: BMKG. [BPS] Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor. 2013. Luas panen, Produktivitas,
dan Produksi padi di Kecamatan Pamijahan Tahun 2010-2012. Bogor ID: BPS.
[ DEPTAN] Departemen Pertanian. 2012. Kajian Risiko dan Adaptasi Terhadap Perubahan Iklim Pulau Lombok Nusa Tenggara Timur. Lombok ID:
DEPTAN. Desa Ciasmara. 2014. Peta Wilayah Desa Ciasmara Tahun 2013.
Desa Ciasmara. 2014. Profil Desa Ciasmara Tahun 2013. [DISPERTAN] Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat. 2013 .
Produksi Padi di Kabupaten Bogor Tahun 2009 – 2012. Bogor ID:
DISPERTAN. Firdaus M. 2004. Ekonometrika Suatu Pendekatan Aplikatif. Jakarta ID. PT
Bumi Aksara. Gintings et al. 2003. Anomali dan Perubahan Iklim sebagai Peluang
Meningkatkan Hasil Perikanan dan Ketahanan Pangan. Bogor ID. Perhimpunan Meteorologi Pertanian Indonesia PERHIMPI.
Guntoro S. 2011. Saatnya Menerapkan Pertanian Tekno-Ekologis Sebuah Model Pertanian Masa Depan untuk Menyikapi Perubahan Iklim. Jakarta ID.
PT AgroMedia Pustaka.