VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
6.1 Variabilitas Cuaca di Desa Ciasmara Kecamatan Pamijahan
Perubahan cuaca yang terjadi di Kecamatan Pamijahan dilihat dari nilai variasi masing-masing parameter cuaca selama periode 10 tahun terakhir..
Parameter cuaca yang dievaluasi adalah jumlah hari dan curah hujan karena parameter tersebut merupakan parameter yang pengaruhnya paling dirasakan oleh
petani, sedangkan parameter suhu udara menurut pendapat sebagian besar petani tidak banyak mempengaruhi aktivitas pertanian mereka. Berdasarkan nilai varian
dari masing-masing parameter menunjukkan bahwa pada tahun 2013 parameter curah hujan memiliki nilai variasi terbesar dibandingkan nilai variasi curah hujan
pada periode 10 tahun terakhir.
6.1.1 Jumlah Hari Hujan
Jumlah hari hujan merupakan jumlah hari turunnya hujan pada suatu wilayah. Berdasarkan data dari Stasiun Klimatologi BMKG Darmaga Bogor,
jumlah hari hujan setiap bulan di Kecamatan Pamijahan pada tahun 2004 hingga awal tahun 2014 mengalami perubahan yang fluktuatif. Tren perubahan hari hujan
akan mempengaruhi ketersediaan air irigasi pertanian. Perubahan hari hujan tahunan di Kecamatan Pamijahan selama 10 tahun terakhir dapat dilihat pada
Gambar 13 di bawah ini.
Sumber : Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Klimatologi Darmaga Bogor 2014
Gambar 13. Grafik Jumlah Hari Hujan Tahunan di Kecamatan Pamijahan Tahun 2004-2013
y = -9,5333x + 261,33 50
100 150
200 250
300
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 H
ar i
H u
jan
Hari Hujan total
Linear Hari Hujan total
Pada gambar grafik di atas menunjukkan perubahan hari hujan pada tahun 2004 hingga tahun 2013 mengalami tren jumlah hari yang menurun, akan tetapi
tingkat penurunannya lebih kecil dibandingkan dengan kenaikan yang terjadi pada kuantitas curah hujan yang ada.
6.1.2 Curah Hujan
Curah hujan merupakan ketinggian air hujan yang terkumpul dalam tempat yang datar, tidak menguap, tidak meresap, dan tidak mengalir. Jumlah
curah hujan di Kecamatan Pamijahan sangat tinggi dikarenakan letak geografis Kecamatan Pamijahan yang berada di dekat lereng Gunung Salak Kabupaten
Bogor. Jumlah curah hujan di Kecamatan Pamijahan cenderung mengalami frekuensi naik turun selama 10 tahun terakhir, akan tetapi pada tahun 2013 jumlah
curah hujan selama 10 tahun terakhir menunjukkan tren dengan grafik linier yang meningkat. Curah hujan pada Bulan Oktober sebanyak 1 237 mm merupakan
curah hujan terbesar selama 10 tahun terakhir.
Sumber : Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Klimatologi Darmaga Bogor 2014
Gambar 14. Grafik Jumlah Curah Hujan Tahunan di Kecamatan Pamijahan Tahun 2004-2013
Pada grafik di atas dapat dilihat tren peningkatan jumlah curah hujan selama 10 tahun terakhir. Pada tahun 2013 terjadi penurunan rata-rata jumlah curah hujan
dibandingkan pada tahun sebelumnya, akan tetapi nilai varian dari parameter cuaca tersebut menunjukkan nilai variasi terbesar selama 10 tahun terakhir yaitu
sebesar 95 151. Perkembangan curah hujan yang terjadi selama 10 tahun terakhir di Kecamatan Pamijahan dapat dapat dilihat pada
Lampiran 2.
y = 158,48x + 4192,1 1000
2000 3000
4000 5000
6000 7000
8000
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 C
u r
ah H
u jan
m m
Curah Hujan total
Linear Curah Hujan total
6.2 Dampak Variabilitas Cuaca terhadap Tingkat Risiko Kegagalan
Pertanian Padi Variabilitas cuaca dilihat dari besarnya nilai varian beberapa parameter
cuaca. Parameter cuaca yang pengaruhnya paling dirasakan oleh petani adalah parameter curah hujan. Nilai varian curah hujan pada tahun 2013 menunjukkan
bahwa pada tahun tersebut kuantitas hujan bulanan yang terjadi memiliki jumlah variasi terbesar dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Tingginya nilai
variasi yang ada menggambarkan bahwa terjadi penyimpangan atau anomali cuaca.
Perubahan cuaca yang terjadi di Desa Ciasmara mengakibatkan dampak negatif pada hasil produksi padi sawah.Terjadi penurunan tingkat produksi padi
pada masa tanam kedua di tahun 2013. Penurunan tersebut secara tidak langsung dikarenakan pada masa tanam padi terjadi peningkatan kuantitas hujan pada
malam hari, sehingga kondisi area persawahan menjadi lembab dan beberapa area lainnya tergenang air banjir. Kejadian tersebut menyebabkan peningkatan
serangan organisme pengganggu tanaman seperti hama ganjur, kungkang dan juga tikus yang tingkat ancamannya lebih besar pada kondisi persawahan yang becek
dan lembab. Pada kondisi cuaca dengan curah hujan yang ekstrim penyakit pada tanaman padi juga lebih banyak menyerang pada saat masa tanam menjelang padi
akan berisi, seperti penyakit busuk leher atau blas yang menyebabkan penurunan signifikan pada produksi padi. Perubahan rata-rata hasil produksi dan
produktivitas pada MT II di Bulan Agustus pada tahun 2012 dan 2013 dapat dilihat pada Tabel 14 di bawah ini
.
Tabel 14. Rata-Rata Hasil Produksi dan Produktivitas Padi Sawah di Desa Ciasmara per Masa Tanam Bulan Agustus MT II
Tahun Produksi
ton luas panen
ha Produktivitas
tonha 2012
1.629 0.29
5.518 2013
1.048 0.29
3.550
Sumber : Data Primer diolah
Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa pada tahun 2012 dengan luasan lahan panen seluas 2 900 m
2
atau 0.29 ha, rata-rata hasil produksi padi petani mencapai 1.629 ton atau 1 629 kg GKP Gabah Kering Panen.
Pada tahun 2013, dengan luas lahan yang sama produksi padi di Desa Ciasmara hanya mencapai 1.048 ton GKP dengan produktivitas sebanyak 3.550
ton per hektar. Terjadi penurunan tingkat produksi padi sebesar 37 atau sebanyak 2.904 ton per hektar.
Penilaian terhadap perubahan cuaca yang dirasakan oleh petani dapat dilihat pada Gambar 15 di bawah ini. Penilaian perubahan cuaca berdasarkan lima
skala penilaian yaitu cuaca dianggap tidak ada perubahan, cuaca terjadi sedikit perubahan, cuaca mengalami perubahan sedang, cuaca banyak mengalami
perubahan dan penilaian perubahan cuaca sangat ekstrim. Sebagian besar petani menilai cuaca di Desa Ciasmara banyak mengalami perubahan, dimana hal
tersebut menunjukkan probabilitas ancaman bahaya yang tinggi. Penilaian masing-masing petani berbeda berdasarkan tingkat pemahaman dan pengetahuan
terhadap cuaca yang terjadi di wilayahnya. Pemahaman tersebut juga dipengaruhi oleh faktor usia dan lamanya menempuh pendidikan masing-masing petani.
Sumber: Data Primer diolah
Gambar 15. Grafik Persentase Persepsi Petani terhadap Perubahan Cuaca di Desa Ciasmara
Gambar di atas menunjukkan bahwa perubahan cuaca yang terjadi berada pada tingkat perubahan sedang dengan persentase persepsi sebesar 17.5, hal
tersebut ditunjukkan dari persepsi 7 orang petani yang menyatakan bahwa cuaca mengalami perubahan, akan tetapi pada taraf yang masih dinggap normal atau
perubahan yang sedang, dimana probabilitas kejadian ancaman bahaya yang ada berada pada tingkat sedang.
17,5 57,5
25 10
20 30
40 50
60 70
Tidak ada perubahan
Sedikit perubahan
Perubahan sedang
Banyak perubahan
Perubahan sangat
ekstrem Jumlah
Perubahan cuaca berada pada tingkat banyak perubahan dengan persentase persepsi sebesar 57.5, hal tersebut ditunjukkan dari persepsi 23 orang petani
yang menyatakan bahwa cuaca yang terjadi sekarang dibandingkan dengan cuaca pada beberapa tahun terakhir banyak mengalami perubahan, sehingga dari
penilaian tersebut terdapat probabilitas kejadian ancaman bahaya yang tinggi. Perubahan cuaca berada pada tingkat perubahan sangat ekstrim dengan persentase
persepsi sebesar 25, hal tersebut ditunjukkan dari persepsi 10 orang petani yang menyatakan bahwa cuaca yang ada mengalami banyak perubahan dan terjadi
penyimpangan-penyimpangan pada beberapa parameter cuaca atau perubahan yang terjadi sangat ekstrim, akibatnya probabilitas kejadian ancaman bahaya yang
akan dihadapi sangat tinggi. Perubahan cuaca di Desa Ciasmara menimbulkan beberapa tingkatan
konsekuensi dampak yang terjadi pada hasil panen padi petani. Tingkat Konsekuensi yang diterima petani dinilai dengan lima skala penilaian potensi
gagal panen yaitu tidak potensi gagal panen, potensi gagal panen rendah, potensi gagal panen sedang, potensi gagal panen tinggi, dan potensi gagal panen sangat
tinggi. Konsekuensi penilaian dilihat dari seberapa besar dampak negatif yang dialami oleh petani yaitu tingkat penurunan hasil panen padi pada saat perubahan
cuaca itu terjadi. Persentase konsekuensi dampak perubahan cuaca terhadap hasil panen padi petani di Desa Ciasmara dapat dilihat pada Gambar 16 di bawah
ini .
Sumber: Data Primer diolah
Gambar 16. Grafik Persentase Konsekuensi Dampak Perubahan Cuaca terhadap Hasil Panen Padi Petani di Desa Ciasmara
5 22,5
55 17,5
10 20
30 40
50 60
Tidak potensi gagal panen
Potensi gagal panen rendah
Potensi gagal panen sedang
Potensi gagal panen tinggi
Potensi gagal panen sangat
tinggi
Jumlah