Quantitative Strategic Planing Matrix QSPM

multi kompetensi dan berakibat banyaknya sumber daya yang dibutuhkan. Dalam melakukan efektifitas dan efisiensi litbang dapat melakukan kerja sama dengan pihak ke tiga seperti Perguruan Tinggi. Karakter produk yang variatif menuntut kemampuan litbang yang memiliki multi kompetensi. Hal ini hanya dimiliki lembaga penelitian atau perguruan tinggi.

4.6. Quantitative Strategic Planing Matrix QSPM

Berdasarkan hasil analisis SWOT, terdapat beberapa alternatif strategi yang dapat dikembangkan perusahan dalam mencapai tujuan perusahaan. Alternatif strategi tersebut adalah sebagai berikut : Strategi SO : - S2, S4 – O2, O3, O4 : alternatif strategi yang dapat dilakukan adalah strategi fokus, pengembangan produk, dan differensiasi - S2, S4 – O1, O3, O5 : alternatif strategi yang dapat dilakukan adalah pengembangan pasar dan penetrasi pasar Strategi WO : - W1, W2, W3, W4, W5 – O1, O2, O3, O4, O5 : alternatif strategi yang dapat dilakukan adalah re-strukturisasi dan rekayasa ulang - W1, W4 – O3, O5 : alternatif strategi yang dapat dilakukan adalah integrasi vertikal Strategi ST: - S2, S4 – T2, T4: alternatif strategi yang dapat dilakukan adalah peningkatan produk dan diversifikasi - S2, S4 – T1, T3, T4, T5: alternatif strategi yang dapat dilakukan adalah integrasi vertikal Strategi WT: - W1, W2, W3, W4, W5 – T1, T2, T3, T4: alternatif strategi yang dapat dilakukan adalah re-strukturisasi dan rekayasa ulang - W1, W3, W4 – T1, T2, T3, T4, T5: alternatif strategi yang dapat dilakukan adalah integrasi vertikal - W1, W4 –T2, T4, T5: alternatif strategi yang dapat dilakukan adalah peningkatan produk dan diversifikasi Dari alternatif-alternatif strategi tersebut diatas, dapat disusun klasifikasi strategi berdasarkan hasil pencocokan sebagai berikut : Strategi A. Pengembangan Produk dan Differensiasi Strategi B. Penetrasi Pasar dan Pengembangan Pasar Strategi C. Restrukturisasi dan Rekayasa ulang Strategi D. Integrasi Vertikal Strategi E. Peningkatan Produk dan Diversifikasi Hasil Analisis dengan menggunakan matrik QSPM, menunjukan bahwa strategi yang menjadi prioritas pertama dalam pengembangannya adalah Strategi C yaitu Re-srukturisasi dan Rekayasa ulang dengan nilai STAS 6.135. Strategi ini adalah strategi dalam melakukan perubahan struktur perusahaan dengan menyesuaikan kondisi saat ini dengan kebutuhan perusahaan dalam pengembangan perusahaan. Penyusunan struktur perusahaan menjadi landasan utama dalam melakukan strategi lainnya. Perlu dilakukan perubahan struktur yang dapat menjawab tantangan ekternal. Struktur yang dapat mewakili divisi-divisi yang berada di lokasi produksi, SDM yang memadai baik dalam proses produksi, pengendalian operasi dan mencakup fungsi manajerial, fungsi administrasi dan keuangan, fungsi litbang dan perencanaan, fungsi produksi, fungsi pemasaran serta distribusi. Dengan struktur demikian perusahaan dapat melakukan strategi- strategi pengembangan produk, penetrasi pasar dan juga strategi lainnya dengan optimal. Dengan demikian maka akan meningkatkan daya saing perusahaan untuk menghadapi persaingan dengan perusahaan sejenis. Restrukturisasi harus disertai dengan rekayasa ulang yaitu analisa fungsi dan tugas untuk masing-masing bagian dalam struktur. Analisis ini diperuntukan agar pekerjaan dapat efektif dan efisien. Re-konfigurasi atau re-design pekerjaan, tugas dan proses dengan tujuan meningkatkan efisiensi biaya, peningkatan mutu, layanan dan kecepatan. Tenaga manajerial berfungsi melakukan koordinasi antar unit, perencanaan, pengendalian dan juga membangun kerja sama dengan pihak lain, Tenaga pemasaran diperlukan untuk memanfaatkan keberadaan lokasi perusahaan di sekitar pasar dari produk yang dihasilkan, litbang berfungsi untuk menganalisis produk yang dapat bersaing di pasaran. Tenaga produksi bertanggung jawab terhadap proses produksi sesuai rekomendasi dari litbang dan juga termasuk pengadaan dan pemeliharaan sarana. Prioritas selanjutnya adalah strategi A, pengembangan produk dan differensiasi. Strategi ini memiliki STAS sebesar 5.999. Strategi ini menjadi strategi lanjutan setelah penetapan struktur dan rekayasa ulang. Strategi ini berperan dalam menganalisis produk dan mengembangkan produk potensial. Strategi dilakukan dengan mengembangkan produk unggulan daerah melalui kajian terhadap karakteristik produk, ketersediaan bahan baku, ketersediaan tenaga kerja, kemampuan produksi, ketersediaan sarana dan prasarana, teknologi produksi, kesesuaian dan kemampuan penyerapan pasar. Produk yang dihasilkan haruslah memiliki ciri khas sendiri baik rasa, warna, bentuk, fungsi produk, kemasan, dan karakteristik asal produk sebagai keunggulan dari perusahaan- perusahaan sejenis yang menjadi pesaing dalam pengembangan usaha. Dukungan pengadaan sarana, prasarana dan juga teknologi produksi yang tepat dalam mengembangkan produk perlu dilakukan dengan teliti. Peran litbang dalam hal ini menjadi sangat penting. Kemampuan litbang dalam melakukan analisis menjadikan salah satu penentu dalam keberhasilan dalam pencapaian tujuan. Prioritas Ketiga adalah strategi B, penetrasi pasar dan pengembangan pasar. Nilai STAS Strategi ini adalah 5.827. Strategi ini dapat diartikan bahwa penetrasi pasar dan juga pengembangan pasar dilakukan setelah pengembangan produk dilakukan. Penetrasi pasar dilakukan dengan melakukan promosi yang lebih intensif dan lebih gencar. Media promosi ridak hanya menggunakan media cetak akan tetapi juga menggunakan media elektronik dan juga e-commerce. Dalam prakteknya dapat memanfaatkan jasa layanan pengembangan e-commerce. Promosi juga mengutamakan differensiasi dari keunggulan produk-produk yang dikembangkan. Selanjutnya pengembangan pasar. Penetapan segmen, target dan posisi produk menjadi dasar dalam pengembangan pasar. Survey pasar dilakukan untuk mendapatkan informasi dalam melakukan Segmenting, Targeting dan Positioning STP dan juga promosi. Prioritas ke empat yaitu strategi D, Integrasi vertikal. Nilai STAS 5.729. Strategi ini dilakukan dengan membangun rantai pasok dan kerja sama dengan mitra dengan tujuan meningkatkan daya saing perusahaan dan juga mengurangi risiko ketidakpastian atas bahan baku dan pasar. Adanya kemampuan dalam mengontrol pasokan barang, sistem distribusi dan pemasaran menjadikan keunggulan perusahaan dan juga efektifitas waktu dan efisinsi biaya. Intergasi dilakukan dengan membangun kerja sama dengan mitra-mitra potensial yang pada akhirnya akan membetuk rantai pasok produk. Strategi ini dapat mengurangi tantangan perusahan dalam penerimaan konsumen, persaingan dengan perusahaan pesaing, Prioritas terakhir adalah strategi E, Peningkatan Produk dan Diversifikasi dengan nilai STAS 5.727. Peningkatan produk dinilai perlu dilakukan dengan melakukan perbaikan dan peningkatan mutu produk. Selain itu juga analisis harga dan juga sistem pendistribusian perlu dievaluasi dalam rangka meningkatkan daya saing produk dan juga perusahaan. Tujuan dari strategi ini adalah meningkatkan daya saing produk. Dengan meningkatnya daya saing produk maka diasumsikan akan meningkatkan permintaan pasar dan juga volume penjualan. Diversifikasi konsentrik adalah pengembangan produk yang berkaitan dengan produk yang dikembangkan sebelumnya. Strategi ini ditujukan untuk penambahan peningkatan omset pasar dengan menambah jenis produk yang dipasarkan. Dengan melakukan diversifikasi maka peluang untuk mengembangkan rantai pasok baru akan memberikan kesempatan baru bagi masyarakat untuk mengembangkan usaha. Dengan demikian dampak sosial akan semakin bertambah. Selain itu juga peluang peningkatan prospek ke depan akan semakin baik dan semakin besar.

4.7. Implikasi Manajerial