d. Perusahaan pesaing
Lembaga atau perusahaan yang mengembangkan pola usaha berbasiskan kewirausahaan sosial saat ini cukup banyak. Lembaga atau perusahaan yang
concern dengan pengembangan industri kecil dengan terlibat langsung dalam proses pengembangan usaha bersama masyarakat menjadi salah satu trend
dalam menumbuhkan industri kecil sekaligus menunjukan kepedulian sosial perusahaan. Lembaga seperti Dompet Duafa, Pekerti, Healthy Choice,
Perbankan, Perguruan Tinggi, Javara, Martha Tilaar, Madu Nusantara dan banyak lembaga atau perusahaan lainnya.
Pasar yang relatif sama seperti produk-produk herbal dan organik yang juga dihasilkan oleh perusahaan atau lembaga lain menjadikan PT BSK
haruslah meningkatkan daya saing perusahaan. Terlebih dengan lembaga atau perusahaan yang telah lama eksis seperti Pekerti, Dompet Duafa, Javara dan
juga lembaga – lembaga pendidikan yang memiliki tim ahli dalam internal
mereka serta perbankan yang memiliki jaminan pendanaan usaha.
e. Kontinuitas Bahan Baku
Pada umumnya produk yang dihasilkan menggunakan bahan baku dari sektor pertanian. Karakter produk pertanian salah satunya memiliki
ketergantungan kepada musim. Oleh karenanya hal ini bisa menjadi ancaman bagi perusahaan jika tidak disediakan alternatif-alternatif cadangan bahan
baku jika terjadi kelangkaan. Dalam sistem pemasaran, apalagi jika pemasaran dalam bentuk kerja sama, ketersediaan produk harus selalu ada sesuai dengan
kontrak kerja. Pada saat perusahaan tidak dapat memenuhi kontrak kerja maka akan berdampak kepada penalti atau pembatalan kontrak dan berdampak
kepada kerugian perusahaan.
4.4. Matriks Internal Eksternal IE
Berdasarkan analisis matrik IE bahwa pengembangan Kewirausahaan Sosial berada pada kuadran 5. Hal ini berarti bahwa perusahaan dalam posisi dipelihara
dan dipertahankan. Untuk faktor-faktor yang dinilai telah menjadi kekuatan selayaknya untuk dipelihara dan dipertahankan dikarenakan hal tersebut sangat
berpengaruh terhadap eksistensi usaha. Adanya visi, misi, konsep, semangat dan anggaran menjadi modal yang besar dalam pengembangan usaha. Jika faktor ini
menurun maka akan menggeser posisi perusahan ke kuadran dibawahnya dan artinya perusahaan akan dalam posisi divestasi atau bangkrut. Posisi perusahaan
dapat dilihat pada Gambar 8.
Untuk menggeser posisi perusahaan ke kuadran 1 yaitu pada posisi tumbuh dan bina maka diperlukan upaya-upaya meningkatkan kelemahan menjadi
kekuatan dan meminimalisir ancaman dari luar serta memanfaatkan peluang semaksimal mungkin. Secara umum untuk menghadapi posisi tersebut strategi
yang umum dilakukan adalah melakukan Product Development dan Market Penetration David, 2004.
4.5. SWOT
Analisis SWOT dilakukan dengan melakukan pencocokan antara kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman perusahaan. Hasil analisis SWOT dapat dilihat
pada Gambar 9.
Gambar 8. Matrik Internal Eksternal 4.5.1.
Strategi SO Strengths Opportunities
Strategi SO adalah strategi mengoptimalkan kekuatan dengan memanfaatkan semaksimal mungkin peluang yang ada. Kekuatan yang dimiliki adalah spririt
perusahaan, anggaran, visi perusahaan, misi perusahaan dan konsep kewirausahaan sosial sementara peluang yang ada adalah prospek pengembangan
kewirausahaan sosial, nilai produk, mitra kerja, sarana produksi serta jaringan pasar.
S2,4 – O2,3,4 : Fokus, Product Development Differensiasi
Strategi SO adalah strategi dalam mengoptimalkan kekuatan dan peluang yang dimiliki perusahaan. Kekuatan finansial dan misi perusahan menjadikan
arah yang tegas dalam pengembangan kegiatan. Peluang yang dapat dioptimalkan adalah nilai produk, mitra kerja dan sarana produksi.
Mitra kerja yang dimiliki oleh PT BSK dari program pemberdayaan yang dilakukan di berbagai wilayah menghasilkan kelompok-kelompok maupun
individu yang memiliki usaha produktif sesuai karakteristik daerahnya. Seperti halnya kelompok-kelompok di Halmahera dominan dengan produk olahan
berbahan dasar sagu, Kalimantan Timur dominan dengan bahan dasar Pisang Kepok dan Rumput Laut, Klaten dominan dengan produk dan olahan berbahan
dasar beras rojolele dan juga batik dan lurik, Banten dengan Madu Baduy, Bandung dengan singkong dll. Kondisi ini menjadikan peluang besar bagi PT
BSK, karena tidak semua perusahaan sejenis memiliki potensi yang sama. Untuk itu perlu dimanfaatkan sebaik mungkin peluang tersebut salah satunya
adalah dengan mengoptimalkan anggaran dalam memilih, menetapkan dan mengembangkan produk-produk unggulan dari daerah yang dinilai potensial.
Artinya dalam pengembangkan difokuskan kepada produk-produk potensial di daerah.
Strategi product development dapat dilakukan dengan mengembangkan produk unggulan daerah melalui kajian terhadap karakteristik produk,
ketersediaan bahan baku, ketersediaan tenaga kerja, kemampuan produksi, ketersediaan sarana dan prasarana, teknologi produksi, kesesuaian dan
kemampuan penyerapan pasar. Selanjutnya Jika dinilai layak, perlu juga dipersiapkan supply chain dari produk tersebut mulai dari hulu hingga hilir.
Dalam pengembangan produk juga perlu dipertimbangkan kebutuhan pasar berdasarkan segmentasi, target pasar dan positioning produk di pasaran.
Strategi differensiasi dapat dilakukan dengan menonjolkan ke khas-an produk. Hal tersebut dijadikan keunggulan dalam persaingan pasar. Hal
tersebut dapat dilakukan dengan melakukan promosi-promosi melalui media cetak seperti leaflet, brosur ataupun banner dan juga menggunakan media
elektronik. Selain itu juga dapat dilakukan melaui pameran dan workshop. Media workshop dapat menjadi media yang paling cepat dalam mempengaruhi
pemikiran konsumen. Nilai lebih dari produk yang dimiliki akan lebih cepat di terima oleh konsumen.
S2,4 – O1,3,5 : Penetrasi Pasar dan Pengembangan Pasar
Penetrasi pasar dilakukan kepada pasar yang selama ini telah terjalin dengan PT. Bina Swadaya Konsultan. Jaringan yang selama ini telah menjadi
jariangan pasar diantaranya jaringan internal seperti PT. Trubus Swadaya
Internal
Eksternal
Strengths S Weaknesses W
1. Spirit perusahaan
2. Anggaran
3. Visi perusahaan
4. Misi perusahaan
5. Konsep
kewirausahaan sosial 1.
Kebijakan perusahaan 2.
Struktur perusahaan 3.
Alokasi dan Mutu SDM 4.
Pengendalian 5.
Alat Ukur Dampak Sosial
O pp
or tun
it ies
O
1. Prospek
pengembangan kewirausahaan
sosial 2.
Nilai Produk 3.
Mitra kerja 4.
Sarana Produksi 5.
Jaringan Pasar
Strategi SO
1. Fokus,
Pengembangan Produk
Differensiasi S2,4 –
O2, 3, 4 2.
Pengembangan Pasar Penetrasi Pasar
S2,4 – O1, 3, 5
Strategi WO
1. Re-strukturisasi
Rekayasa Ulang
W1,2,3,4,5 – O1,2, 3,
4, 5 2.
Integrasi Vertikal W1, 4
– O 3,5
T hreat
s T
1. Lokasi Perusahaan
2. Penerimaan
Konsumen 3.
Produk pesaing 4.
Perusahaan
Pesaing
5. Kontinuitas Bahan
Baku Strategi ST
1. Peningkatan Produk
Diversifikasi S2, 4
– T 2, 4 2.
Integrasi Vertikal
S2,4 – T1, 3, 4, 5
Strategi WT
1. Re-strukturisasi
Rekayasa Ulang
W1,2,3,4,5 – T 1, 2, 3,
4 2.
Integrasi vertikal W1, 3, 4
– T 1,2, 3, 4, 5 3.
Peningkatan Produk Diversifikasi W1, 4
– T 2, 4, 5
Gambar 9. Matriks SWOT
penerbitan majalah Trubus, PT. Penebar Swadaya penerbitan buku pertanian, PT. Trubus Agrisarana Surabaya toko sarana produksi pertanian
dan penerbitan buku pertanian, PT. Puspa Swara penerbitan buku umum dan PT. Niaga Swadaya pemasaran buku dan majalah dan juga jaringan
eksternal yayasan seperti Javara, Healthy Choice, Patanjala, MSI serta lainnya, dapat dioptimalkan dengan melakukan promosi yang lebih gencar
dengan tujuan meningkatkan volume penjualan ataupun membuka market baru untuk produk baru.
Pengembangan pasar ditujukan untuk perluasan pasar dari yang telah ada. Jakarta dan Yogja sebagai salah satu pusat perekonomian dan perdagangan
tentunya memiliki banyak pelaku pasar. Hal ini perlu dimanfaatkan dengan maksimal agar terjadi peningkatan volume penjualan maupun peluang untuk
produk baru. Pengembangan pasar dapat dilakukan dengan melakukan identifikasi dahulu baik melalui data sekunder, survey pasar dan analisis pasar,
selanjutnya melakukan promosi dan negosiasi kerja sama.
Menurut Ibrahim 2009, Faktor utama yang perlu dinilai dalam aspek pasar dan pemasaran adalah :
a. Jumlah permintaan produk di masa lalu dan masa kini serta kecenderungan
permintaan di masa yang akan dating b.
Berdasarkan pada angka proyeksi, berapa besar kemungkinan market potensial yang tersedia di masa yang akan datang
c. Berapa besar market share yang direncanakan berdasarkan pada rencana
produksi d.
Faktor-faktor apa saja yang mungkin mempengaruhi permintaan di masa yang akan datang
e. Strategi apa saja yang perlu dilakukan dalam meraih market share yang
telah direncanakan. Untuk melakukan penetrasi pasar dan juga pengembangan pasar perlu juga
dilakukan segmenting, targeting dan positioning. Segmenting adalah upaya untuk mengelompokan pasar dalam karakteristik produk yang homogen.
Seperti halnya untuk produk-produk organik ditetapkan segmen pasar atau konsumen kelas menengah ke atas yang memiliki kecenderungan keperdulian
terhadap hidup sehat lebih tinggi. Targeting adalah upaya memilih dan menentukan target pasar yang akan dimasuki perusahaan dalam memasarkan
produk-produk yang telah disegmentasikan. Dalam kasus produk organik dapat ditargetkan market modern ataupun pameran-pameran yang dinilai akan
dihadiri oleh banyak pengunjung yang peduli kesehatan. Positioning adalah upaya mengambil peluang pasar berdasarkan kondisi-kondisi pesaing yang
ada sehingga memberikan peluang market yang lebih baik untuk produk- produk yang telah di segmentasi. Dalam kasus produk organik dapat
ditetapkan positioning produk pada pemenuhan kebutuhan pangan organik yang lebih mengutamakan kesehatan.
Beberapa peluang market diantaranya adalah perusahaan –perusahaan retail
seperti Indomart, Alfamart, toko-toko yang terdapat di mall dan apartemen dapat dijadikan sasaran dalam mengembangkan pasar. Selain itu perusahaan
– perusahaan besar juga seperti PT ABC, PT Indofood Sukses Makmur, PT
Wicaksana dan lainnya, bisa menjadi target pengembangan pasar bahkan perusahan perusahaan eksportir bisa menjadi target pengembangan market,
salah satunya adalah dengan selalu terlibat dalam kegiatan GPEI Gabungan Perusahaan Eksportir Indonesia.
4.5.2. Strategi WO Weaknesses Opportunities
W 1,2,3,4,5 – O 1,2,3,4,5 : Restrukturisasi dan Rekayasa Ulang
Untuk mengoptimalkan nilai produk, mitra kerja, sarana produksi, jaringan pasar serta prospek pengembangan kewirausahaan sosial dan mengurangi
kelemahan dalam kebijakan, struktur, alokasi dan mutu SDM, pengendalian dan alat ukur dampak sosial maka diperlukan perbaikan struktural, alokasi
SDM, pengendalian, pengukuran dampak dan pengambilan kebijakan dengan melakukan restrukturisasi dan rakayasa ulang.
Strategi Re-strukturisasi
adalah strategi
memperkecil ukuran
perusahaan, menyesuaikan ukuran perusahaan atau mengurangi jumlah tingkat struktural. Re-strukturisasi berkaitan dengan menghilangkan atau menetapkan,
menciutkan atau memperbesar dan memindahkan departemen atau divisi. Yang menjadi alasan dalam re-strukturisasi adalah pertama, struktur
mempengaruhi bagaimana sasaran dan kebijakan akan ditetapkan dan yang kedua adalah pertimbangan alokasi sumber daya. Struktur haruslah
mempermudah perusahaan dalam melaksananakan strategi yang telah ditetapkan.
Dalam hal ini struktur perusahaan yang ada baru meliputi fungsi koordinasi dan bersifat general sesuai kebutuhan sementara. Untuk itu
diperlukan perbaikan terhadap struktur yang ada. Struktur harus mencakup fungsi managerial, fungsi administrasi dan keuangan, fungsi litbang dan
perencanaan, fungsi produksi, fungsi pemasaran serta distribusi. Dengan struktur
demikian perusahaan
dapat melakukan
strategi-strategi pengembangan produk, penetrasi pasar dan juga strategi lainnya dengan
optimal. Akan tetapi jika ini tidak dilakukan maka strategi yang telah dibangun tidak akan bisa dilakukan dan akan berdampak kepada menurunnya
kinerja perusahaan.
Strategi Rekayasa Ulang yaitu re-konfigurasi atau re-design pekerjaan,
tugas dan proses proses dengan tujuan meningkatkan efisiensi biaya, peningkatan mutu, layanan dan kecepatan. Pemenuhan kebutuhan SDM dalam
fungsi manajemen atau koordinasi dan pengendalian, fungsi administrasi dan keuangan, fungsi litbang dan perencanaan, fungsi produksi, fungsi pemasaran
serta distribusi perlu dilakukan. Tenaga manajerial berfungsi melakukan koordinasi antar unit, perencanaan, pengendalian dan juga membangun kerja
sama dengan pihak lain, Tenaga pemasaran diperlukan untuk memanfaatkan keberadaan lokasi perusahaan di sekitar pasar dari produk yang dihasilkan,
litbang berfungsi untuk menganalisis produk yang dapat bersaing di pasaran. Tenaga produksi bertanggung jawab terhadap proses produksi sesuai
rekomendasi dari litbang dan juga termasuk pengadaan dan pemeliharaan sarana. Diperlukan analisis kebijakan dan penetapan kebijakan. Kebijakan
yang dimaksud adalah aturan-aturan yang mengacu kepada hal spesifik, metode, prosedur, aturan, formulir dan praktik administrasi yang dibuat untuk
mendukung dan mendorong pekerjaan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Kebijakan tentang penetapan struktur kerja dan alokasi sumber daya manusia dapat merespon kebutuhan operasional dan misi yang telah
direncanakan. Berdasarkan kondisi usaha yang tersebar di beberapa wilayah maka tipe struktur yang cocok untuk dikembangkan adalah struktur divisional
berdasarkan geografis. Divisi yang dikembangkan dimasing-masing daerah adalah berbasis kepada produksi. Alternatif struktur yang dapat dikembangkan
dapat dilihat pada gambar 10.
Gambar 10. Alternatif Struktur Pengembangan Kewirausahaan Sosial
Kebijakan tentang bentuk kerja sama yang bagaimana yang bisa dilakukan, mitra kerja yang bagaimana yang bisa dijadikan partner usaha serta
prosedur yang harus dilakukan, sarana produksi bagaimana yang bisa digunakan dengan spesifikasi yang jelas perlu ditetapkan. Dalam pelaksanaan
pekerjaan diperlukan kebijakan-kebijakan sebagai landasan pengambilan keputusan oleh pelaksana pekerjaan agar tidak terjadi penyimpangan atau
pekerjaan di luar tujuan. Seperti halnya produk yang dikembangkan harus memiliki nilai tambah bagi pelaku usaha dan juga produk harus berwawasan
lingkungan baik produk itu sendiri maupun proses produksinya. Begitu juga sarana produksi yang digunakan juga harus ramah lingkungan dan mudah
diaplikasikan.
Pengendalian meliputi proses evaluasi dan pemberian umpan balik terhadap proses manajerial dan operasional yang sedang berjalan perlu
dilakukan. Kemungkinan
perubahan ataupun
penyimpangan dalam
pelaksanaan pekerjaan bisa terjadi. Oleh karena itu perlu adanya mekanisme
Koordinator KS
Litbang Adm Keuangan
Produksi
Pemasaran
Divisi 1 Produk Wilayah
Divisi 2 Produk Wilayah
Gudang Distribusi
pengendalian strategi yang baik agar penyimpangan yang terjadi dapat segera di atasi dan dikembalikan kepada tujuan semula termasuk didalamnya
mengukur dampak sosial sebagai salah satu misi dari pengembangan KS.
W1,4 – O3, 5 : Strategi Integrasi
Jaringan pasar dan juga adanya mitra kerja dalam rantai pasok merupakan salah satu peluang yang dapat dimanfaatkan dengan mengoptimalkan
kebijakan dan pengendalian. Jaringan pasar yang ada dan juga upaya-upaya peningkatan omset pasar serta perluasan pasar perlu di dukung oleh komitmen
bersama dalam mencapai tujuan yang disepakati. Membangun komitmen dengan mitra dan membangun rantai pasok menjadi hal yang sangat penting
sebagai salah satu upaya menjamin ketersediaan bahan baku dan pemasaran produk. Selain itu juga dengan adanya kerja sama kemitraan akan
meningkatkan daya saing perusahaan. Oleh karenanya diperlukan perbaikan kebijakan-kebijakan yang mengarah kepada optimalisasi jaringan pasar dan
kerja sama dengan mitra disertai pengendalian. Strategi yang dapat dilakukan adalah strategi integrasi kedepan dan kebelakang.
Strategi integrasi kedepan adalah dalam melakukan peningkatan kontrol
atas jalur distribusi dan pemasaran. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan kerja sama distribusi dan kerja sama pemasaran. Dalam hal ini perusahaan
tidak perlu melakukan sendiri pendistribusian dan pemasaran akan tetapi melakukan kerja sama dengan pihak lain. Dengan melakukan strategi ini maka
perusahaan akan mendapat beberapa keuntungan diantaranya adalah jalur distribusi yang lebih murah, mutu terjaga, dan waktu distribusi yang cepat.
Selain itu juga strategi ini berperan dalam mengurangi risiko ketidakpastian pasar.
Strategi integrasi kebelakang dilakukan dengan mencari kepemilikan atau
peningkatan kontrol akan bahan baku. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa pasokan bahan baku yang dibutuhkan dapat terpenuhi sesuai spesifikasi
dan jumlah yang dibutuhkan. Sama halnya dengan strategi integrasi ke depan, strategi integrasi kebelakang juga berfungsi untuk mengurangi ketidakpastian
atas ketersediaan bahan baku.
4.5.3. Strategi ST Strengths Threats
Strategi ini adalah memanfaatkan kekuatan untuk mengurangi ancaman. Kekuatan yang dimiliki adalah spirit perusahaan, anggaran, visi perusahaan, misi
perusahaan dan konsep pengembangan kewirausahaan sosial. Faktor ancaman adalah lokasi perusahaan, penerimaan konsumen, produk pesaing, perusahaan
pesaing dan kontinuitas bahan baku. S2,4 – T2, 4
: Peningkatan Produk dan Diversifikasi
Strategi ini adalah mengoptimalkan penggunaan anggaran sesuai misi perusahaan untuk mengurangi ancaman penerimaan produk oleh konsumen
dan persaingan dengan perusahan pesaing.
Strategi Peningkatan Produk menitik beratkan kepada perbaikan dan
peningkatan mutu produk, analisis harga serta waktu distribusi produk. Hal ini harus didukung oleh keberadaan litbang dan juga kemampuan litbang dalam
memformulasikan mutu produk yang tepat sehingga produk bisa lebih diterima oleh konsumen dan dapat bersaing dengan produk-produk sejenis.
Selanjutnya daya dukung sarana dan prasarana serta teknologi untuk menghasilkan produk yang bermutu perlu menjadi perhatian. Dengan
melakukan ini maka diharapkan akan bisa meningkatkan daya saing produk dan juga bertambahnya omset pasar.
Survei pasar juga bisa memberikan informasi tentang peluang baru yang dapat dikembangkan. Dengan adanya peluang baru maka dapat dilakukan
diversifikasi baik diversifikasi konsentrik maupun diversifikasi horizontal. Diversifikasi konsentrik adalah strategi yang dikembangkan dengan cara
menambahkan produk atau jasa baru yang masih berkaitan dengan produk atau jasa lama. Diversifikasi horizontal dapat dilakukan dengan
mengembangkan produk baru dan juga pasar baru. Dengan demikian dalam market yang sama dapat memunculkan peluang pengembangan produk
ataupun pasar baru dengan produk baru yang akan berdampak kepada pengembangan bisnis baru dan juga mitra baru. Dengan adanya bisnis dan
mitra baru juga berdampak kepada peningkatan dampak sosial kepada masyarakat.
S2,4 – T1,2,4, 5 : Strategi Integrasi Vertikal
Kekuatan yang dapat dioptimalkan adalah ketersediaan anggaran dan misi perusahaan dalam meminimalisir ancaman dari keberadaan lokasi perusahaan
yang cukup jauh dari mitra, penerimaan konsumen atas mutu produk dan layanan, keberadaan perusahaan pesaing dan kontinuitas bahan baku.
Untuk memperkecil risiko dalam distribusi dikarenakan jarak Antara mitra kerja dengan perusahaan dan juga dengan market cukup jauh maka dapat
dilakukan kerja sama dengan perusahaan distribusi yang dinilai baik. Strategi yang digunakan adalah strategi integrasi ke depan. Hal ini akan
menguntungkan perusahaan dalam efesiensi biaya, waktu dan juga risiko kerusakan produk. Selain itu kerja sama pengadaan bahan baku juga dapat
memperkecil risiko kelangkaan bahan baku terutama bahan baku yang berasal dari komoditi pertanian yang tergantung musim. Dengan melakukan kerja
sama maka risiko kelangkaan bahan baku dapat diperkecil. Strategi ini dapat menggunakan strategi integrasi kebelakang. Dampak dari strategi yang
dilakukan akan meningkatkan daya saing perusahaan. Daya saing dapat berupa harga yang kompetitif, kontinuitas produk dan waktu distribusi yang
tepat waktu dan efektif.
4.5.4. Strategi WT Weaknesses Threats
W1, 2, 3, 4, 5 – T1, 2, 3, 4 : Re-strukturisasi dan Rekayasa Ulang
Kelemahan perusahan adalah kebijakan yang belum mengarah kepada aspek legalitas dan manjerial serta operasional, struktur perusahaan yang
belum mendukung keseluruhan operasional, alokasi dan mutu SDM yang belum mencukupi, pengendalian belum tersistem dengan baik dan belum
adanya alat ukur dampak sosial. Oleh karenanya diperlukan kebijakan yang mengarah kepada perbaikan struktur, alokasi sumber daya dan pengendalian.
Untuk itu perlu dilakukan perubahan struktur yang dapat menjawab tantangan ekternal . Struktur yang dapat mewakili divisi-divisi yang berada di lokasi
produksi, SDM yang memadai baik dalam proses produksi, pemasaran dan manajerial, serta pengendalian operasi. Dengan demikian maka akan
meningkatkan daya saing perusahaan untuk menghadapi persaingan dengan
perusahaan sejenis. Selain perubahan struktur juga perlu rekayasa ulang atau penataan ulang mengenai tanggung jawab masing-masing unit dalam struktur.
Hal ini menjadi penting dikarenakan dengan adanya uraian pekerjaan dimasing-masing unit maka pekerjaan akan menjadi jelas dan juga
pengendalian akan lebih mudah. Pembagian tugas dan kewenangan harus mengarah kepada efektifitas dan efisiensi pekerjaan dalam mencapai tujuan.
Begitu juga dengan promosi yang akan dilakukan harus jelas penanggung jawabnya siapa, media apa yang akan digunakan, bagaimana melakukannya
dan targetnya siapa serta dimana promosi akan dilakukan. Dalam hal ini peran dari pengambil kebijakan menjadi dominan begitu juga bagian SDM dalam
mengalokasikan sumber daya manusia yang capable dalam tugas dan tanggung jawabnya.
W1, 3, 4 – T 1, 2, 3, 4, 5 : Integrasi Vertikal
Lokasi perusahaan yang cukup jauh dari tempat produksi, penerimaan konsumen baik mutu, layanan dan waktu distribusi, produk dan perusahaan
pesaing serta kontinuitas bahan baku menjadi ancaman ataupun tantangan perusahaan. Oleh karenanya diperlukan perbaikan dalam kebijakan , alokasi
SDM dan pengendalian. Kebijakan kerja sama dengan mitra baik mitra distribusi integrasi kedepan maupun mitra pensuplai bahan baku integrasi
kebelakang serta alokasi SDM dalam operasional dan pengendalian perlu dilakukan agar perusahaan dapat meningkatkan daya saingnya. Selain itu
kepuasan konsumen menjadi salah satu target yang harus diperhatikan dalam meningkatkan omset penjualan. Dengan adanya kerja sama dengan pihak
distributor ataupun retailer maka layanan terhadap konsumen akan bisa ditingkatkan.
W1, 4 – T 2, 4, 5 : Strategi Peningkatan Produk Diversifikasi
Menghadapi ancaman dari perusahaan pesaing salah satunya adalah dengan melakukan peningkatan mutu produk. Dengan melakukan perbaikan
mutu produk dan juga pengendalian terhadap mutu produk dan juga sistem distribusi yang aman dan tepat waktu diharapkan dapat meningkatkan
kepercayaan konsumen dan pasar terhadap produk yang dihasilkan perusahaan. Dengan meningkatnya kepercayaan konsumen atau pasar
terhadap produk yang dihasilkan maka akan lebih mudah untuk menawarkan produk baru kepada konsumen. Jika ini terjadi maka dapat dikembangkan
produk-produk baru sebagai bisnis tambahan bagi mitra yang selama ini bekerja sama ataupun memunculkan mitra-mitra baru di masyarakat dan juga
rantai pasok baru. Untuk itu dapat dilakukan strategi diversifikasi. Untuk pasar lama dapat dilakukan diversifikasi konsentrik yatu memunculkan produk baru
yang masih berhubungan dengan produk lama dengan taget pasar yang telah ada. Ataupun diversifikasi horizontal yaitu memproduksi produk baru yang
tidak ada kaitannya dengan produk sebelumnya dan juga target pasar lama dan pasar baru. Dengan demikian dari segi prospek, jika ini bisa dilakukan maka
semakin ke depan perusahaan akan semakin tumbuh dan juga dampak terhadap masyarakat akan semakin bertambah seiring dengan tumbuhnya
bisnis-bisnis baru. Untuk peningkatan mutu produk peran litbang sangat vital. Jika sumber daya litbang menggunakan sumberdaya internal akan berdampak
kepada biaya yang cukup besar dikarenakan produk-produk yang dihasilkan oleh mitra kerja sangat variatif. Oleh karenanya diperlukan sumber daya yang
multi kompetensi dan berakibat banyaknya sumber daya yang dibutuhkan. Dalam melakukan efektifitas dan efisiensi litbang dapat melakukan kerja sama
dengan pihak ke tiga seperti Perguruan Tinggi. Karakter produk yang variatif menuntut kemampuan litbang yang memiliki multi kompetensi. Hal ini hanya
dimiliki lembaga penelitian atau perguruan tinggi.
4.6. Quantitative Strategic Planing Matrix QSPM