d. Perusahaan pesaing
Lembaga atau perusahaan yang mengembangkan pola usaha berbasiskan kewirausahaan sosial saat ini cukup banyak. Lembaga atau perusahaan yang
concern dengan pengembangan industri kecil dengan terlibat langsung dalam proses pengembangan usaha bersama masyarakat menjadi salah satu trend
dalam menumbuhkan industri kecil sekaligus menunjukan kepedulian sosial perusahaan. Lembaga seperti Dompet Duafa, Pekerti, Healthy Choice,
Perbankan, Perguruan Tinggi, Javara, Martha Tilaar, Madu Nusantara dan banyak lembaga atau perusahaan lainnya.
Pasar yang relatif sama seperti produk-produk herbal dan organik yang juga dihasilkan oleh perusahaan atau lembaga lain menjadikan PT BSK
haruslah meningkatkan daya saing perusahaan. Terlebih dengan lembaga atau perusahaan yang telah lama eksis seperti Pekerti, Dompet Duafa, Javara dan
juga lembaga – lembaga pendidikan yang memiliki tim ahli dalam internal
mereka serta perbankan yang memiliki jaminan pendanaan usaha.
e. Kontinuitas Bahan Baku
Pada umumnya produk yang dihasilkan menggunakan bahan baku dari sektor pertanian. Karakter produk pertanian salah satunya memiliki
ketergantungan kepada musim. Oleh karenanya hal ini bisa menjadi ancaman bagi perusahaan jika tidak disediakan alternatif-alternatif cadangan bahan
baku jika terjadi kelangkaan. Dalam sistem pemasaran, apalagi jika pemasaran dalam bentuk kerja sama, ketersediaan produk harus selalu ada sesuai dengan
kontrak kerja. Pada saat perusahaan tidak dapat memenuhi kontrak kerja maka akan berdampak kepada penalti atau pembatalan kontrak dan berdampak
kepada kerugian perusahaan.
4.4. Matriks Internal Eksternal IE
Berdasarkan analisis matrik IE bahwa pengembangan Kewirausahaan Sosial berada pada kuadran 5. Hal ini berarti bahwa perusahaan dalam posisi dipelihara
dan dipertahankan. Untuk faktor-faktor yang dinilai telah menjadi kekuatan selayaknya untuk dipelihara dan dipertahankan dikarenakan hal tersebut sangat
berpengaruh terhadap eksistensi usaha. Adanya visi, misi, konsep, semangat dan anggaran menjadi modal yang besar dalam pengembangan usaha. Jika faktor ini
menurun maka akan menggeser posisi perusahan ke kuadran dibawahnya dan artinya perusahaan akan dalam posisi divestasi atau bangkrut. Posisi perusahaan
dapat dilihat pada Gambar 8.
Untuk menggeser posisi perusahaan ke kuadran 1 yaitu pada posisi tumbuh dan bina maka diperlukan upaya-upaya meningkatkan kelemahan menjadi
kekuatan dan meminimalisir ancaman dari luar serta memanfaatkan peluang semaksimal mungkin. Secara umum untuk menghadapi posisi tersebut strategi
yang umum dilakukan adalah melakukan Product Development dan Market Penetration David, 2004.
4.5. SWOT