BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sekilas Tentang Yayasan Bina Swadaya Yayasan Bina Swadaya pada awalnya dipelopori oleh pergerakan Ikatan
Petani Pancasila IPP yang didirikan pada bulan Desember 1958. Sasaran dari IPP adalah masyarakat tani, buruh dan nelayan. Program yang dilaksanakan yaitu
peningkatan pendapatan petani, buruh dan nelayan melalui pendekatan usaha bersama. Berkembangnya kondisi politik Indonesia mempengaruhi pergerakan
lembaga. Pada tahun 1967, didirikan Yayasan Sosial Tani Membangun YSTM. Tidak lama setelah pendirian YSTM, pemerintah mengeluarkan kebijakan
bahwasanya seluruh organisasi masyarakat tani harus tergabung dalam HKTI Himpunan Kerukunan Tani Membangun sehingga YSTM sambil menjalankan
misi lembaga juga menjadi bagian dari HKTI. Pada masa YSTM, yayasan mengembangkan diri dengan mendirikan privat sector sebagai penyokong
kegiatan yang dilakukan oleh YSTM. YSTM mendirikan perusahaan percetakan dan majalah TRUBUS.
Pada tahun 1985 YSTM kembali menyesuaikan diri seiring perubahan iklim politik di Indonesia. YSTM berubah nama menjadi Yayasan Bina Swadaya
YBS. Yayasan Bina Swadaya melakukan program berdasarkan prinsip kewirausahaan sosial yang sering disebut
“The Bina Swadaya Way”. Yayasan Bina Swadaya mengembangkan program dan kegiatan melalui pelatihan,
konsultansi dan pendampingan. Selain itu YBS mengembangkan program penyiapan tenaga-tenaga pendamping dan juga mengembangkan privat sector
dengan mendirikan Bina Swadaya Tour and Travel, Trubus Pangan, Bina Sarana, Bina Swadaya Konsultan dan pada akhirnya terdapat 15 perusahaan yang eksis di
bawah Yayasan Bina Swadaya yang termaktub dalam tujuh pilar strategik program lembaga, yaitu :
1.
Pemberdayaan masyarakat 2.
Pengembangan keuangan mikro 3.
Pengembangan agiribisnis 4.
Komunikasi pembangunan 5.
Pengembangan wisata alternatif 6.
Pengembangan jasa percetakan 7.
Penyediaan fasilitas untuk rapat, pelatihan, workshop dan seminar
2.2. Social Entrepreunership
Tidak ada satu definisi resmi yang dibakukan untuk menentukan pengertian kewirausahaan sosial. Pemahaman beragam di seluruh dunia dikarenakan konteks
lokal yang berbeda dan pondasi sosio-historis, politik, dan ekonomi yang beragam, sehingga memunculkan berbagai definisi kewirausahaan sosial secara
alami.
Oxford University 2013, “Social Entrepreneurship is the product of
individuals, organisations, and networks that challenge conventional structures causing inadequate provision or unequal distribution of social and environmental
goods by addressing these failures and identifying new opportunities for better alternatives
“. Atau dapat diartikan, social entrepreneurship adalah hasil kegiatan dari individu, organisasi, dan jaringan dalam menjawab tantangan terhadap
struktur konvensional yang menyebabkan ketimpangan sosial dan masalah lingkungan dengan mengatasi permasalahan tersebut dan mengidentifikasi
peluang baru untuk alternatif yang lebih baik.
Kewirausahaan sosial mengacu pada praktek menggabungkan inovasi, sumber daya dan kesempatan untuk mengatasi tantangan sosial dan lingkungan
yang kritis. Wirausahawan sosial fokus pada transformasi sistem dan praktek yang merupakan akar penyebab kemiskinan, marginalisasi, kerusakan lingkungan dan
kehilangan atas martabat manusia. Tujuan utama adalah untuk menciptakan perubahan sistem yang berkelanjutan. Konsep-konsep kunci kewirausahaan sosial
adalah inovasi, orientasi pasar dan perubahan sistem.
Dacanay 2002, peneliti dari MESODEV Master in Entrepreneurship of Social and Development Entrepreneurs di AIM Asian Institute of Management
Philipine dalam hasil penelitiannya bersama CAFO Conference of Asian Foundations and Organizations mendefinikan Social Entrepreneurship sebagai
suatu kerangka berpikir yang berarti kegiatan-kegiatan yang menciptakan kemakmuran bukan hanya untuk perorangan atau keluarga akan tetapi melibatkan
suatu wilayah tertentu dan masyarakat banyak serta masyarakat terpinggirkan. Kegiatan dilakukan secara bersama dalam rangka memperbaiki nasib mereka
dengan pola pikir kolaboratif, kooperatif dan mekanisme pembagian kemakmuran.
Bina Swadaya mengartikan kewirausahaan sosial sesuai dengan kondisi dan perkembangan iklim masyarakat, politik serta usaha di Indonesia. Dalam World
Entrepreneurship Forum yang kedua di Lyon, Perancis tahun 2009, Bina Swadaya menyatakan definisi Social Entrepreneurship is social development with
entrepreneurship solution Kewirausahaan sosial adalah pembangunan sosial dengan solusi kewirausahaan. Social development, merujuk Social Development
Summit Kopenhagen, 1996 merupakan upaya pembangunan yang mencakup aspek poverty alleviation, productive employment dan social integration
Ismawan, 2010. 2.3. Strategi
Strategi adalah tujuan jangka panjang dari suatu perusahaan serta pendayagunaan dan alokasi sumber daya yang penting untuk mencapai tujuan
tersebut. Istilah strategi berasal dari terminologi militer yang berarti siasat. Strategi digunakan oleh militer untuk mendeskripsikan cara-cara atau jalan yang
akan ditempuh untuk mengalahkan musuh. Para ahli manjemen bisnis mengadopsi kata strategi ini untuk mencapai kinerja puncak dalam rangka mengungguli
pesaingnya. Dengan memasukan kata strategi dalam konteks manajemen bisnis, para ahli manajemen bisnis telah memunculkan istilah baru yang dikenal dengan
manajemen strategik Hubeis dan Najib, 2008.
Menurut David
2004, strategi
yang banyak
dikenal dalam
mengembangkan, mempertahankan dan meningkatkan daya saing perusahaan adalah :
1. Restrukturisasi dan Re-Engineering
a. Restrukturisasi adalah mengurangi atau menyesuaikan ukuran perusahaan
dalam pengertian jumlah karyawan, jumlah divisi atau unit dan tingkat hirarki dalam struktur organisasi perusahaan.
b. Re-engineering adalah konfigurasi ulang atau desain ulang pekerjaan,
tugas dan proses-proses untuk tujuan meningkatkan efisiensi biaya, mutu, layanan dan kecepatan. Re-engineering tidak mempengaruhi struktur atau
bagan organisasi ataupun mengakibatkan pemecatan atau kehilangan pekerjaan.
2. Strategi Fokus
a. Keunggulan Biaya. Pada konsep ini perusahaan bersiap menjadi produsen
berbiaya terendah dalam industri dengan memberikan harga jual yang lebih rendah dengan nilai dan mutu yang sama dengan produk pesaing.
b. Diferensiasi produk artinya perusahaan tertentu mempunyai identifikasi
merek dan loyalitas pelanggan, yang disebabkan oleh periklanan, pelayanan pelanggan, perbedaan produk di masa lampau, atau sekedar
perusahaan pertama yang memasuki industri. Usaha ini biasanya menyebabkan kerugian di saat awal dan sering kali bertahan untuk jangka
waktu yang relatif panjang. Dengan differensiasi perusahaan berusaha menjadi unik dalam industrinya untuk berbagai dimensi secara umum
dihargai pembeli. Perusahaan menyeleksi satu atau lebih atribut yang dipandang penting oleh banyak pembeli dalam suatu industri dan secara
unik menempatkan diri untuk memenuhi kebutuhan itu, misalnya keunggulan kinerja produk, inovasi produk, pelayanan yang lebih baik dan
brand image yang lebih unggul.
3. Strategi Intensif
a. Pengembangan Produk adalah strategi perusahaan dengan meningkatkan
penjualan melalui perbaikan produk atau jasa saat ini atau mengembangkan produk atau jasa baru.
b. Penetrasi pasar yaitu strategi perusahaan yang ditujukan untuk
meningkatkan pangsa pasar atas produkjasa yang ada dengan meningkatkan usaha-usaha pemasaran secara intensif. Strategi ini
dilakukan ketika industri sedang tumbuh sementara pesaing mengalami penurunan. Strategi ini berpusat pada bagaimana konsumen yang ada mau
meningkatkan frekuensi pembeliannya pada produkjasa yang selama ini ditawarkan perusahaan.
c. Pengembangan pasar adalah strategi perusahaan dengan memperkenalkan
produkjasa saat ini ke pasar-pasar yang baru. Strategi ini dilakukan ketika jaringan distribusi tersedia, bermutu dan tidak mahal. Strategi ini dapat
digunakan sebagai solusi alternatif ketika produk di pasar yang ada saat ini sudah mulai jenuh sementara di daerah lain justru sedang mengalami
pertumbuhan.
4. Integrasi
a. Integrasi ke depan
Strategi perusahaan dalam mencari kepemilikan atau meningkatkan kontrol atas distributor atau pengecer. Strategi ini digunakan ketika jalur
distribusi yang ada sangat mahal, mutunya terbatas dan tidak dapat mendistribusikan produk dengan cepat. Untuk mengelola bisnis baru,
penerapan strategi ini perlu mempertimbangkan kemampuan modal dan SDM yang tersedia dalam organisasi. Dari sisi laba, perusahaan perlu
melihat apakah bisnis distribusi atau eceran mempunyai keuntungan yang tinggi bila dikelola sendiri.
b. Integrasi ke belakang
Didefinisikan sebagai strategi perusahaan yang mencari kepemilikan atau meningkatkan kontrol atas pemasok perusahaan. Tujuan strategi ini adalah
untuk memastikan bahwa pasokan produk yang dibutuhkan dapat dipenuhi sesuai dengan spesifikasi dan jumlah yang dibutuhkan, serta disampaikan
pada waktu yang sesuai sehingga tidak mengganggu proses produksi atau operasi perusahaan. Strategi ini dilakukan ketika jumlah pemasok sedikit,
sementara pesaing sangat banyak. Dengan menguasai pemasok, perusahaan dapat menekan harga bahan baku sehingga dari sisi biaya
perusahaan akan lebih kompetitif dibanding pesaing.
c. Integrasi horizontal dapat didefinisikan sebagai strategi perusahaan yang
mencari kepemilikan atau meningkatkan kontrol atas pesaing. Strategi ini dapat digunakan ketika perusahaan bersaing di industri yang sedang
berkembang, dengan demikian integrasi ini dapat meningkatkan skala ekonomi untuk mendukung keunggulan bersaing.
5. Strategi Pemasaran
a. Segmentation
Didefinisikan sebagai upaya untuk mengelompokkan pasar dalam karakteristik yang homogen. Untuk menciptakan segmentasi pasar,
perusahaan dapat melihatnya berdasarkan karakteristik demografi, psikografi, geografi ataupun perilaku pembelian konsumen. Segmentasi
pasar memungkinkan perusahaan beroperasi dengan sumberdaya terbatas karena produksi massal dan iklan massal yang tidak diperlukan.
b. Targeting
Targeting adalah memilih dan menentukan target pasar yang akan dimasuki perusahaan.
c. Positioning
Positioning untuk menemukan ekspektasi dan keinginan konsumen. Positioning adalah pengembangan skema representasi yang mencerminkan
produkjasa yang dibandingkan dengan pesaing dalam dimensi yang penting bagi kesuksesan perusahaan.
6. Diversifikasi
a. Diversifikasi Konsentrik adalah strategi yang dilakukan perusahaan
dengan cara menambahkan produkjasa baru yang masih berkaitan dengan produkjasa lama. Perusahaan dapat menggunakan strategi ini ketika
bersaing di industri yang tidak tumbuh atau pertumbuhannya lambat, sementara produk yang ada telah mengalami tahap penurunan. Inti strategi
ini adalah bagaimana mengelola pelanggan yang selama ini ada dengan menawarkan produk-produk baru yang masih berhubungan.
b. Diversifikasi Konglomerat adalah strategi perusahaan yang menambahkan
produkjasa baru yang tidak berkaitan dengan produkjasa lama. Perusahaan dapat menggunakan strategi ini ketika pasar untuk produk
yang ada cenderung mengalami stagnasi atau bahkan penurunan karena telah melalui titik jenuhnya. Penerapan strategi ini mensyaratkan
kemampuan manajemen yang baik untuk dapat bersaing di industri baru, karena mungkin saja sebelumnya perusahaan tidak berpengalaman di
sana.
c. Diversifikasi Horizontal adalah strategi perusahaan yang menambahkan
produkjasa baru yang tidak berkaitan untuk memuaskan pelanggan yang sama. Strategi ini dilakukan ketika penawaran produk baru diperkirakan
akan meningkatkan penerimaan produk yang sudah ada dan jaringan distribusi yang ada dapat digunakan untuk memasarkan produk baru
kepada pelanggan yang sudah ada.
2.4. Manajemen Strategik