b. Nilai Produk
Produk yang dihasilkan kelompok memiliki nilai estetik masing-masing daerah. Hal ini tidak dimiliki oleh semua lembaga atau perusahaan sejenis
sehingga memberikan nilai lebih. Pengalaman pendampingan yang pernah dilakukan meliputi 5 pulau besar, Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi,
Papua dan juga tersebar dibeberapa propinsi seperti Nanggroe Aceh Darusalam, Sumatra Barat, Riau, Bengkulu, Lampung, Jambi, Kaltim, Kalbar,
Halmahera, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa timur, NTT dan propinsi lainnya. Setiap daerah memiliki ciri khas sendiri yang tidak dimiliki oleh daerah lain.
Hal ini menjadikan nilai dari produk yang dihasilkan menjadikan nilai lebih dari produk
– produk yang dihasilkan lembaga atau perusahaan lain. Seperti halnya sarang semut dari papua, sagu dari Halmahera, Pisang Kepok dari
Kaltim, Madu dari Baduy, Kopi dari Aceh dan Lampung, kerajinan rotan dari Cirebon, Batik Lurik dari Jawa Tengah dan aneka makanan ringan dari Jawa
Timur dan produk –produk lainnya.
c. Mitra Kerja
Kemitraan selama ini banyak terbentuk dari proyek-proyek yang dilakukan. Mitra tersebut bisa dengan masyarakat maupun dengan donor
pemberi dana proyek. Kondisi ini menjadi peluang yang sangat besar untuk mengembangkan usaha dimana beberapa keuntungan yang bisa didapatkan
dari kelanjutan proyek diantaranya adanya kedekatan emosional dengan mitra karena telah terbangun kerja sama sebelumnya, masyarakat dinilai telah
memiliki kemampuan dikarenakan ada penguatan kapasitas sebelumnya, jaringan distribusi dan pemasaran telah terbuka, peluang keterlibatan donor
lainnya lebih besar untuk meningkatkan dampak proyek. Selain kemitraan dengan masyarakat maupun donor yang sebelumnya telah ada, kemitran juga
dapat di bangun dengan para pelaku pasar, pelaku produksi, distribusi maupun pemasaran lainnya.
d. Sarana Produksi
Sarana dan prasaran dinilai menjadi peluang yang besar untuk dijadikan salah satu modal usaha dikarenakan sebagian besar untuk sarana dan prasarana
yang berada di masyarakat terutama eks-project, pengadaan sarana dan prasarana umumnya di biayai oleh proyek. Selanjutnya tinggal melengkapi
peralatan lainnya yang dibutuhkan. Begitu juga dalam investasi baru selain pasca proyek, sarana dan prasarana setidaknya sebagian kecil sudah dimiliki
oleh masyarakat yang direncanakan untuk kerja sama. Bagi petani yang tidak memiliki lahan bisa bekerja sama dengan pihak yang memiliki lahan yang
sebelumnya lahan tersebut tidak diolah.
e. Jaringan Pasar
Pasar untuk produk-produk yang memiliki nilai khas dari berbagai daerah memiliki potensi yang sangat besar. Begitu juga peluang bagi produk-produk
yang memiliki nilai tertentu seperti halnya produk-produk kesehatan memiliki pangsa pasar yang cukup besar terutama di kota besar.
Untuk produk-produk kesehatan misalnya, pada umumnya telah terbentuk dalam sebuah jaringan pasar tertentu seperti asossiasi produk organik. Begitu
juga untuk produk-produk kerajinan atau handy craft tergabung dalam asossiasi pengrajin Indonesia.
Selain jaringan pasar diluar, terdapat juga jaringan pasar dalam stake holder Yayasan Bina Swadaya seperti PT Trubus, PT Niaga Swadaya, PT
Toko Trubus dan perusahaan lainnya. Jaringan ini memberikan peluang yang sangat besar bagi PT BSK untuk memasarkan produk-produk kewirausahaan
sosial.
4.3.2. Ancaman
a. Lokasi Perusahaan
Lokasi mitra kerja atau kelompok-kelompok dampingan yang tersebar di beberapa daerah dan juga kepulauan seperti Papua, Kalimantan, Halmahera,
Jawa Timur, Jawa Tengah, menjadikan tantangan yang cukup berarti. Dengan jarak yang cukup jauh diperlukan mekanisme yang tepat agar efektif dan
efisien. Selain itu juga pengendalian menjadi hal yang vital dalam baik dalam proses produksi maupun distribusi dan pemasaran. Hal ini tentunya akan
menjadi ancaman bagi perusahaan jika tidak memiliki sistem atau mekanisme yang tepat dalam pelaksanaan kerja sama dengan mitra kerja dan juga proses
distribusi dan pemasaran dan akan berdampak kepada kerugian perusahaan.
b. Penerimaan Konsumen