Vegetasi di Lokasi Penelitian
Gambar 12 Hutan tanaman pinus Kinahrejo kiri dan Dukun Ngargomulyo kanan. Jalur pendakian selo memiliki vegetasi perdu. Spesies dominan dalam
vegetasi perdu adalah manis rejo Vaccinium varingfolium dengan karakteristik berbatang utama kayu sangat pendek, banyak cabang, mampu tumbuh di daerah
berbatu dan tinggi kurang dari 3 m. Manis rejo terhampar luas pada ketinggian 2454
−2677 m dpl Gambar 13.
Gambar 13 Perdu pada jalur pendakian Selo. TNGM memiliki daerah vegetasi bambu yang cukup luas pada lokasi Tritis
Turgo. Spesies bambu yang terdapat di lokasi survei yaitu bambu betung Dendrocalamus asper dan bambu apus Gigantochloa apus. Tinggi bambu berkisar
antara 15 −25 m dengan spesies dominan bambu betung Dendrocalamus asper
Gambar 14. Ketinggian tempat bambu hasil survei berkisar 1066 −1090 m dpl.
Gambar 14 Vegetasi bambu Dendrocalamus asper kiri dan Gigantochloa apus kanan.
Padang rumput terdapat di lokasi pendakian selo pada ketinggian titik survei 2454
−2677 m dpl Gambar 15. Semak belukar banyak terdapat di daerah Ngargomulyo pada ketinggian 1357
−1370 m dpl Gambar 15. Semak belukar terjadi akibat pembukaan lahan dalam waktu yang cukup lama. Spesies yang terdapat dalam
semak belukar seperti rumput kolonjono Pueraria phaseoloides, tembelekan Lantana camara, lombokan Eupatorium riparium, ilalang Imperata cylindrica
dan bebedotan Ageratum conyzoides.
Gambar 15 Padang rumput Selo kiri dan semak belukar Ngargomulyo kanan.
5.3 Penggunaan Lahan 5.3.1 Penggunaan lahan Taman Nasional Gunung Merapi tahun 1991
Klasifikasi citra landsat 5 TM tahun 1991 menghasilkan 10 tipe penggunaan lahan. Pembagian tipe penggunaan lahan berdasarkan kenampakan warna citra yang
terlihat dan dapat dibedakan dengan baik. Berdasarkan hasil klasifikasi, tipe penggunaan lahan yang dominan adalah hutan. Hutan sekunder memiliki luas wilayah
mencapai 2110.61 ha 30.6 sedangkan hutan tanaman pinus memiliki luas wilayah 967.378 ha 14.02. Perdu memiliki wilayah yang paling sedikit dibandingkan
dengan yang lainnya sebesar 213.013 ha 3.1. Awan dan bayangan tidak ada data merupakan hasil penggabungan dari citra tahun 1991, 2001 dan 2009 oleh karena itu
luas yang tampak cukup besar yaitu 710.226 ha 10.29. Maksud penggabungan 3 citra kelas awan dan bayangan adalah untuk menyamakan wilayah yang tidak ada
data, agar dalam perbandingan luas wilayah biomassa tersimpan dan cadangan karbon dapat dilakukan dengan cara yang paling objektif. Data rekapitulasi luasan
penggunaan lahan dan peta penggunaan lahan di TNGM tahun 1991 tersaji dalam Tabel 11 dan Gambar 16. Nilai overall classification accuracy peta penggunaan lahan
tahun 1991 adalah 73.33. Tabel 11 Luas dan persentase penggunaan lahan di TNGM tahun 1991
No Tipe penggunaan lahan
Area 1991 ha
1 Hutan sekunder
2110.61 30.6
2 Hutan tanaman campuran
760.01 11.02
3 Hutan tanaman pinus
967.378 14.02
4 Bambu
525.515 7.62
5 Perdu
213.013 3.1
6 Semak dan padang rumput
228.693 3.32
7 Lahan terbuka
360.248 5.22
8 Pasir
483.493 7
9 Batu
538.451 7.81
10 Awan dan bayangan
710.226 10.29