Penggunaan Lahan dan Kandungan Karbon Tersimpannya

2.2 Penggunaan Lahan dan Kandungan Karbon Tersimpannya

Dalam ekologi hutan, penggunaan lahan memiliki peran penting sebagai sebuah indikator tempat tumbuh dan penutup lantai hutan Soerianegara Indrawan 2008. Arsyad 2000 diacu dalam Purwanti 2008 menjelaskan bahwa lahan merupakan lingkungan fisik yang mempunyai faktor-faktor penunjang seperti iklim, relief, tanah, air, vegetasi serta benda lain yang memiliki pengaruh terhadap penggunaan lahan. Pengunaan lahan adalah kegiatan memanfaatkan lahan baik secara alami maupun buatan manusia pada sebidang tanah Vink 1975 diacu dalam Purwanti 2008. Perubahan pengunaan lahan dari vegetasi menjadi nonvegetasi dapat merubah albedo dan jumlah sinar matahari yang dapat diserap oleh permukaan tanaman, selain itu juga menjadi salah satu penyebab perubahan iklim secara global Hairiah et al. 2001. Hairiah et al. 2001 menjelaskan bahwa perubahan pengunaan lahan dengan membakar biomassa di atas permukaan tanah dapat mengurangi total karbon sekitar 66. Bila dibandingkan dengan pemotongan pohon tanpa membakar, kehilangannya relatif kecil yaitu sebesar 22. Dalam plot yang tidak terbakar beberapa karbon tersimpan dari vegetasi asli masih tersisa, misalnya cabang atau ranting yang besar, batang pohon dan beberapa pepohonan yang dibiarkan. Studi mengenai pengukuran karbon tersimpan di berbagai tipe pengukuran lahan di Indonesia masih jarang. Karbon tersimpan di setiap penggunaan lahan selalu berbeda, bahkan untuk satu tutupan lahan sekalipun. Keadaan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti struktur vegetasi, pengelolaan yang berbeda dan rezim iklim Purwanti 2008. Soerianegara dan Indrawan 2008 menjelaskan bahwa faktor iklim seperti curah hujan, suhu, kelembaban dan defisit tekanan uap air vapor pressure deficit memiliki pengaruh besar terhadap pertumbuhan pohon. Hal ini secara langsung akan berpengaruh terhadap besar kecilnya stok karbon tersimpan di suatu hutan. Menurut Mudiarso et al. 1995 diacu dalam Lusiana et al. 2005 bahwa hutan-hutan di Indonesia diperkirakan memiliki stok karbon tersimpan antara 161 Mg.ha -1 sampai 300 Mg.ha -1 . Lasco et al. 2004 menjelaskan bahwa kadar kandungan karbon tersimpan di dalam biomassa pada hutan tropis berkisar antara 41.5 sampai 50. Basuki et al. 2004 meneliti kandungan karbon tersimpan tegakan pinus Pinus merkusii Jungh. de Vriese dan damar Agathis loranthifolia Salisb di RPH Somagede BKPH Karanganyar KPH Kedu Selatan, masing-masing sebesar 126.8 Mg.ha -1 dan 21.6 Mg.ha -1 Tabel 1. Tabel 1 Karbon tersimpan di berbagai tipe penggunaan lahan pada beberapa lokasi penelitian Sistem Lokasi Karbon tersimpan Mg.ha -1 Hutan primer Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur 1 230.1 Hutan primer Tambling Wildlife Nature Conservation, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Sumatra Selatan 2 178.44 Hutan primer Taman Nasional Bukit Baka-Bukit Raya, Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah 3 250.9 Hutan sekunder Taman Nasional Manupeu Tanadaru, NTT 4 135.4 Hutan sekunder Tambling Wildlife Nature Conservation, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Sumatra Selatan 2 81.65 Hutan sekunder Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur 1 212.9 Agroforestri muda Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur 1 37.7 Agroforestri sederhana Leuwiliang, Bogor, Jawa Barat 5 21.31 −80.79 Agroforestri kopi muda Tambling Wildlife Nature Conservation, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Sumatra Selatan 2 27.92 Agroforestri kopi tua Tambling Wildlife Nature Conservation, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Sumatra Selatan 2 63.69 Agroforestri coklat muda Tambling Wildlife Nature Conservation, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Sumatra Selatan 2 14.04 Padang ilalang Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur 1 4.2 Padang ilalang Tambling Wildlife Nature Conservation, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Sumatra Selatan 2 3.57 Padang rumput - 6 1.97 Padang rumput Tambling Wildlife Nature Conservation, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Sumatra Selatan 2 1.47 Sawah padi Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur 1 4.8 Semak belukar Tambling Wildlife Nature Conservation, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Sumatra Selatan 2 10.51 Tegakan Schima wallichii di areal setelah kebakaran umur 1-4 tahun Hutan Sekunder Jasinga, Bogor, Jawa Barat 7 0.4 −2.7 Sumber: 1 Lusiana et al. 2005; 2 Prasetyo 2010; 3 HIMAKOVA 2008; 4 HIMAKOVA 2009; 5 Yuly 2008; 6 Hairiah et al. 2001; 7 Nurhayati 2005. 1 Mg = 10 6 g = 1 Ton. Hilmi 2003 juga telah meneliti kadar karbon tersimpan tegakan hutan mangrove di Indragiri Hilir, Riau. Spesies bakau hitam Rhizophora mucronata Lam memiliki kandungan karbon tegakan berkisar antara 3.26 Mg.ha -1 sampai 3.96 Mg.ha -1 . Spesies bakau minyak Rhizophora apiculata Blume memiliki kandungan karbon tegakan berkisar antara 47.01 Mg.ha -1 sampai 119.37 Mg.ha -1 , sedangkan spesies tunjang Bruguiera gymnorhiza Lam memiliki kandungan karbon tegakan berkisar antara 1.48 Mg.ha -1 sampai 8.75 Mg.ha -1 . Beberapa jumlah karbon tersimpan di berbagai tipe penggunaan lahan di beberapa lokasi penelitian disajikan dalam Tabel 1. 2.3 Biomassa dan Karbon Tersimpan 2.3.1 Definisi biomassa dan karbon tersimpan