Gambar 7 Peta Taman Nasional Gunung Merapi. a.
Bagian utara dilingkupi oleh pegunungan yang merupakan pertemuan antara Gunung Merbabu dan Gunung Merapi. Batas alam ini dibentuk dari hulu sungai
pepe di wilayah timur dan hulu sungai Pabelan di wilayah barat. Secara adminitratif masuk dalam Kabupaten Boyolali, Propinsi Jawa Tengah.
b. Kaki gunung bagian timur dan selatan merupakan wilayah yang datar dan
merupakan persawahan dengan kesuburan tanah yang tinggi. Bagian timur ini membentang sampai bertemu dengan sungai Bengawan Solo dan bagian selatan
bertemu dengan hulu sungai Dengkeng. c.
Hulu Sungai Progo menjadikan batas alam gunung di bagian barat.
4.3 Topografi
Keadaan topografi di kawasan TNGM dapat dibedakan berdasarkan kondisi pada masing-masing kabupaten.
a. Kabupaten Klaten Bagian barat dan utara wilayah Kabupaen Klaten berupa lereng Gunung
Merapi yang berbatasan dengan Kabupaten Sleman. Landai sampai berbukit dengan ketinggian 100−150 m dpl.
b. Kabupaten Boyolali Berada diantara Gunung Merapi yang masih aktif dan Gunung Merbabu yang
sudah tidak aktif, dengan ketinggian 75 −1500 m dpl.
Empat sungai melintas di wilayah ini Serang, Cemoro, Pepe dan Gandul. Disamping itu ada sumber-sumber air lain berupa mata air dan waduk.
c. Kabupaten Magelang Merupakan bagian lereng Gunung Merapi yang ke arah barat, terletak
pada ketinggian sekitar 500 m dpl, semakin kearah puncak Gunung Merapi maka kelerengan lahan semakin curam.
d. Kabupaten Sleman Kelerengan landai hingga lahan yang memiliki kelerengan sangat curam
dengan ketinggian 100 −1500 m dpl.
Bagian paling utara merupakan lereng Gunung Merapi yang miring ke arah selatan. Pada lereng selatan Gunung Merapi terdapat dua bukit yaitu Bukit
Turgo dan Bukit Plawangan yang merupakan bagian kawasan wisata Kaliurang. Di Bagian lereng puncak merapi reliefnya curam sampai sangat
curam. Bagian selatan masih berupa lahan persawahan dengan sistem teras yang cukup baik. Sedangkan bagian tengah berupa lahan kering dan paling
utara merupakan bagian dari lereng Gunung Merapi yang berupa hutan. Secara umum kondisi topografi di kawasan TNGM merupakan bentang
alam yang sangat khas, yaitu puncak merapi dengan lerengnya yang menuju kesegala arah dengan lereng yang sangat curam di wilayah yang dekat dengan
puncak dan semakin melandai kearah bawah. Lereng merapi di bagian timur Selo relatif lebih terjal, sementara di bagian barat dan utara Babadan,
Kinahrejo relatif lebih landai. Arah letusan gunung api sangat jarang menuju ke timur, yang paling sering menuju ke arah barat daya. Proses letusan sering
terjadi, dan lereng Barat sering menerima dampak letusan, sehingga lereng
Barat akan semakin landai. Wilayah puncak Gunung Merapi sampai ketinggian 1500 m dpl, merupakan daerah terjal dengan kemiringan lebih dari 30
o
. Wilayah yang paling luas adalah kawasan dengan kemiringan 12
o
−30
o
terletak pada ketinggian 750
−1500 m dpl dan daerah inilah yang merupakan daerah resapan air.
4.4 Iklim dan Hidrologi