Hutan alam merupakan sumber penyimpanan karbon terbaik. Hairiah dan Rahayu 2007 menjelaskan bahwa sifat tumbuhan hidup yang selalu menimbun
karbon dinamakan sekuestrasi carbon sequestration. Besarnya sekuestrasi pada tanaman hidup dapat dijadikan suatu parameter untuk menggambarkan banyaknya
CO
2
di atmosfer yang mampu diserap oleh tanaman. Tumbuhan yang telah mati pun secara tidak langsung dapat menggambarkan CO
2
yang tidak dilepaskan ke udara lewat pembakaran.
2.3.2 Pengukuran biomassa dan karbon tersimpan
Pengukuran biomassa sangat dibutuhkan untuk menduga besarnya jumlah karbon tersimpan di dalam hutan dan pengaruhnya terhadap siklus biogeokimia
Tresnawan Rosalina 2002. Menurut Brown 1997 besarnya karbon tersimpan mencapai 50 dari nilai biomassanya. Mengukur besarnya biomassa tersimpan di
atas permukaan tanah dapat menggunakan persamaan allometrik ataupun dengan cara destruktif. Keunggulan menggunakan persamaan allometrik diantaranya
dapat mempersingkat waktu pengambilan data di lapangan, tidak membutuhkan banyak sumber daya manusia, mengurangi biaya dan mengurangi kerusakan
pohon Tresnawan Rosalina, 2002. Parameter pengukuran biomassa, nekromassa dan metode yang biasa digunakan disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2 Parameter-parameter biomassa dan nekromassa di atas permukaan tanah serta metode pengukurannya
Parameter Metode
Tumbuhan bawah Destruktif
Serasah kasar dan halus Destruktif
Tumbuhan berkayu Destruktif
Pohon hidup Non-destruktif, persamaan allometrik
Pohon mati, sudah roboh nekromassa Non-destruktif
Tunggak pohon nekromassa Non-destruktif
Sumber : Hairiah et al. 2001
2.4 Sistem Informasi Geografi SIG
Informasi geospasial tidak hanya dapat ditampilkan dalam bentuk peta, tetapi dapat juga dalam bentuk SIG. Secara umum aplikasi SIG terbagi dalam tiga
kebutuhan, yaitu untuk inventarisasi, analisis dan manajemen. SIG dapat
menunjukkan hubungan antara pembentukan lingkungan atau perubahan lahan dengan manusia. SIG dapat menambah sumber data yang dimiliki sehingga dapat
dilakukan pengolahan data secara akurat. Data yang terkumpul akan dianalisis untuk mendapatkan hasil informasi baru yang akan dimanfaatkan sebagai acuan
dasar dalam melakukan pengelolaan agar maksud dan tujuan dapat dengan tepat terwujud secara efisien. Pengguna SIG akan lebih mudah mengambil keputusan
dalam menganalisa data karena sebagian besar kegiatan pembangunan tidak lepas dari penggunaan SIG.
SIG dinilai sebagai hasil penggabungan dua sistem, yaitu sistem komputer untuk bidang kartografi CAC dan sistem komputer untuk bidang perancangan
CAD dengan teknologi basis data database. Dengan demikian SIG mempunyai keunggulan karena penyimpanan dan presentasi data dipisahkan sehingga data
dapat dipresentasikan dalam berbagai cara dan bentuk seperti Gambar 1 Prahasta
2005.
Gambar 1 Ilustrasi pemisahan penyimpanan data dan presentasi dalam SIG. Bernhardsen diacu dalam Budiyanto 2005 menjelaskan bahwa
pengolahan data SIG terkait dengan perolehan data, ferifikasi data, kompilasi, penyimpanan, pembaruan dan perubahan, manajemen dan pertukaran, manipulasi,
penyajian dan analisis. Terdapat dua jenis fungsi analisis, yaitu fungsi analisis atribut dan fungsi analisis spasial basis data atribut. Fungsi analisis atribut
terdiri dari operasi dasar sistem pengelolaan basis data DBMS dan perluasannya. Operasi perluasan basis data, yaitu membaca dan menulis basis data dalam sistem
basis data yang lain export and import, komunikasi sistem basis data yang lain
misalkan dengan menggunakan driver ODBC, menggunakan bahasa basis data standar SQL structured query language dan mengoperasikan fungsi analisis lain
yang sudah rutin digunakan di dalam sistem basis data. Fungsi analisis spasial terdiri dari klasifikasi reclassify, overlay, buffering, analisis tiga dimensi 3D,
proses digitalisasi gambar. SIG dapat diuraikan menjadi beberapa subsistem, yaitu input data, output
data, manajemen data, manipulasi data serta analisis data. Subsistem dapat melakukan permodelan data untuk meghasilkan informasi yang diharapkan. Jika
subsistem diatas diperjelas berdasarkan uraian jenis masukan, proses, dan jenis keluaran yang ada di dalamnya, maka subsistem SIG juga dapat digambarkan
dalam Gambar 2 Prahasta 2005.
Gambar 2 Uraian subsistem SIG.
2.5 Kombinasi Aplikasi Penginderaan Jauh Untuk Perubahan Lahan dan