Gambar 55. Flow Aplikasi Bandpass Filter.
3.3.6 True Amplitude Recovery 1
True amplitude recovery merupakan proses pengembalian energi yang hilang akibat atenuasi gelombang pada saat penjalaran gelombang. Dalam proses
ini akan mengembalikan amplitudo yang hilang seiring dengan kedalaman dengan menggunakan dBsec correction Murdianto, 2009. Berikut adalah flow chart
true amplitude recovery TAR Gambar 56.
Gambar 56. Flow Chart True Amplitude Recovery TAR.
1. Input data
Data yang menjadi masukkan adalah data seismik yang sudah dilakukan editing dan filtering.
Parameter Test Parameter test dilakukan untuk mencari nilai parameter yang paling optimal
untuk diaplikasikan pada data. Nilai parameter yang optimal adalah yang mampu memunculkan reflector pada layer bagian bawah namun tidak membahkan noise.
1. Tes Parameter 1
Tes Parameter 1 dilakukan untuk mencari parameter yang sesuai dalam proses True Amplitude Recovery, yaitu proses yang bertujuan untuk
mengembalikan amplitudo yang melemah akibat hilangnya energi gelombang seismik karena terserap oleh filter bumi. Tahap-tahap yang dilakukan adalah
membuat flows seperti gambar 57. Input data
Parameter test TAR
Output data
Gambar 57. Flows Tes Parameter 1. 1. Input data yang digunakan adalah
“geometry”. 2. Pengeditan pada data menggunakan proses Trace Muting dengan
masukan hasil picking
“TestMute”. 3. Tahap selanjutnya dipilih proses Reproduce Trace untuk menghasilkan
beberapa trace pada ensembles yang digunakan sebagai pembanding.
4. Proses Parameter Test diisi dengan parameter-parameter berapa saja
yang akan di test. Parameter yang akan dites adalah 8,6, dan 4 dBs.
5. Pada proses True Amplitude Recovery diisi masukan sebagai berikut
Gambar 58.
Gambar 58 Tes Parameter untuk TAR.
Apply spherical divergence corrections? Diisi dengan Yes, dengan basis for spherical spreading adalah 1dist untuk tes TAR 1 dan dipilih
1timevel2 untuk tes TAR 2. Proses ini untuk menghitung koreksi
karena amplitudo yang hilang sebagai dampak adanya efek pemekaran gelombang Spherical Spreading.
Select velocity parameter file dipilih tabel kecepatan yang diperoleh pada saat akuisisi data di lapangan yaitu
“Tar1”. Pada dBsec correction constant diisi dengan 99999 dengan tujuan agar
nilai-nilai parameter pada Parameter Test dapat diaplikasikan pada tes
TAR ini.
6. Selanjutnya dikeluarkan tampilan dengan proses Trace Display. Pada
proses ini, dipilih display 4 ensemblescreen, dan 2 display panel, serta trace scaling diganti menjadi entire screens
Flows dijalankan dengan perintah Execute, sehingga diperoleh tampilan
Gambar 59.
Gambar 59. Tampilan Tes Parameter untuk TAR1 1dist Atas, TAR2 1timevel2 Bawah.
7. Parameter TAR yang akan digunakan berdasarkan tampilan parameter tes sebelumnya dengan catatan bahwa pemilihan nilai ini dilihat berdasarkan
hasil tampilan trace display yang paling mendekati dengan paramater awal dan penghilangan sejumlah noise adalah :
Basis for spherical divergence digunakan 1dist
dBsec correction constant dipilih -2.5 dBsec
3.3.7 Penentuan Deconvolution Gate
Pada tahap ini dilakukan pembuatan Time Gate yang akan digunakan dalam proses dekonvolusi. Tahap-tahap yang dilakukan adalah membuat flows
sebagai berikut Gambar 60.
Gambar 60. Flows Penentuan Deconvolution Gate.
Input data yang digunakan adalah “geometry”. Mengaplikasikan hasil editing dengan proses Trace Muting dan Trace
KillReverse Mengaplikasikan proses True Amplitude Recovery dengan parameter-
parameter yang telah diperoleh pada langkah Parameter Test 1 Menampilkan penampang seismik menggunakan proses Trace Display
Dipilih menu Picking kemudian submenu Pick Miscellaneous Time Gates
… untuk membuat Time Gate, yang selanjutnya diberi nama “Decon Gate”.
Kemudian dilakukan picking sesuai gambar 61.
Gambar 61. Penentuan Time Gate Deconvolution. Setelah dilakukan picking untuk puncak untuk Time Gate Decon, dibuat
layer baru dengan mengklik MB3 dan dipilih New Layer untuk melakukan
picking bagian bawah dari Time Gate Decon.
Tahap terakhir dipilih menu File kemudian Save Pick dan kemudian ExitStop Flow .
3.3.8 Test Parameter 2
Test Parameter 2 dilakukan untuk mencari parameter yang sesuai dalam proses Dekonvolusi, yaitu proses yang bertujuan untuk mengembalikan frekuensi
yang hilang karena terfilter oleh bumi sehingga diperoleh traces yang lebih spike dan kontinyu. Tahap-tahap yang dilakukan adalah membuat flows seperti gambar
62.
Gambar 62. Flows dalam Test Parameter 2. 1. Input data yang digunakan adalah
“geometry”. 2. Pengeditan pada data menggunakan proses Trace Muting dengan
masukan hasil picking
“TestMute” 3. Mengaplikasikan proses True Amplitude Recovery dengan parameter-
parameter yang telah diperoleh pada langkah Parameter Test 1. 4. Proses Parameter Test diisi dengan parameter-parameter berapa saja
yang akan di test. Parameter yang akan dites adalah 30, 80, 120, 160, dan 200 s. 5. Pada proses SpikingPredictive Decon diisi masukan sebagai berikut
Gambar 63.
Gambar 63. SpikingPredictive Decon.
Type of deconvolution dipilih Minimum phase spiking Pada Decon operator lengths diisi dengan 99999 dengan tujuan agar
nilai-nilai parameter pada Parameter Test dapat diaplikasikan pada tes
dekonvolution ini.
Operator ‘white noise’ levels dipilih 0.1, operator ini menunjukkan
presentasi white noise yang dikombinasikan ke respon spike yang asli.
Window rejection factor dipilih 2, parameter ini digunakan untuk
mengeliminasi desain jendela dengan sedikit sampel yang aktif dari faktor waktu panjang operator tersebut.
Time gate reference dipilih Time 0, untuk mendapatkan referensi Time
gate.
Get decon gates from the DATABASE, dipilih Yes, dan parameter decon
gate yang dipilih adalah
“Decon Gate”. 6. Selanjutnya dikeluarkan tampilan dengan proses Trace Display. Pada
proses ini, dipilih display 6 ensemblescreens.
Flows dijalankan dengan perintah Execute, sehingga diperoleh tampilan
Gambar 64.
Gambar 64. Tes Parameter untuk Dekonvolusi. 7. Parameter Dekonvolusi yang akan digunakan berdasarkan tampilan
parameter tes sebelumnya adalah Decon operator lengths dipilih 120 s 3.3.9
Preprocessing
Dalam tahap preprocessing ini dilakukan beberapa proses yaitu Input data, Editing data, TAR, Dekonvolusi, Normal Move Out. Semua proses ini dilakukan
dalam satu flow. Tahap-tahap dalam flow ini adalah : 1. Dibuat flow sesuai gambar 65.
Gambar 65. Flow Preprocessing. 2. Input dataset yang dipilih adalah
“geometry” 3. Mengaplikasikan editing menggunakan proses Trace Muting, dengan
masukan hasil picking
„TestMute” 4. Mengaplikasikan proses True Amplitude Recovery dengan
parameter-parameter yang telah diperoleh pada flow Parameter Test 1, yaitu : Basis for spherical divergence digunakan 1dist
dBsec correction constant dipilih 4 dBsec 5. Mengaplikasikan proses SpikingPredictive Decon dengan parameter-
parameter yang telah diperoleh pada flow Parameter Test 2, yaitu Decon operator lengths dipilih 120 s dan Time Gate yang dipilih adalah
“Decon Gate”.
6. Mengeluarkan dataset dengan nama
“Deconvolution” menggunakan proses Disk Data Output. Dataset ini digunakan sebagai masukan dalam proses
analisis kecepatan I.
7. Setelah dilakukan Analisa Kecepatan, yang akan dijelaskan pada
subbab Processing selanjutnya, diperoleh tabel kecepatan Velan 1. Tabel
kecepatan ini digunakan sebagai masukan dalam proses NMO.
8. Melakukan proses Normal Moveout Correction Gambar 66, proses