6. Umur batuan. Batuan yang berumur tua umumnya sangat kompak,
porositas kecil, densitas besar dan umumnya mempunyai kecepatan lebih besar dibandingkan batuan sejenis yang lebih muda.
2.4.7 Normal Moveout NMO Correction
Apabila pada gambar 14 adalah model kecepatan konstan, maka travel- time tx dari CMP gather sepanjang jalur perambatan dari source ke D kemudian
kembali ke receiver masing-masing didefinisikan sebagai berikut. t
2
x = t
2
+ x
2
v
2
dimana x adalah offset, yaitu jarak antara masing-masing source dan receiver, v adalah kecepatan velocity dari medium di atas reflector dan t
adalah waktu bolak-balik vertikal Two-Way Travel-Time sepanjang MD atau two-way travel-
time pada zero-offset. Untuk reflektor yang flat seperti gambar 14. Perbedaan two- way travel-time tx pada offset x dan t
pada zero offset disebut normal moveout atau NMO.
Gambar 14. Sketsa Travel-Time. Waktu rambat gelombang untuk satu titik di sub-surface akan terekam
oleh sejumlah geophone sebagai garis lengkung hiperbola. Di dalam CDP gather koreksi NMO diperlukan untuk mengoreksi masing-masing CDP-nya agar
26
garis lengkung tersebut menjadi horisontal, sehingga pada saat stack diperoleh
sinyal yang maksimal.
Kecepatan NMO tidak bernilai konstan tetapi bergantung pada jarak offset antara sumber dan penerima. Karena hasil dari koreksi NMO sensitif
terhadap kecepatan yang digunakan maka fenomena ini dapat digunakan untuk menentukan kecepatan yang sesuai. Kecepatan NMO yang sesuai akan
memberikan hasil event refleksi yang segaris sehingga ketika di-stack akan memberikan hasil refleksi yang paling besar.
Sebelum dilakukan proses NMO data sebaiknya sudah melalui proses pemfilteran untuk menghilangkan efek noise koheren dan acak terhadap event
seismik. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan reliabilitas perkiraan event seismik sehingga hasil proses NMO bisa optimal.
2.4.8 Stacking
Stacking adalah penggabungan dua atau lebih trace menjadi satu trace atau disebut dengan gather data. Dalam pengolahan data digital, amplitudo dari
trace dinyatakan sebagai angka sehingga stacking dapat dilakukan dengan menambahkan angka-angka tersebut. Tujuan utama dalam merekam data multi
kelipatan adalah untuk stacking semua trace secara bersama-sama. Stacking tidak efektif dalam menekan multiple dan difraksi. Sebelum akhir stacking semua
koreksi NMO, DMO, static corrections dilakukan. Umumnya sebelum deconvolution dan analisa kecepatan, gather di-stack agar memiliki gambaran
kasar tentang perbedaan horizontal, noise yang besar dan sebagainya. Stack ini disebut juga Brute Stack Talagapu, 2005.
2.5 Gangguan pada Data Seismik