Geometry Editing dan Filtering True Amplitude Recovery

2.4.2 Geometry

Koreksi geometri dilakukan untuk menggabungkan dan mencocokkan paramater lapangan dari observer log, yaitu besaran di permukaan dengan besaran bawah permukaan. Besaran-besaran di permukaan adalah nomor trace, jarak antar shot point dan nomor stasiun, dll. Besaran-besaran di bawah permukaan adalah banyaknya fold coverage, dll. Pada dasarnya koreksi geometri berusaha mencocokkan antara file number terdapat di observer report dengan data seismik yang direkam dalam 1 shot dalam pita magnetik atau media penyimpanan yang lain.

2.4.3 Editing dan Filtering

Tahapan ini memiliki tujuan untuk memunculkan sinyal-sinyal refleksi, sehingga sinyal-sinyal yang tidak mencerminkan refleksi akan dianggap sebagai informasi yang tak perlu ditampilkan sehingga dapat dihilangkan. Proses yang dilakukan dalam tahap ini meliputi muting dan editing. Muting adalah proses untuk membuang sinyal-sinyal gelombang langsung dan gelombang refraksi. Parameter muting menentukan kemiringan suatu garis lurus dalam koordinat x-t yang menjadi batas antara sinyal-sinyal langsung dan sinyal refraksi terhadap sinyal-sinyal yang lain. Editing berbeda dengan muting. Kalau muting beroperasi dalam dua dimensi x-t sekaligus, maka editing beroperasi dalam satu dimensi dan bersifat sangat lokal. Editing berusaha mengedit atau mengoreksi amplitudo-amplitudo yang dianggap jelek yang ada pada setiap trace seismik yang terekam. Bila amplitudo-amplitudo gelombang di dalam suatu trace ternyata jelek semua maka editing berusaha menjadi killing artinya semua amplitudo yang tidak bernilai nol di dalam trace tersebut diset menjadi nol. Hal ini tidak akan mempengaruhi hasil akhir karena pada saat stacking, ada berpuluh-puluh trace seismik yang dijumlahkan.

2.4.4 True Amplitude Recovery

Tujuan dari True Amplitude Recovery TAR adalah untuk memunculkan amplitudo-amplitudo gelombang seismik yang lemah setelah faktor penguatan oleh amplifier diangkat Gain Removal. Pengangkatan faktor penguatan ini diperlukan dalam upaya mendapatkan amplitudo yang lebih representatif di daerah penyelidikan. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingginya amplitudo gelombang seismik Priyono, 2006, yaitu : 1. Kekuatan sumber ledakan dan kopling antara sumber ledakan dengan medium. 2. Divergensi bola spherical divergence yang menyebabkan energi gelombang terdistribusi dalam volume bola. 3. Variasi koefisien refleksi terhadap sudut datang gelombang atau terhadap offset. 4. Atenuasi dan absorpsi. 5. Pantulan berulang atau multiple oleh lapisan-lapisan tipis. 6. Hamburan gelombang oleh struktur-struktur yang runcing. 7. Interferensi dan superposisi oleh gelombang-gelombang yang berbeda asalnya. 8. Ketergantungan arah dari sistem pengaturan penerima array directivity. 9. Sensitivitas dan kopling antara geophone dengan tanah. 10. Superposisi dengan noise. 11. Pengaruh instrumen instrument balance. Dalam praktek TAR terdiri atas : 1. Gain Removal. 2. Koreksi Divergensi Bola. 3. Koreksi Atenuasi. Gain removal adalah proses membuang penguatan yang dilakukan oleh amplifier. Karena setelah penguatannya dibuang sinyal-sinyal refleksi akan menjadi demikian lemah, maka penguatan amplifier ini digantikan oleh penguatan lain yang nilai-nilainya didapat dari experimental gain curve yang dianggap lebih cocok untuk daerah yang diselidiki.   t n g  : amplitudo trace seismik yang direkam dengan n = 1 sd m jumlah sampel. t  : interval sampel T : interval sampel N : 1,2,3,...,m jumlah sampel pada setiap trace   t n G  : sampel-sampel dari gain amplifier yang direkam bersamaan dengan amplitudo trace seismik. maka : Gain Removal =       t n g t n G t n g     15   t n g  merupakan trace seismik dengan amplitudo yang sangat lemah untuk waktu yang semakin membesar. Setelah kurva-kurva koreksi divergensi bola dan koreksi atenuasi berhasil didapatkan, kurva-kurva ini kemudian dikalikan dengan   t n g  dalam upaya untuk mengangkat amplitudo sinyal agar kembali muncul. Proses True Amplitude Recovery secara singkat dapat dirumuskan :                                   20 20 10 10 . 1 1 B t t t n v t n G t n g t n h  di mana :   t n h  adalah amplitudo yang telah mengalami TAR   t n g  adalah amplitudo trace seismik yang direkam   t n G  adalah besarnya gain amplifier  adalah koefisien atenuasi B adalah suatu konstanta eksperimental

2.4.5 Deconvolution

Dokumen yang terkait

Atenuasi multiple pada data shallow water menggunakan metode surface related multiple elimination : srme

0 9 0

PENEKANAN GELOMBANG MULTIPLE PADA DATA SEISMIK 2D DENGAN MEMBANDINGKAN ANTARA METODE F-K FILTER DAN RADON TRANSFORM DI LAPANGAN ‘DSCR’ DAERAH KALIMANTAN

7 64 74

ATENUASI MULTIPLE MENGGUNAKAN KOMBINASI METODE SURFACE RELATED MULTIPLE ELIMINATION (SRME) DAN RADON TRANSFORM

7 24 71

ANALISIS PERBANDINGAN METODE MULTIPLE SUPPRESSION DENGAN WAVE EQUATION MULTIPLE REJECTION (WEMR), RADON TRANSFORM, DAN f-k FILTER PADA DATA SEISMIK LAPANGAN LAUT “SERAM”

5 38 88

Penerapan metode stacking dalam pemrosesan sinyal seismik laut di perairan Barat Aceh

6 25 104

Penekanan gelombang multiple pada data seismik 2d menggunakan metode radon transform studi kasus di perairan barat sumatra

1 8 16

ANALISIS METODE SURFACE RELATED MULTIPLE ELIMINATION (SRME) DAN TRANSFORMASI RADON UNTUK PENEKANAN MULTIPLE PADA DATA SEISMIK 2D MARINE DI PERAIRAN UTARA PAPUA.

15 31 65

APLIKASI METODE TRANSFORMASI RADON UNTUK ATENUASI MULTIPLE PADA DATA SEISMIK REFLEKSI MULTICHANNEL di PERAIRAN PULAU MISOOL - repository UPI S FIS 0809427 Title

1 2 3

Aplikasi Metode Surface Related Multiple Elimination (SRME) dan Radon Parabolik pada Data Seismik 2D Bryant Canyon Lepas Pantai Louisiana Texas

0 0 7

SKRIPSI PENERAPAN METODE RADON TRANSFORM DALAM OPTIMALISASI PENEKANAN GELOMBANG MULTIPLE PADA DATA SEISMIK 2D MARINE DI DAERAH PERAIRAN BARAT SUMATERA APPLICATION OF RADON TRANSFORM METHOD FOR OPTIMIZATION MULTIPLE WAVES ON 2D SEISMIC MARINE DATA IN WEST

0 0 15