Velocity Analysis HASIL DAN PEMBAHASAN

didapatkan penggunaan nilai 1timevel2 lebih dapat memperjelas reflektor tanpa memotong penampang seismik pada far offset. Sebab beberapa dari data tersebut, data-data yang terdapat pada far offset setelah diberikan TAR justru hilang terutama pada reflektornya.

4.3 Velocity Analysis

Menurut Victor 2010, analisis velositas dilakukan untuk membenarkan kecepatan agar berada di posisi yang sebenarnya. Hal ini ditunjukkan dengan meluruskan sinyal yang bengkok seperti yang ditunjukkan pada gambar 90. Picking yang dilakukan adalah berdasarkan kecepatan yang ditampilkan pada display semblance yang menunjukkan kisaran kecepatan pada setiap batas lapisan. Picking yang dilakukan tidak hanya dengan melihat kisaran kecepatan pada semblance, namun diperkirakan juga kisaran yang tepat pada titik picking yang dapat meluruskan reflektor. Jadi meskipun interpretasi warna pada semblance tinggi menunjukkan gradasi warna yang semakin besar sesuai dengan kisaran yang digunakan belum tentu dilakukan picking pada titik tersebut. Selain itu, dalam picking velocity data yang dianggap sebagai multiple sebaiknya tidak di picking. Multiple yang didapatkan pada data SUME23.31 ini terdapat pada kisaran kedalaman 12000-13000 ms -1 , sedangkan seabed berada pada kisaran kedalaman 5000-6000 ms -1 untuk data pada CDP 1-1000. Sinyal seismik yang terbentuk merupakan sinyal seismik positif. Hal ini dibuktikan dengan terbentuknya trough pada penampang seismik. Setelah dilakukan analis kecepatan ini, maka akan didapatkan nilai kecepatan interval. Gambar 90. Picking Velocity Terhadap Semblance dengan Nilai Kecepatan yang Tinggi Ditunjukkan dengan Warna Merah. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi estimasi kecepatan dengan memakai data seismik CDP gather, antara lain 1. Geometri pengukuran, terutama yang terkait dengan offset jauh karena makin jauh bentangan pengukuran maka makin baik koreksi NMO yang dihasilkan sehingga perbedaan reflektor dan multiple menjadi lebih jelas 2. Keberulangan dalam stacking fold karena dapat mengurangi noise acak atau random 3. Rasio sinyal-noise atau dengan kata lain kualitas data 4. Pemotongan atau muting data seismik untuk menghilangkan noise Muting yang benar adalah tidak memotong reflektor sebaed, karena di saat stack akan terlihat bentuk event yang tidak tepat sehingga hasil brute stack meskipun telah berjalan dengan normal, tetapi belum dapat digunakan sebagai hasil yang valid dalam pendefinisian geologi dari area survey yang diamati. Berdasarkan apa yang telah dilakukan, iterasi pada velocity analysis dilakukan beberapa kali hingga didapatkan kisaran kecepatan yang lebih baik pada penampang seismik yang diamati. Dalam picking pada semblace di velocity analysis harus memperhatikan beberapa hal utama, yaitu:  Kecepatan RMS Vrms bertambah besar dengan bertambahnya waktu vertikal pada penampang seismik,  Kecepatan bertambah besar dengan bertambahnya kedalaman,  Kecepatan bertambah dengan kekompakan batuan. Metode yang dipakai adalah constant velocity gather. Proses analisa kecepatan dilakukan dengan mem-pick kecepatan-kecepatan yang ada pada event yang dianggap jelas sebagai reflektor dan memiliki harga velocity semblance yang tinggi. Untuk menghindari kesalahan, picking yang dilakukan harus mengalami pertambahan nilai kecepatan seiring dengan bertambahnya two way traveltime TWT. Sehingga kemungkinan melakukan picking pada nilai kecepatan multiple dapat dihindari. Selain itu, picking yang dilakukan juga harus memperhatikan CDP gather akan menjadi datar setelah di-aplly NMO apabila picking yang dilakukan tepat. Sehingga tampilan CDP gather bisa dijadikan acuan untuk melihat benar atau salahnya picking kecepatan yang dilakukan. Hasil picking velocity juga mengalami beberapa kali manipulasi Gambar 91. Hal ini disebabkan karena pada CDP tertentu terdapat kesulitan picking sebab sulit untuk memisahkan data antara reflektornya. Gambar 91. Manipulasi Hasil Picking Velocity Menggunakan Volume Viewer Editor. Kelemahan dalam pengolahan data seismik menggunakan laptop adalah terkait dalam proses running data. Oleh sebab itu, maka dalam velocity editing ini data hasil picking velocity tidak dapat ditampilkan bersama dengan hasil post- stack. Hal ini tentunya akan mengurangi keakuratan dalam interpolasi kecepatan lapisan. Hal ini disebabkan, karena dengan dapat menampilkan hasil post-stack secara bersamaan di saat melakukan velocity editing akan dapat mengetahui kisaran kedalaman yang diperkirakan merupakan reflektor.

4.4 Prepocessing

Dokumen yang terkait

Atenuasi multiple pada data shallow water menggunakan metode surface related multiple elimination : srme

0 9 0

PENEKANAN GELOMBANG MULTIPLE PADA DATA SEISMIK 2D DENGAN MEMBANDINGKAN ANTARA METODE F-K FILTER DAN RADON TRANSFORM DI LAPANGAN ‘DSCR’ DAERAH KALIMANTAN

7 64 74

ATENUASI MULTIPLE MENGGUNAKAN KOMBINASI METODE SURFACE RELATED MULTIPLE ELIMINATION (SRME) DAN RADON TRANSFORM

7 24 71

ANALISIS PERBANDINGAN METODE MULTIPLE SUPPRESSION DENGAN WAVE EQUATION MULTIPLE REJECTION (WEMR), RADON TRANSFORM, DAN f-k FILTER PADA DATA SEISMIK LAPANGAN LAUT “SERAM”

5 38 88

Penerapan metode stacking dalam pemrosesan sinyal seismik laut di perairan Barat Aceh

6 25 104

Penekanan gelombang multiple pada data seismik 2d menggunakan metode radon transform studi kasus di perairan barat sumatra

1 8 16

ANALISIS METODE SURFACE RELATED MULTIPLE ELIMINATION (SRME) DAN TRANSFORMASI RADON UNTUK PENEKANAN MULTIPLE PADA DATA SEISMIK 2D MARINE DI PERAIRAN UTARA PAPUA.

15 31 65

APLIKASI METODE TRANSFORMASI RADON UNTUK ATENUASI MULTIPLE PADA DATA SEISMIK REFLEKSI MULTICHANNEL di PERAIRAN PULAU MISOOL - repository UPI S FIS 0809427 Title

1 2 3

Aplikasi Metode Surface Related Multiple Elimination (SRME) dan Radon Parabolik pada Data Seismik 2D Bryant Canyon Lepas Pantai Louisiana Texas

0 0 7

SKRIPSI PENERAPAN METODE RADON TRANSFORM DALAM OPTIMALISASI PENEKANAN GELOMBANG MULTIPLE PADA DATA SEISMIK 2D MARINE DI DAERAH PERAIRAN BARAT SUMATERA APPLICATION OF RADON TRANSFORM METHOD FOR OPTIMIZATION MULTIPLE WAVES ON 2D SEISMIC MARINE DATA IN WEST

0 0 15