untuk pertanian. Wilayah Kabupaten Subang memiliki panjang garis pantai kurang lebih 68 km yang meliputi 4 empat wilayah kecamatan pesisir, yaitu
Kecamatan Blanakan, Kecamatan Pamanukan, Kecamatan Legonkulon dan Kecamatan Pusakanagara.
Desa Mayangan dan Desa Legonwetan berada dalam wilayah administrasi Kecamatan Legonkulon. Desa Mayangan terletak di bagian paling utara dari
Kecamatan Legonkulon. Secara administratif Desa Mayangan berbatasan dengan Desa Tegal Urung di sebelah Barat, Desa Legon Wetan di sebelah Timur, Desa
Legonkulon di sebelah Selatan, dan Laut Jawa di sebelah Utara. Desa Mayangan memiliki luas 678.37 Ha dan sebagian besar dari luas wilayahnya merupakan
areal hutan mangrove yaitu seluas 290 Ha yang dimiliki oleh Perum Perhutani. Desa Mayangan memiliki dua buah sungai yaitu Sungai Citerusan di sebelah barat
dan Sungai Cigadung di sebelah timur yang menjadikan perairan pantai Desa Mayangan cukup produktif. Sedangkan Desa Legonwetan terletak di bagian utara
dari Kecamatan Legonkulon merupakan salah satu desa yang berada di wilayah Kecamatan Legonkulon, yang memiliki luas 706 Ha. Dengan batas wilayah
Sebelah Barat berbatasan dengan Tegal Urung, sebelah Selatan dengan Desa Mayangan, Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Pengerengan dan sebelah
Utara berbatasan dengan Laut Jawa.
4.2 Faktor Klimatologi Perairan Pantai Kabupaten Subang
Perairan pantai Subang yang merupakan bagian dari sistem Laut Jawa sangat dipengaruhi oleh angin muson yang berkembang secara kuat di perairan
ini. Di wilayah Laut Jawa munculnya periode musim Barat terjadi pada bulan Desember hingga Februari umumnya diikuti dengan adanya musim hujan.
Adapun musim Timur terjadi pada bulan Juni - Agustus dengan adanya kemarau. Dalam musim Timur penguapan yang terjadi di laut lebih besar daripada
curah hujannya. Kecepatan angin yang tinggi dan kelembaban yang relatif rendah menyebabkan penguapan lebih dari 100 mmbulan. Dari bulan Juni sampai
Agustus energi yang diperlukan untuk penguapan tersebut melebihi dari energi yang tersedia dari radiasi matahari, sehingga menimbulkan defisit energi sekitar
5.700 calcm
2
, atau sebanding dengan pendinginan wilayah perairan sedalam 40 m
dengan penurunan suhu perairan sekitar 1,4 C. Pendinginan perairan dalam
periode musim Barat bukan disebabkan oleh keseimbangan energi tersebut, tetapi dalam musim ini muson Barat berkembang sangat kuat dan dengan angin yang
relatif kuat membawa massa udara dingin dan hujan ke wilayah Laut Jawa ini. Fluktuasi angin muson secara nyata berhubungan dengan fluktuasi suhu perairan.
Hasil pengamatan angin di wilayah pantai Mayangan dalam periode musim Peralihan Mei menunjukkan pada siang hari jam 06.00 – 18.00 kecepatan
angin berkisar antara 0 – 7 mdet, dan pada malam hari jam 18.00 – 06.00 antara 0 – 3.5 mdet dengan arah angin dominan dari Timur, Timur Laut dan Barat Laut.
4.3 Karakteristik Fisik Perairan
1 Suhu dan salinitas perairan
Suhu dan salinitas di wilayah perairan pantai Subang berfluktuasi secara musiman yang dipengaruhi oleh dinamika perairan Laut Jawa. Secara umum
fluktuasi suhu bulanan di Laut Jawa menunjukkan adanya dua suhu tertinggi sekitar 28,7 °C dan dua suhu terendah sekitar 27,5 °C. Suhu tertinggi terjadi
dalam periode musim peralihan yakni bulan Mei dan November. Adapun suhu terendah terjadi bulan Agustus dan Februari puncak musim Timur dan Barat.
Rata-rata suhu bulanan bervariasi antara 27,5 °C sampai 28,7 °C. Rata-rata salinitas bulanan di perairan Laut Jawa berkisar antara 31,5 ‰ –
33,7 ‰. Salinitas maksimum pertama 33,7 ‰ dan kedua 33,3 ‰ terjadi pada bulan September dan November. Adapun salinitas minimum pertama 31,8 ‰
dan kedua 31,3 ‰ terjadi masing-masing sekitar bulan Februari dan Mei. Hasil pengukuran distribusi salinitas di beberapa muara sungai di wilayah pantai
Subang menunjukkan bahwa jangkauan pengaruh rambatan pasang surut yang membawa massa air laut ke arah hulu sungai berkisar antara 1 km sampai 3,5 km.
Rambatan pasang surut sungai Mayangan dapat mencapai 1,5 – 2,5 km Pengukuran Salinitas di daerah penangkapan, khususnya di perairan
mangrove desa mayangan adalah berkisar dari 25‰ - 28‰ dengan rata-rata 26.5‰ . Salinitas ini rendah karena daerah penangkapan berada pada aliran sungai
dimana terjadi percampuran antara air laut dan air tawar ketika terjadi pasang dan surut.
2 Bathimetri perairan
Perairan pantai Subang memiliki kedalaman yang relatif dangkal kurang dari 20 m dengan gradien kedalaman yang relatif landai. Perairan dengan
kedalaman kurang dari 5 m disekitar Blanakan memiliki gradien kedalaman sekitar 2,0027 dan 0,0054 yang berada di sekitar Pusakanagara. Adapun di
perairan dengan kedalaman 5 - 10 m memiliki gradient kedalaman berkisar 0,00006 terdapat di sekitar Blanakan. Morfologi daratan pantainya terdiri dari
pasir bercampur lumpur dan bahan organik, dengan jenis tanah gleisol hidrik. Pada pantai terdapat rawa-rawa dan vegetasi mangrove. Umumnya kawasan
pantai dipergunakan oleh masyarakat sebagai kawasan pemukiman, pertambakan, dan sebagainya. Pesisir pantai Kabupaten Subang banyak yang mempunyai muara
sungai kecil, sehingga terdapat kemungkinan banyaknya jumlah pengendapan di muara sungai besar dan jenis substrat dasar berupa pasir.
3 Pasang surut
Pasang surut merupakan gerakan naik-turun dari muka air laut secara periodik yang disebabkan oleh gaya tarik-menarik benda angkasa seperti bulan
dan matahari. Jenis pasang surut yang terjadi di wilayah pantai Subang mengikuti pola pasang surut di Laut Jawa. Tipe pasang surut pasut Pantai Utara Jawa Barat
sebagian besar termasuk dalam kategori campuran mengarah ke semidiurnal. Kategori pasut campuran adalah daerah pantai yang mengalami dua kali pasang
dan dua kali surut dengan ketinggian yang berbeda. Adapun pasut kategori semidiurnal adalah daerah pantai yang mengalami dua kali pasang dan dua kali
surut dengan ketinggian yang sama. Pasang dan surut terbesar adalah 1 m dan kisaran tinggi pasang dan surut kedua adalah 0,5 – 0,7 m.
4 Arus perairan pantai
Pola arus perairan di pantai Subang yang secara umum mengikuti pola arus Laut Jawa menunjukkan bahwa arus musiman sangat dominan di wilayah perairan
ini. Periode musim Timur terjadi antara bulan Mei dan September, arus musim bergerak ke arah barat dengan kecepatan maksimum sekitar 25 cmdet. Dari bulan
November sampai Maret arus musim mengalir ke arah timur dengan kecepatan maksimum sekitar 30 cmdet. Pada bulan April dan Oktober arah arus musim
berubah. Pengukuran arus di wilayah pantai Subang menunjukkan bahwa di perairan pantai Mayangan arus pasang berkisar 1,4 – 31,5 cmdet mengalir
dominan ke arah barat, dan arus surut berkisar antara 0,7 – 28,1 cmdet yang dominan mengalir ke arah barat.
5 Kualitas air perairan Subang
Berdasarkan topografinya, perairan kabupaten Subang terdiri dari: 1 perairan pesisir dan laut, 2 perairan sungai dan situ. Kondisi perairan Kabupaten
Subang banyak dipengaruhi oleh kondisi alam di dataran tinggi, serta pengaruh sifat oseanografi perairan dangkal Laut Jawa. Kondisi umum perairan Kabupaten
Subang relatif baik. Beberapa lokasi di perairan payau dan laut mempunyai sifat kekeruhan yang cukup tinggi seperti di Pondok Bali, Mayangan dan Blanakan.
Kondisi ini merupakan karakteristik perairan Laut Jawa yang banyak dipengaruhi oleh sedimen yang dibawa oleh beberapa sungai yang bermuara ke Pantai Utara
Jawa. Selain itu, sifat oseanografi di daerah pasang surut intertidal Subang memungkinkan terjadi sedimentasi dan penggerusan pantai abrasi. Kondisi ini
merupakan suatu hal yang menguntungkan karena perairan pesisir Subang menjadi subur karena mendapat suplai nutrient dari daratan.
4.4 Karakteristik Hutan Mangrove