Morfologi kepiting bakau Kepiting Bakau .1 Klasifikasi kepiting bakau

et al. 2001, genus Scylla hanya memiliki satu jenis saja, yaitu Scylla serrata. Hal yang sama juga diyakini oleh Alcock 1989 dalam Sulaeman dan Naevdal 2000 yang menyatakan bahwa Scylla dari perairan India terdiri atas satu jenis yaitu Scylla serrata. Demikian pula halnya dengan Moosa et al. 1985 yang mendukung kesimpulan tersebut melalui kajian terhadap kepiting bakau di perairan Indonesia. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, maka berdasarkan hasil penelitiannya dengan menggunakan metode Allozyme electrophoresis dan mitocondria DNA, Keenan et al. 1998 menyatakan bahwa kepiting bakau terdiri atas empat jenis, yaitu Scylla serrata, S. tranguebarica, S. paramamosain dan S. olivacea. Di desa Blanakan dan Mayangan di pesisir selatan Subang, Jawa barat, keempat jenis Scylla spp ini hidup bersama Siahainenia, 2008.

2.1.2 Morfologi kepiting bakau

Menurut Moosa 1981, untuk mengenal dan memberikan diagnosa dari tiap jenis krustasea, terlebih dahulu diperlukan pengetahuan tentang istilah bagian- bagian tubuh yang biasanya dipergunakan dalam taksonomi binatang yang bersangkutan. Dijelaskan pula bahwa bagian-bagian tubuh penting yang digunakan dalam pengenalan jenis dari famili Portunidae adalah: 1. Karapas carapace, yaitu selubung kepala-dada dan bagian-bagian yang ada di atasnya; 2. Jumlah, bentuk dan sifat duri pada bagian dahi karapas rostrum; 3. Jumlah, bentuk dan sifat duri pada tepi antero-lateral karapas; 4. Bentuk sudut postero-lateral tubuh; 5. Bagian-bagian yang terdapat pada ruas-ruas kaki jalan periopod, terutama pada pasangan kaki pertama yang berbentuk capit cheliped dan pasangan kaki terakhir yang berbentuk dayung; 6. Bentuk tutup abdomen dan bentuk pleopod; 7. Bentuk mulut terutama maxilliped III; dan 8. Bentuk bagian ruas dasar antenne basal antennal joint. Kriteria tersebut tidak semuanya berlaku untuk satu genus. Ada kriteria yang dapat digunakan untuk genus yang satu, tetapi tidak penting atau kurang penting bila digunakan pada genus yang lain. Meskipun demikian, ada kriteria yang sama-sama dapat digunakan untuk mengidentifikasi jenis-jenis dari beberapa genus. Secara umum, ciri dari jenis-jenis organisme yang tergolong dalam famili Portunidae adalah karapas pipih atau agak cembung, berbentuk heksagonal atau agak persegi. Bentuk umum adalah bulat telur memanjang atau berbentuk kebulat- bulatan. Karapas umumnya berukuran lebih lebar dari pada panjangnya dengan permukaan yang tidak selalu jelas pembagiannya. Tepi antero-lateral karapas berduri lima jarang kurang dari lima kecuali pada subfamili Podophthalminae sampai sembilan buah. Dahi lebar, dan terpisah dengan jelas dari sudut supraorbital dan memiliki jumlah duri dua sampai enam buah. Antenne antennulae kecil terletak melintang atau menyerong Gambar 2. Pasangan kaki terakhir berbentuk pipih menyerupai dayung, terutama pada dua ruas terakhir. Ada beberapa genus yang berkaki tetapi tidak berbentuk demikian Moosa 1981. Keterangan : a. Karpus b. Kaki jalan c. Karapas d. Kaki renang e. Merus f. Basi-ischium g. Lekukan karapas h. Panjang karapas i. Lebar karapas Gambar 2 Morfologi Scylla spp Ciri kepiting bakau secara khusus, menurut Sulistiono et al. 1992, adalah karapas berbentuk cembung dan halus, dengan lebar karapas satu setengah dari panjangnya. Bentuk alur yang menyerupai huruf H antara area pencernaan gastric area dan area jantung cardiac area jelas. Empat duri berbentuk segitiga pada bagian dahi berukuran sama, dan memiliki orbit yang lebar dengan dua celah. Kathirvel dan Srinivasagam 1992 membedakan kepiting bakau berdasarkan habitatnya di wilayah Indo-Pasifik. Menurutnya ada dua jenis dari genus Scylla yaitu S. serrata dan S. tranquebarica, yang sejenis dengan S. oceanica. Kedua spesies ini dibedakan melalui warna tubuh dan habitatnya. S. serrata hidup pada lobang-lobang di hutan mangrove, sedangkan S. tranquebarica yang memiliki ukuran tubuh lebih besar adalah perenang bebas. Selanjutnya Estampador 1949 menggolongkan kepiting bakau ke dalam dua kelompok, yaitu banhawin dan mamosain. Kelompok banhawin terdiri atas individu dengan warna tubuh hijau dan dengan tandapola poligonal pada semua kaki dan cheliped-nya. Kelompok kedua adalah individu berwarna coklat gelap yang tidak memiliki tandapola apapun pada kaki-kaki dan cheliped-nya. Kepiting banhawin adalah perenang bebas, sedangkan kelompok mamosain tinggal menetap di dalam lobang. Jenis S. oceanica dan S. tranquebarica digolongkan kedalam kelompok banhawin, yakni sebagai perenang bebas, sedangkan S. serrata digolongkan ke dalam kelompok mamosain yang hidup di dalam lobang-lobang pada areal mangrove. Untuk membedakan keempat jenis kepiting dari genus Scylla, Estampador 1949 mempergunakan warna sebagai salah satu faktor pembeda utama. Pendapat ini berbeda dengan Warner 1977. Menurutnya identifikasi jenis berdasarkan warna tubuh saja mungkin akan keliru, karena kondisi setempat, seperti cahaya, panas dan warna latar belakang habitat tempat kepiting bakau hidup, dapat berdampak terhadap dispersi pigmen pada tubuh kepiting bakau. S. oceanica dan S. tranquebarica mempunyai warna dasar kehijauan atau hijau keabu-abuan, atau disebut juga warna hijau buah zaitun, sedangkan S. serrata dan S. serrata var. paramamosin mempunyai warna dasar hijau merah kecoklatan atau coklat keabu- abuan sampai abu-abu. Karakteristik kepiting bakau Scylla spp dapat dilihat pada Tabel 1 dan Gambar 3. Tabel 1 Karakteristik kepiting bakau Scylla spp. No. Warna dan ciri morfologis Scylla oceanica Scyllla tranquebarica Scylla serrata Scylla serrata var. paramamosin 1. Warna karapas Hijau keabu- abuan Hijau buah zaitun Coklat merah seperti karat Coklat kehijauan 2. Sumber pigmen polygonal Pada capit dan semua kaki jalan Hanya pada bagian terakhir kaki jalan Tidak ada Pigmen putih pada bagian terakhir dari kaki-kaki 3. Bentuk alur “H” pada karapas Dalam Dalam Tidak dalam Relatif tidak begitu dalam 4. Bentuk duri depan Tajam Tajam Tumpul Sedang 5. Bentuk duri pada “fingerjoint” Kedua duri jelas dan runcing Kedua duri jelas dan satu agak tumpul Duri tidak ada dan berubah menjadi vestigial - 6. Bentuk rambutsetase Melimpah pada karapas - Hanya pada hepatic area - Gambar 3 Perbedaan morfologi Scylla spp Purwati et al., 2010 Sumber: Estampador 1949 Selain perbedaan warna dan perbedaan morfologi tubuh, suatu teknik baru telah dikembangkan untuk memperoleh status taksonomi dari jenis organisme tertentu, yaitu melalui analisa genetik. Analisa ini telah dikembangkan terhadap kepiting bakau oleh Keenan et al. 1998 yang kemudian merubah klasifikasi genus Scylla dari klasifikasi sebelumnya dengan karakter tiap jenis Tabel 2. Tabel 2 Karakter jenis kepiting bakau Scylla spp. Jenis Faktor pembeda ciri morfologis Scylla serrata Pola poligon dan warna Chela dan kaki-kakinya memiliki pola poligon yang sempurna untuk kedua jenis kelamin dan pada abdomen betina. Warna bervariasi dari ungu, hijau sampai hitam kecoklatan Duri pada dahi Tinggi, tipis dan agak tumpul dengan tepian yang cenderung cekung dan membulat Duri pada bagian luar cheliped Dua duri tajam pada propondus dan sepasang duri tajam pada carpus Scylla tranquebarica Pola poligon dan warna Chela dan dua pasang kaki jalan pertama berpola poligon serta dua pasang kaki terakhir dengan pola bervariasi. Pola poligon juga terdapat pada abdomen betina dan tidak pada abdomen jantan. Warna bervariasi mirip dengan S. Serrata Duri pada dahi Tumpul dan dikelilingi oleh celah sempit Duri pada bagian luar cheliped Dua duri tajam pada propondus dan sepasang duri tajam pada carpus Scylla paramamosain Pola poligon dan warna Chela dan kaki-kakinya berpola poligon untuk kedua jenis kelamin. Warna bervariasi dari ungu sampai coklat kehitaman. Duri pada dahi Tajam, berbentuk segitiga dengan tepian yang bergaris lurus dan membentuk ruang yang kaku Duri pada bagian luar cheliped Pada dewasa tidak ada duri pada bagian luar carpus dan sepasang duri agak tajam yang berukuran sedang pada propondus sedangkan pada juvenil di bagian luar carpus tajam. Scylla olivacea Pola poligon dan warna Chela dan kaki-kakinya tanpa pola poligon yang jelas untuk kedua jenis kelamin dan pada abdomen betina saja. Warna bervariasi dari oranye kemerahan sampai coklat kehitaman. Duri pada dahi Tumpul dan dikelilingi raung-raung yang sempit Duri pada bagian luar cheliped Umumnya tidak ada duri pada carpus. Sedangkan pada bagian propondus duri mengalami reduksi dari tajam ke tumpul. Sumber: Keenan et al. 1998 Klasifikasi jenis kelamin kepiting bakau dapat dilakukan secara eksternal. Menurut Moosa et al. 1985, ruas-ruas pada tutup abdomen kepiting bakau jantan umumnya sempit dan berbentuk segitiga, sedangkan ruas-ruas pada tutup abdomen kepiting bakau betina berukuran lebar dan sedikit membulat Gambar 4. Gambar 4 Kepiting jantan atas, betina bawah Purwati et al., 2009 Kepiting bakau aktif mencari makan pada malam hari dan berisitirahat dengan membenamkan diri dalam lumpur pada siang hari Hill, 1974. Makanannya, menurut Kasry 1984, berupa organisme yang bergerak lambat atau jenis makro zoobenthos, seperti kerang, siput, krustacea dan cacing. Bangkai juga termasuk makanannya, karena kepiting tergolong hewan omnivorus scavengers. Kemampuan makan kepiting, menurut Hill 1974, menjadi berkurang pada masa molting, karena kepiting tidak beraktivitas.

2.1.3 Penyebaran kepiting bakau