Gambar 14. Sebagaimana dapat dilihat pada diagram box plot, jumlah hasil tangkapan pada perangkap dengan sudut kemiringan 30° berkisar dari 0 – 26
individu per trip dengan rata-rata jumlah tangkapan adalah 9,75 individu Standar Deviasi = 6,284, lebih baik daripada perangkap dengan sudut kemiringan 40°
yang memiliki jumlah tangkapan berkisar dari 1-18 individu per trip dengan rata- rata jumlah tangkapan lebih rendah yaitu 6,50 individu SD = 4,565.
Gambar 14 Diagram box plot hasil tangkapan berdasarkan sudut kemiringan
4.7.2 Hasil tangkapan utama dan sampingan
Perangkap lipat ini ditujukan untuk menangkap kepiting bakau, jenis kepiting bakau dikelompokan sebagai hasil tangkapan utama. Sedangkan jenis-
jenis yang lain sebagai hasil tangkapan sampingan. Hasil tangkapan sampingan yang dianalisis disini adalah dari hasil kelompok kepiting yaitu, kepiting batu,
kepiting bolem dan rajungan. Jumlah total kepiting yang tertangkap pada perangkap lipat A dan B berjumlah 418 individu.
Kepiting batu mendominasi hasil tangkapan, yaitu sebanyak 270 individu 65 dari total tangkapan kepiting, disusul kepiting bolem dengan jumlah hasil
tangkapan sebanyak 108 individu 23, sedangkan jumlah hasil tangkapan
N = 64
= 9,75 SD = 6,284
N = 32
= 6,50 SD = 4,565
N = 32
Kepiting Batu 65
Kepiting Bolem
26 Kepiting
Bakau 9
Rajuangan
N = 418
kepiting bakau sebanyak 38 individu 11 dan rajungan sebanyak 2 individu 1. Komposisi hasil tangkapan kepiting disajikan pada Gambar 15. Jumlah dari
jenis-jenis tangkapan kepiting berdasarkan sudut kemiringan pintu masuk disajikan pada Tabel 4.
Hasil tangkapan total kepiting berdasarkan perbedaan sudut kemiringan menunjukan adanya perbedaan F
hit
= 3,993 ; P 0,05, ini berarti bahwa sudut kemiringan memberikan pengaruh terhadap jumlah kepiting yang masuk ke dalam
perangkap. Pengaruh ini dapat dilihat dari jumlah hasil tangkapan kepiting pada sudut kemiringan 30° lebih banyak dibandingan dengan sudut kemiringan 40°.
Gambar 15 Komposisi hasil tangkapan kepiting Selanjutnya untuk membedakan sudut kemiringan mana yang paling
berpengaruh terhadap jumlah hasil tangkapan total, dilakukan dengan uji t, ditemukan bahwa sudut kemiringan 30° lebih berpengaruh daripada sudut 40°
t
hit
= 3,895 , P = 0,001 α. Artinya secara total perangkap dengan sudut
kemiringan lintasan pintu masuk 30° memiliki hasil tangkapan total kepiting lebih banyak dari perangkap dengan sudut kemiringan 40°. Keterangan ini disajikan
pada Gambar 16.
Tabel 4 Jumlah hasil tangkapan berdasarkan sudut kemiringan lintasan pintu masuk
No Jenis Tangkapan
Kepiting Sudut Kemiringan
Jumlah Total
30° 40°
1 Kepiting Bakau
29 9
38 2
Kepiting Batu 166
104 270
3 Kepiting Bolem
56 52
108 4
Rajungan 1
1 2
Total 252
167 418
Sumber : Data pengukuran lapangan 2012
Gambar 16 Hasil tangkapan kepiting berdasarkan sudut kemiringan Berdasarkan sudut kemiringan hasil tangkapan kepiting bakau yang
diperoleh dalam penelitian ini, pada sudut kemiringan 30° kepiting bakau yang tertangkap sebanyak 29 individu dari total 38 individu yang tertangkap pada
kedua sudut, sedangkan pada sudut kemiringan 40° kepiting bakau yang tertangkap sebanyak 9 individu.
Uji Anova menunjukkan bahwa, sudut kemiringan memberikan pengaruh terhadap jumlah tangkapan kepiting bakau F hit = 4,710; P = 0,034 α. Sudut
kemiringan 30° memberikan pengaruh terhadap jumlah hasil tangkapan kepiting bakau atau lebih efektif menangkap kepiting bakau dibanding sudut kemiringan
40°. Sebaran panjang karapas dan lebar karapas serta sebaran tinggi dan bobot tubuh disajikan pada Gambar 17.
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
110 120
130 140
150 160
170 180
Kepiting Bakau Kepiting Batu
Kepiting Bolem Rajungan
J u
m la
h in
di v
idu
Jenis Kepiting
30 Derajat 40 Derajat
N = 418
Berdasarkan hasil uji t berpasangan paired samples t tes terhadap total jumlah hasil tangkapan pada perangkap dengan sudut kemiringan 30° dan 40°,
terdapat perbedaan yang signifikan t
hit
= 2,432; P = 0,021 α = 0,05. Perbedaan
hasil tangkapan akibat sudut kemiringan lintasan pintu masuk ini, diduga disebabkan karena kemiringan sudut pintu masuk mempengaruhi masuknya
kepiting di dalam perangkap. Pada sudut kemiringan 30° lintasannya sedikit landai dibandingkan dengan sudut 40°.
Gambar 17 Sebaran panjang, lebar karapas dan tinggi karapas serta bobot tubuh kepiting bakau berdasarkan sudut kemiringan
Hasfiandi 2010, menemukan bahwa hasil tangkapan sampingan perangkap jodang berupa kepiting mengalami penurunan seiring dengan
pertambahan sudut kemiringan dari 30°, 40° ke 50°, hal ini disebabkan karena kepiting mengalami kesulitan pada saat merayapi sudut kemiringan perangkap
yang lebih besar. Ini dikarenakan oleh gaya berat kepiting tidak sepenuhnya
2 4
6 8
10 12
14 16
fr e
k u
e n
si in
d .
panjang karapas mm
sudut 30 sudut 40
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
fr e
k u
e n
si in
d .
tinggi karapas mm
sudut 30 sudut 40
2 4
6 8
10 12
fr e
k u
e n
si in
d .
bobot tubuh gram
sudut 30 sudut 40
2 4
6 8
10 12
14
3 -3
9 4
-4 9
5 -5
9 6
-6 9
7 -7
9 8
-8 9
9 -9
9 1
-1 9
1 1
-1 1
9 1
2 -1
2 9
fr e
k u
e n
si in
d iv
id u
lebar karapas mm
sudut 30 sudut 40
ditahan oleh bidang perangkap, sehingga jika terkena arus yang berlawanan kepiting akan mudah terlempar dari dinding perangkap. Penelitian tentang sudut
kemiringan perangkap juga dilakukan oleh Li, et.al., 2006, dengan
membandingkan sudut kemiringan perangkap Arabesquee greenling pada sudut 0°, 27°, 37° dan 46° dengan funnel yang berbeda terhadap perangkap komersial
dengan sudut kemiringan 37°, mereka menemukan bahwa sudut 27° dari perangkap yang diuji, jumlah hasil tangkapannya lebih baik dari perangkap uji
coba 0°, 37° dan 46° serta dengan perangkap komersial 37°, hal ini dikarenakan ikan lebih mudah untuk masuk ke dalam perangkap tanpa merubah orientasi
pergerakannya baik ke bawah ataupun ke atas.
4.8 Analisis Hasil Tangkapan Berdasarkan Celah Pelolosan