Karakteristik Hutan Mangrove Perfomance of Collapsible Crab Traps in Mayangan and Legonwetan, Subang, West Java

November sampai Maret arus musim mengalir ke arah timur dengan kecepatan maksimum sekitar 30 cmdet. Pada bulan April dan Oktober arah arus musim berubah. Pengukuran arus di wilayah pantai Subang menunjukkan bahwa di perairan pantai Mayangan arus pasang berkisar 1,4 – 31,5 cmdet mengalir dominan ke arah barat, dan arus surut berkisar antara 0,7 – 28,1 cmdet yang dominan mengalir ke arah barat. 5 Kualitas air perairan Subang Berdasarkan topografinya, perairan kabupaten Subang terdiri dari: 1 perairan pesisir dan laut, 2 perairan sungai dan situ. Kondisi perairan Kabupaten Subang banyak dipengaruhi oleh kondisi alam di dataran tinggi, serta pengaruh sifat oseanografi perairan dangkal Laut Jawa. Kondisi umum perairan Kabupaten Subang relatif baik. Beberapa lokasi di perairan payau dan laut mempunyai sifat kekeruhan yang cukup tinggi seperti di Pondok Bali, Mayangan dan Blanakan. Kondisi ini merupakan karakteristik perairan Laut Jawa yang banyak dipengaruhi oleh sedimen yang dibawa oleh beberapa sungai yang bermuara ke Pantai Utara Jawa. Selain itu, sifat oseanografi di daerah pasang surut intertidal Subang memungkinkan terjadi sedimentasi dan penggerusan pantai abrasi. Kondisi ini merupakan suatu hal yang menguntungkan karena perairan pesisir Subang menjadi subur karena mendapat suplai nutrient dari daratan.

4.4 Karakteristik Hutan Mangrove

Kabupaten Subang memiliki hutan mangrove sebesar 6.132,8 Ha dengan tiga lokasi wisata bahari yaitu Wisata Buaya Blanakan, Pantai Pondok Bali, dan Pantai Patimban. Hutan mangrove yang terdapat di kawasan pantai utara Kabupaten Subang berada di bawah otoritas pengelola Perum Perhutani BPKH Ciasem dan Pamanukan. Desa Mayangan dan Legonwetan memiliki hutan mangrove yang berada di bawah otoritas pengelola Perum Perhutani Pamanukan. Formasi hutan mangrove di pesisir utara Kabupaten Subang dari arah laut ke darat didominasi oleh api-api Avicenia marina, kemudian bakau Rhizoporamucronata dan prepatpepada Sonnateratia acida. Jenis fauna yang ditemukan pada hutan mangrove adalah jenis reptile seperti ular dan kadal, jenis ikan seperti belut, gabus, mujair, sepat, beloso, belanak dan sebagainya. Kondisi derajat keasaman pH perairan mangrove Desa Mayangan bersifat homogen dan bersifat basa. Komposisi elemen di dalam sedimen hampir menyerupai air laut pada umumnya, karena lingkungan mangrove pada umumnya memiliki interaksi yang sangat intensif dengan perairan pantai. Kandungan natrium yang terkandung pada daerah tengah petak mangrove berbeda dengan daerah lainnya yaitu sekitar 5 kali lipatnya. Hal ini disebabkan karena pada bagian tengah petak mangrove dikelilingi tambak yang tidak digunakan dan relatif tertutup. Akibat dari penguapan yang terjadi terus-menerus tetapi interaksi dengan perairan terbuka sangat minimal dan tidak ada proses pergantian massa air yang menyebabkan jumlah garam dalam perairan menjadi tinggi. Kandungan salinitas pada bagian tengah petak mangrove, sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan bagian tepi sungai dan area pertambakan. Pada bagian tepi sungai dan area pertambakan lebih terbuka dengan perairan luar karena air dapat masuk melalui parit-parit dan kegiatan pertambakan menyebabkan selalu adanya pergantian air di sekitar perairan mangrove. Pada bagian tepi sungai memiliki nilai salinitas lebih rendah karena memiliki interaksi yang intensif dengan perairan terbuka dalam hal ini sungai.

4.5 Desain dan Konstruksi Perangkap Lipat