Penyemprotan Pestisida dan Pemupukan Perkembangan Bentuk dan Konversi Agroforest

38 Harga kayu ditentukan berdasarkan hasil kesepakatan antara penjual dan tengkulak kayu pembeli. Tengkulak kayu menghitung diameter pohon dan jumlahnya yang kemudian dikalikan dengan kisaran harga jenis kayu sebagai bahan untuk pertimbangan penentuan harga total pada kegiatan penebangan ini. Kegiatan penyaradan kayu dilakukan setelah kayu tersebut dibuat balok di lokasi penyaradan. Penyaradan dilakukan dengan tenaga manusia dengan manggul yaitu diangkat dibahu atau ngagusur yaitu mengikat lalu menarik dengan menggunakan tali.

4.7.3. Pemeliharaan

Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan di semua jenis agroforest adalah ngored yaitu menyiangi atau menuai gulma atau tumbuhan-tumbuhan yang tidak dikehendaki dengan arit atau cangkul. Selain untuk memperkecil persaingan tanaman yang menguntungkan dengan tumbuhan yang tidak diinginkan juga agar agroforest tidak rimbun oleh semak sehingga menjadi tempat binatang seperti ular bersembunyi. Ngored biasanya dilakukan dua kali dalam satu tahun tapi ada juga beberapa petani yang ngored lebih rutin dari itu. Hal ini disebabkan karena agroforest yang sangat rimbun sangat sulit untuk di siangi sehingga akan menyita lebih banyak waktu dan tenaga daripada jika dilakukan secara rutin. Ngored ini biasanya dilakukan merata di seluruh penjuru agroforest sehingga dibawah kanopi pohon hanya tersisa tanaman seperti pisang atau semai- semai pohon yang baru ditanam. Ada juga petani yang ngabuledan yaitu ngored hanya di sekitar pohon-pohonnya saja. Biasanya hal ini dilakukan jika pemilik agroforest tidak memiliki cukup uang untuk membayar orang untuk ngored atau tidak memiliki waktu untuk ngored sendiri. Ngabuledan dilakukan mengitari pohon seperti membuat cemplungan namun biasanya serasah dan daun-daunan tidak di kumpulkan di sekitar pohonnya yang dipercaya untuk menghindari serangan rayap yang dapat merusak pohon.

4.7.4. Penyemprotan Pestisida dan Pemupukan

Ketika musim panen hampir tiba, durian sudah berbuah sebesar kepalan tangan terlihat ada petani yang menyemprot buah durian yang masih kecil tersebut dengan pestisida dengan menggunakan alat semprot yang memiliki selang 39 panjang. Sedikitnya tiga orang terlibat dalam penyemprotan ini satu orang berada di atas, di cabang-cabang pohon dia bertugas mengarahkan selang ke arah buah. Satu orang bertugas memompa alat semprot tersebut di bawah dan satu orang lagi memastikan air di ember yang telah tercampur pestisida cukup dan memegang ujung selang yang terhubung ke air tersebut pada tempatnya. Penyemprotan pada buah-buahan lain tidak dilakukan oleh petani karena sangat jarang kasus hama yang mengganggu pohon buah-buahan ini atau karena buah-buahan lain bukan merupakan panen yang utama bagi mereka. Penyemprotan dilakukan untuk mencegah rusaknya buah durian hasil panen utama ini oleh hama sejenis ulat yang membuat busuk bagian dalam buah dan mencegah dimakannya buah ini oleh binatang pengerat seperti bajing. Namun, hal ini jarang dilakukan oleh petani pada umumnya karena memerlukan biaya ekstra dan perhatian yang intensif. Hanya petani tertentu yang memiliki lahan agroforest yang luas seperti kasus diatas dilakukan oleh petani yang memiliki lahan seluas enam ha yang terdiri dari 3 ha agroforest durian, 2,5 ha agroforest karet, dan 0,5 ha lagi agroforest karet campuran. Pemupukan tidak pernah dilakukan pada pohon durian di daerah ini karena dipercaya dapat merusak rasa durian menjadi hambar. Begitupun karet tidak pernah diberi pupuk. Zat hara bagi pepohonan disini dirasa cukup didapatkan dari serasah-serasah dan dedaunan mati hasil ngored. Meskipun dedaunan yang telah membusuk ini tidak ditumpukkan di dekat pohon-pohon komersil namun hal ini dipercaya tetap dapat menjadi zat hara yang diserap oleh pohon-pohon ini.

4.7.5. Perkembangan Bentuk dan Konversi Agroforest

Penanaman tanaman baru terlihat di kawasan ini. Hal ini menandakan perkembangan dan perubahan terus terjadi di kawasan ini. Percobaan terus dilakukan oleh petani demi menghasilkan pendapatan yang optimal. Tanaman yang relatif baru di kawasan ini ditanam oleh beberapa petani seperti cengkeh yang baru berumur dua tahun menjanjikan keuntungan yang besar jika berhasil kelak. Kopi juga terlihat disela-sela tegakan durian. Selain itu coklat yang sudah lama ditanam oleh PTPN di lahannya yang berdekatan dengan kawasan Gunung Mananggel ini terlihat ditanam juga oleh petani dan sudah menghasilkan. Namun, 40 terdapat kendala keamanan yaitu banyak terjadi pengambilan coklat oleh orang- orang yang lewat sehingga hasil panen belum maksimal. Selain introduksi tanaman baru ke daerah ini perkembangan juga terjadi pada pola penanaman tanaman lama yaitu tanaman karet. Meskipun tanaman karet di daerah ini pada umumnya ditanam secara seragam namun ada salah satu petani yang memadukannya dengan tanaman lain. Karet ditanam di sela-sela agroforestnya yang sudah rapat dengan pepohonan lain. Konversi atau perubahan bentuk agroforest yang relatif cepat juga terjadi di kawasan Gunung Mananggel ini. Perubahan bentuk ini terjadi secara cepat dengan cara menebang secara menyeluruh dan serentak yang dilanjutkan dengan penanaman satu jenis pohon baru yang seragam. Konversi agroforest ini terjadi pada contoh kasus penanaman pohon sengon Paraserianthes falcataria oleh pemilik modal yang berasal dari ibukota. Perubahan bentuk agroforest dapat diklasifikasikan menjadi dua bentuk yaitu perubahan bentuk agroforest yang berjalan lambat seiring dengan tumbuhnya pohon baru yang menggantikan pohon lama. Perubahan ini dilakukan oleh petani lokal demi mendapatkan hasil agroforest yang optimal. Yang kedua adalah perubahan agroforest secara cepat. Perubahan bentuk ini terjadi secara cepat dengan cara menebang secara menyeluruh dan serentak yang dilanjutkan dengan penanaman satu jenis pohon baru yang seragam. Perubahan ini biasanya dilakukan oleh orang luar, bukan warga lokal yang memiliki modal yang banyak. Perubahan bentuk agroforest yang terjadi di kawasan Gunung Mananggel membentuk mosaik-mosaik agroforest yang terfragmentasi satu sama lainnya. Perubahan bentuk yang dilakukan oleh petani lokal aman secara hidrologi karena lahan agroforest tidak dibiarkan menjadi lahan yang terbuka sehingga erosi tidak terjadi berbeda dengan konversi oleh orang luar. Lahan agroforest sempat dibiarkan terbuka sehingga aliran permukaan oleh air hujan yang menyebabkan erosi dapat terjadi. Dalam hal keanekaragaman hayati perubahan yang dilakukan oleh petani lokal cenderung mengarah ke level yang lebih tinggi karena cenderung menambahkan jenis baru. berbeda dengan penanaman seragam yang dilakukan oleh orang luar tersebut. 41

4.8. Nilai dan Manfaat Agroforest Tabel 1.