19
Tegakan karet ini mulai ditanam di Gunung Mananggel pada sekitar tahun 1992 pada masa pemerintahan Presiden Soeharto sehingga diameter pohonnya belum
ada yang besar karena umurnya kurang dari 20 tahun. Karet diperkenalkan oleh pemerintah kepada petani di daerah ini dengan membagikan bibit karet beserta
biaya pemeliharaanya secara rutin. Seperti tegakan karet, petani ada yang menanam tegakan sengon secara
homogen sehingga strata tajuk yang terbentuk hanya satu dan jarak tanam yang diatur seragam. Karena pohon sengon membutuhkan cahaya yang cukup petani
biasanya menebang pohon-pohon lain untuk menanam pohon sengon ini. Selain ditanam secara homogen banyak juga petani yang menanam pohon ini di sela-sela
tegakan lain. Biasanya petani menanam pohon ini di tempat-tempat yang terang yang tidak ternaungi pohon lain atau di tempat dimana pohon lain baru ditebang.
Untuk lebih mengefektifkan lahan agroforestnya. Biasanya pohon sengon ditebang pada umur sekitar lima tahun atau ketika diameter pohonnya sudah
dirasa cukup untuk ditebang.
4.3. Struktur dan Komposisi Vegetasi Agroforest
Berdasarkan pengamatan di lapangan struktur dan komposisi vegetasi agroforest dapat diklasifikasikan menjadi tiga yaitu :
4.3.1. Vegetasi agroforest durian pisang
Plot berukuran 40 x 10 meter yang dibuat di agroforest durian pisang ini memiliki LBDS total 25,12 m²ha dan kerapatan 225 pohonha. Pohon durian
mendominasi dan menempati tajuk paling atas. Pohon durian memiliki diameter dan tinggi yang bervariasi. Pisang menempati tajuk bawah yaitu 2-4 meter.
terdapat juga pohon lain yaitu sengon dan melinjo. Sengon berada pada lapisan tajuk bagian atas hampir sama dengan durian sedangkan melinjo menempati
ketinggian delapan meter.
20
Gambar 3 . Profil Vegetasi Agroforest Durian-Pisang
4.3.2. Vegetasi agroforest karet
Plot dibuat pada ukuran 40 x 10 meter. Agroforest karet lebih homogen daripada jenis agroforest lainnya. Karet ditanam sejajar namun masih dapat
dijumpai jenis pohon lainnya. LBDS total pada agroforest karet ini yaitu 54,8 m²ha dan kerapatannya 1325 pohonha.
21
Gambar 4.
Profil Vegetasi Agroforest Karet
4.3.3. Vegetasi agroforest campuran
Plot berukuran 60 x 10 meter. LBDS total terhitung 46,7 m²ha dan kerapatan pohon 300 pohonha. Durian berada pada tajuk paling atas dan pohon-
pohon lain berada pada tajuk dibawahnya.
Gambar 5. Profil Vegetasi Agroforest Campuran
4.3.4. Dominasi durian
Dominasi durian terhitung berbeda pada tiap tipe agroforest. Pada tipe agroforest durian-pisang dominasi durian paling besar yaitu mencapai 95 persen.
Pada agro tercatat 73
Gambar 6 4.4. Peng
Kaw terdiri dar
Be Gunung M
durian-pis campuran
Gunung M Ag
budidaya seperti pa
berdasarka • Lahan
pengai • Ingin m
oforest cam 3,1 persen d
6. Dominas
gelolaan Ag
wasan Gun ri mosaik-m
erdasarkan Mananggel
sang, agrofo merupaka
Mananggel i groforest di
selain bentu apaya, atau
an alasan te n merupaka
iran yang cu mendapatka
mpuran dan dan 5,7 pers
i Durian
groforest
nung Mana mosaik beber
kenampaka dapat dikla
orest karet, an jenis ag
ini. i Gunung M
uk budiday u sayuran
ertentu sepe an tanah
ukup untuk an penghasi
agroforest en.
anggel meru rapa tipe ag
an secara f asifikasikan
agroforest groforest y
Mananggel a lain seper
lain. Pilih rti:
yang berb dijadikan s
ilan banyak karet domi
upakan kaw roforest.
fisik dan p n menjadi ti
campuran s yang paling
merupakan rti sawah, h
han bentuk
bukit sehin sebagai saw
dengan sed inasi durian
wasan terb
pola jenisny iga bentuk
serta agrofo g mendom
n salah satu huma atau p
k budidaya
ngga kuran ah.
dikit perawa n masing-m
buka hijau
ya agrofore yaitu agrof
orest. Agrof inasi di d
u pilihan b pertanian int
a ini ditent
ng mendap
atan.
22
masing
yang
est di forest
forest daerah
entuk tensif
tukan
patkan
23
• Dapat menghasilkan penghasilan tahunan dan bulanan yang berkelanjutan dari berbagai macam tanaman.
• Memiliki kepastian hukum untuk dapat memanen hasil walau dalam waktu yang lama sekalipun.
Huma sekarang masih dapat dijumpai di lahan hutan milik dinas kehutanan atau perhutani yang dikelola oleh masyarakat sebagai hak guna pakai.
Huma ini dibuat pada keadaan kelerengan yang terjal sekalipun. Selain huma di lahan hutan milik dinas kehutanan ini berbagai jenis tanaman musiman dapat
dijumpai seperti cabe, pepaya, dan sebagainya. Pada alasan yang keempat, hal ini terjadi karena agroforest berada di lahan
milik berbeda dengan petani yang mengelola lahannya di hutan lindung atau di lahan milik perhutani. Petani yang mengelola lahan di hutan lindung atau di lahan
milik perhutani ini diberikan hak guna pakai oleh KPH Perhutani Cianjur yang diberikan setelah hutan ditebang sehingga lahannya cukup terbuka untuk
dijadikan lahan pertanian intensif. Hak guna pakai ini diberikan agar pohon yang ditanam kembali oleh Perhutani dapat dirawat oleh petani sebagai kompensasi
petani yang diberikan hak guna pakai di lahan tersebut. Karena petani tidak memiliki kepastian hukum untuk mendapatkan hasil dalam jangka waktu yang
sangat lama sehingga mereka tidak menanam pohon seperti durian sengon atau pohon buah lain yang lazim ditanam petani lain dilahan milik.
4.4.1. Konsep Pengelolaan