Tipe Pulau TINJAUAN PUSTAKA 1 Pengertian Pulau-Pulau Kecil PPK

17 Terkait dengan kegiatan perikanan yang tidak ramah lingkungan merupakan indikasi terjadinya penurunan kualitas sumberdaya perikanan dan lingkungan laut di PPK. Terjadi berbagai kerusakan ekosistem PPK seperti terumbu karang rusak karena penambangan karang untuk bahan bangunan atau karena aktifitas penangkapan ikan seperti penggunaan bom dan racun. Selain itu, kegiatan pemanfaatan lahan di PPK memerlukan pengaturan lahan secara komprehensif dan tepat sesuai dengan peruntukannya serta tidak melebihi daya dukung lingkungannya Adrianto 2005. Secara luas PPK dikenal memiliki berbagai banyak permasalahan, kebutuhan dan kerugian khusus yang berhubungan dengan ukurannya yang lebih kecil, kedudukan yang rendah, keterpencilan dan kecenderungan yang tinggi oleh pengaruh bencana alam. Faktor-faktor di atas mengarah kepada peran pulau-pulau kecil yang sangat rapuh dan rentan dari segi ekologi serta ekonomi Beller et al. 1990; Briguglio 1995. McLean 1980, memandang dari segi lingkungan sudah menunjukkan bahwa pulau-pulau kecil yang khusus terbuka bagi samudra luas pada semua sisi cenderung terpengaruh sangat berbahaya bagi aktivitas di laut. Lebih lanjut lagi bahwa pulau-pulau kecil cenderung terpengaruh oleh bencana lingkungan alami dibanding pulau-pulau yang lebih besar. Dari segi ekonomi pulau-pulau kecil memiliki tingkat ketergantungan yang tinggi pada ekonomi luar Beller 1990; Adrianto and Matsuda 2004. Wilayah PPK juga memiliki tingkat ketergantungan tinggi pada bantuan atau subsidi dari pemerintah pusat, menyebabkan diperlukan subsidi yang tepat sasaran dalam upaya pengelolaan ekonomi PPK Adrianto 2004a. Beberapa hal yang menjadi ciri keterbatasan ekonomi wilayah PPK terkait dengan ukuran fisik smallness antara lain keterbatasan sumberdaya alam, ketergantungan terhadap komponen impor, terbatasnya subsitusi impor bagi ekonomi pulau, kecilnya pasar domestik, ketergantungan terhadap ekspor dengan tingkat spesialisasi tinggi, terbatasnya kemampuan untuk menentukan skala ekonomi, keterbatasan kompetisi lokal dan persoalan yang terkait dengan administrasi publik Adrianto 2005. Dalam arah pola pembangunan wilayah pesisir dan laut, terjadi perubahan paradigma dari pembangunan konvensional yang hanya mengejar pertambuhan ekonomi semata menjadi pembangunan berkelanjutan yang mempertimbangkan kondisi ekologi dan sosial sebagai dasar dalam mencapai peningkatan ekonomi. Dalam United Nations Environmental Programme UNEP dan Convention Biological Diversity CBD 2004 menyebutkan bahwa keberlanjutan merupakan suatu usaha rekonsiliasi terhadap tiga komponen dasar utama pembangunan yaitu ekologi, sosial dan ekonomi, dimana ekosistem dan keragaman hayati sebagai inti dalam pengelolaan terpadu wilayah pesisir dengan mempertimbangkan tekanan aktivitas manusia, tanpa memperkecil pengembangan sosio-ekonomi. Kebijakan pembangunan ekonomi selama ini terkesan lepas dari kebijakan ekologi dan sosial. Pelaksanaan baru dilakukan pada tingkat wacana ataupun koordinasi antar instansi yang terkait. Koordinasi yang dimaksud masih terbatas pada tahap pembicaraan rencana pelaksanaan dan belum terwujud. Alasannya belum ada perangkat aturan yang dapat memberikan rujukan tolak ukur untuk menjawab masalah tersebut. Misalnya perkembangan ekonomi yang meningkat sekian persen maka beberapa seharusnya target untuk perbaikan lingkungan dan sosial yang mampu ditunjang oleh ekonomi secara proporsional Ristianto 2003. Adrianto 2004, mengemukakan pertumbuhan ekonomi memiliki keterbatasan sehingga suatu titik dimana ekonomi menuju stabil steady-state economy. Seoptimis apapun teknologi yang mampu dihasilkan, sudut pandang bahwa ekonomi bukan tak terbatas merupakan pandangan yang penting dalam koridor keberlanjutan sustainability corridors. Dalam konteks dan pertimbangan seperti diuraikan di atas, Adrianto 2004 berargumen perlunya perubahan paradigma lingkungan dalam pembangunan ekonomi di mana keduanya ekonomi dan lingkungan harus di pandang sebagai sebuah integrasi dan berinteraksi aktif satu sama lain serta tidak terpisah seperti yang terjadi selama ini sehingga menjadi sangat dimetris satu sama lain. Salah satu penghalang terkuat dari bersatunya ekonomi dan ekologi adalah cara pandang dan asumsi bahwa sistem ekologi dan sistem ekonomi adalah dua sistem yang terpisah dan tidak perlu dipahami secara bersama-sama. Para ekonom berpendapat bahwa sistem ekonomi terpisah dari sistem alam sehingga beberapa