Kondisi Hidro-oseanografi Analisis kerentanan pulau-pulau kecil di Kecamatan Togean Provinsi Sulawesi Tengah (Studi Kasus P. Kukumbi, P. Enam, P. Mogo, P. Kadidiri, P. Pagempa, P. Tongkabo)

61 Gambar 5. Indeks keterisolasian Insularity Index Gambar tersebut memperlihatkan P. Tongkabo memiliki nilai indek kerentanan yang sangat tinggi dibandingkan dengan PPK lainnya. Nilai indeks tertinggi yang kedua adalah P. Kadidiri kemudian diikuti oleh P. Mogo, P. Pagempa, P. Kukumbi dan P. Enam memiliki nilai yang indeks keterpencilan yang paling rendah. Dalam kaitannya dengan kerentanan, keterisolasian suatu pulau memberikan dampak yang sangat besar. Sebagai contoh bahwa masuknya barang dan jasa akan mengalami kendala yaitu dalam hal biaya, dimana pulau yang memiliki jarah yang jauh akan membutuhkan biaya yang sangat tinggi. Hal lainnya dapat dilihat dari kunjungan aparat pemerintah baik untuk keperluan administrasi, pendidikan ataupun kesehatan akan mendapat kendala dalam menjangkau PPK yang jauh dari daratan induk sehingga membuat pulau tersebut kurang mendapat perhatian, kondisi ini akan membuat pulau tersebut menjadi rentan baik dari segi sosial-ekonomi maupun kelembagaan. Keterisolasian suatu pulau juga akan memberikan dampak bagi ekosistem yang berada di PPK tersebut, dimana masyarakat akan memanfaatkan dan mengeksploitasi secara besar-besaran guna pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Sebagai contoh penambangan karang dan pemanfaatan mangrove untuk tujuan pembangunan.

4.2.3 Degradasi Lahan Terbangun

Salah satu konsekuensi kehadiran tekanan populasi di PPK adalah Pemenuhan atas pemanfaatan ruang pulau seperti kebutuhan lahan perumahan dan lainnya. Berdasarkan indeks lahan terbangun yanh telah dimanfaatkan penduduk di masing-masing PPK objek penelitian disajikan dalam Gambar 8. Nilai indeks masing-masing PPK yaitu P. Tongkabo memiliki nilai indeks tertinggi, PPK Mogo Enam Kukumbi Kadidiri Pagempa Tongkabo SV II 0,58 0,00 0,18 0,84 0,30 1,00 0,00 0,20 0,40 0,60 0,80 1,00 S V I I berikutnya P. Enam, P. Pagempa, P. Kadidiri, dan yang terkecil adalah P. Kukumbi dan P. Mogo, Gambar 6. Degradasi lahan oleh lahan terbangun Terbatasnya lahan yang merupakan karakteristik umum secara fisik dan tingginya ukuran populasi penduduk PPK, akan meningkatkan dampak tekanan populasi terhadap lingkungan P. Tongkabo dan P. Enam, Pada P. Tongkabo penggunahan lahan masih terpusat pada pulau tersebut, akan tetapi pada P. Enam yang memiliki bentuk fisik berbukit, sehingga msayarakat menggunakan lahan perairan. Dalam konteks kerentanan penggunaan lahan perairan dianggap sebagai degradasi lahan.

4.2.4 Degradasi Terumbu Karang

Sumberdaya laut sekitarnya seperti terumbu karang memiliki tekanan yang diakibatkan oleh peningkatan populasi, dimana sebagai pulau yang mayoritas bermata pencarian nelayan penangkap ikan, baik langsung maupun tak langsung akan berdampak pada kondisi terumbu karang. Aktivitas penangkapan ikan selama ini masih umum terjadi dan banyak merusak terumbu karang seperti menggunakan bom dan sianida. Aktivitas lain juga cenderung menambah kerusakan terumbu karang di PPK Kecamatan Togean adalah pengambilan batu karang sebagai pelindung ombak dan pondasi rumah. Hal lain yang sama juga terlihat dari material bangunan dermaga permanen yang telah dibangun di beberapa PPK setempat. Mogo Enam Kukumbi Kadidiri Pagempa Tongkabo SV DLT 0,00 0,87 0,00 0,03 0,03 1,00 0,00 0,20 0,40 0,60 0,80 1,00 1,20 In de ks D egr ada si L ah an T er b an gun 63 Gambar 7. Indeks degradasi terumbu karang Indeks degradasi terumbu karang di masing-masing PPK disajikan dalam gambar 7 dan nilai degradasi terumbu karang terlihat pada Lampiran 3. Pada gambar tersebut P. Tongkabo dan P. Enam memiliki indeks kerentanan yang sangat ekstrim, Kemudian diikuti oleh P. Mogo dengan tingkat kerentanan Tinggi, P. Kadidiri, P. Pagempa dan P. Kukumbi masuk ke dalam tingkat kerentanan yang sangat kecil Tingginya persntase degradasi terumbu karang pada P. Tongkabo dan P. Enam disebabkan oleh aktivitas penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan dan pengambilan karang sebagai bahan bangunan diwilayah tersebut. Hasil survei lapangan diperoleh pula informasi pengeboman ikan selain dilakukan oleh masyarakat setempat juga kerap kali dilakukan oleh masyarakat nelayan dari luar kawasan lainnya. Terjadinya degradasi terumbu karang merupakan salah satu pembuktian yang kuat dari adanya tekanan populasi yang ada di PPK. Walaupun hanya sekitar setengah dari jumlah PPK di Kecamatan Togean yang berpenduduk bahkan beberapa PPK tidak berpenduduk seperti P. Mogo namun degradasi terumbu karang yang berada didaerah tersebut cukup tinggi. Saling berdekatannya PPK yang ada di Kecamatan Togean, sehingga walaupun beberapa pulau tidak berpenduduk tetap akan menjadi bagian wilayah penangkapan ikan bagi PPK yang berada didekatnya.

4.2.5 Degradasi Tututpan Mangrove

Sumberdaya lainnya yang juga mengalami degradasi yaitu mangrove. Eksploitasi yang dilakukan oleh masyarakat di PPK umumnya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekitarnya seperti kayu bakar, bahan bangunan, bahan Mogo Enam Kukumbi Kadidiri Pagempa Tongkabo SV DTK 0,66 0,97 0,00 0,19 0,21 1,00 0,00 0,20 0,40 0,60 0,80 1,00 S V D T K bantu alat penangkapan ikan, dan juga kulit mangrove yang digunakan masyarakat setempat sebagai bahan pewarna untuk perahu serta lahan mangrove yang dikonversi sebagai laham permukiman. Hasil indeks degradasi mangrove di masing-masing PPK Kecamatan disajikan dalam Gambar 8. Gambar 8. Indeks degradasi tutupan mangrove Pada gambar tersebut yang merupakan hasil pantauan citra landsat 7 ETM Tahun 2007 dan Tahun 2011 terlihat bahwa, tidak semua PPK yang mempunyai vegetasi mangrove mengalami degradasi. Pulau lainnya yang tidak mengalami penurunan mangrove yaitu P. Kadidiri, sedangkan P. Pagempa mengalami peningkatan mangrove, dimana pemanfaatan mangrove di pulau tersebut tidak ada. Sedangkan Pulau yang mengalami penurunan luasan mangrove yang paling tinggi yaitu P. Enam kerentanan ekstrim, dan diikuti oleh P. Tongkabo kerentanan sedang P. Kukumbi dan P. Mogo kerentanan sangat kecil.

4.2.6 Kenaikan Muka Laut

Kenaikan muka laut akan berimplikasi pada penggenangan pulau. Pengaruh iklim secara global yang cenderung semakin meningkatkan suhu atmosfer sehingga berdampak pada kenaikan muka laut yang diakibatkan oleh pencairan es diwilayah kutub utara dan selatan. Pertambahan volume air secara terus menerus akan semakin meningkatkan ketinggian muka laut yang disebuk dengan kenaikan muka laut Sterr 2001; Hupfer 2001. Nilai Proyeksi dampak kenaikan muka laut terhadap total domestik bruto GIP pada masing-masing PPK disajikan pada Gambar 9. persentase kenaikan muka laut yang merupakan index natural disaster memperlihatkan terdapat dua buah PPK yang memiliki proyeksi terkena dampak kenaikan muka laut yang Mogo Enam Kukumbi Kadidiri Pagempa Tongkabo Series1 0,17 1,00 0,20 0,00 0,00 0,54 0,00 0,20 0,40 0,60 0,80 1,00 In de ks De gr ada si T ut upa n M an gr o v e