Perumusan Masalah PENDAHULUAN 1 Latar Belakang

banyak pulau yang berukuran antara 1.000 - 2.000 km 2 memiliki karakteristik dan permasalahan yang sama dengan pulau yang berukuran kurang dari 1.000 km 2 , sehingga terjadi perubahan batasan pulau kecil menurut UNESCO 1991 bahwa pulau yang luasnya kurang atau sama dengan 2.000 km 2 . Bengen dan Retraubun 2006, menggunakan batasan yang sama, dengan jumlah penduduk kurang atau sama dengan 20.000 jiwa. Berdasarkan morfogenesa dan potensi sumberdaya air, pulau –pulau kecil dapat diklasifikasikan atas 2 kelompok yaitu pulau dataran dan kelompok pulau berbukit. Secara topografi pulau daratan terdiri dari 3 tiga kelompok yaitu pulau alluvium, pulau karang koral dan pulau atol sedangkan pulau berbukit dikolompokan ke dalam 5 lima golongan yaitu pulau vulkanik, pulau tektonik, pulau teras terangkat, pulau petabah dan pulau genesis campuran. Berdasarkan tipe dan asal pembentukannya, pulau-pulau kecil dibedakan menjadi pulau benua, pulau vulkanik dan pulau karang sedangkan berdasarkan karakteristik pulau-pulau kecil juga diartikan sebagai wilayah daratan yang terbentuk secara alami yang dikelilingi oleh air laut dan selalu berada di atas permukaan air pada waktu air pasang UNCLOS 1982. Dengan karakteristik yang khas, Hall 1999 membagi persoalan lingkungan yang ada di PPK ke dalam 2 dua persoalan yaitu 1 persoalan lingkungan secara umum common environmental problems, persoalan ini hampir terjadi diseluruh PPK di dunia yaitu limbah lokal, perikanan, penggunaan lahan, kehutanan dan persoalan hak ulayat pula. 2 persoalan lingkungan lokal local environmental problems yang terdiri dari hilangnya tanah soil loss baik secara fisik maupun kuantitas, kekurangan air water shortage, limbah padat dan bahan kimia beracun. Kehilangan tanah baik dalam arti fisik maupun kualitas kesuburan terjadi karena erosi yang juga terjadi di berbagai wilayah lainnya. Akan tetapi di PPK dampak dari masalah di atas sangat terasa bagi masyarakat hal ini dikarenakan luas wilayah yang sangat sempit. Persolan lain juga seperti ketersedian air bersih yang cukup sehingga dalam beberapa hal perlu dilakukan teknik desalinisasi air laut ke air tawar Adrianto, 2005. Limbah padat juga merupakan persoalan umum di PPK dikerenakan lahan pembuangan limbah yang sangat terbatas karena sifat PPK 13 yang kecil dalam konteks luas wilayah. Karakteristik lain adalah PPK sangat rentan terhadap bencana alam natural disasters seperti angin topan, gempa bumi dan banjir Briguglio, 1995. Dalam kacamata ekonomi Adrianto and Matsuda 2003;2004, menjelaskan dampak bencana alam terhadap ekonomi di PPK sangat besar sehingga menyebabkan tingkat resiko di PPK menjadi tinggi pula. Menurut Hein 1990, agar kegiatan ekonomi di PPK mendapat skala yang sesuai maka pengembangan sektor perdagangan menjadi sangat diperlukan, walaupun tergantung pula pada infrastruktur yang ada di PPK tersebut. Lebih lanjut lagi Hein 1990 mengemukakan karakteristik PPK khususnya masalah yang terkait dengan luas lahan smallness dan insularitas insularity dapat secara bersama-sama memiliki efek terhadap kebijakan ekonomi pembangunan wilayah PPK. Terkait dengan ukuran luas fisik PPK memiliki peluang ekonomi yang sangat terbatas khususnya ketika berbicara tentang skala ekonomi economics of scale. Berdasarkan dengan karakteristik ukuran luas fisik PPK, maka kegiatan ekonomi yang mungkin adalah kegiatan ekonomi yang terspesialisasi dengan daya dukung di PPK tersebut. Karakteristik ekonomi lain dari PPK adalah tingkat ketergantungan yang tinggi dari bantuan atau subsidi dari pihak luar dalam hal ini adalah pemerintah pusat. Karakteristik penting lain dari PPK yang terkait dengan pengembangan ekonomi wilayah adalah tingkat insularitas atau terpencil jauh dari daratan induknya mainland. Persoalan ekonomi PPK yang terkait dengan insularitas, terutama berhubungan dengan persoalan transportasi dan komunikasi, lingkungan ekonomi yang cenderung monopolistic, melimpahnya sumberdaya alam kelautan dan dominasi sektor jasa Adrianto 2005. Mengingat rentannya ekosistem pulau dan gugusan pulau kecil, pemerintah melakukan pembatasan kegiatan yang cenderung menimbulkan dampak negatif yang sangat luas, baik secara ekologis maupun sosial. Pemerintah hanya mengizinkan pemanfaatan antara lain untuk konservasi, budidaya laut, kepariwisataan, usaha penangkapan dan industri perikanan secara lestari, pertanian organik dan peternakan skala rumah tangga, industri teknologi tinggi non-ekstraktif, pendidikan dan penelitian, industri manufaktur dan pengelolaan sepanjang tidak merusak ekosistem dan daya dukung lingkungan Bengen 2003. Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang rentan terhadap perubahan perlu dilindungi melalui pengelolaan agar dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan penghidupan masyarakat. Oleh sebab itu, diperlukan kebijakan dalam pengelolaannya sehingga dapat menyeimbangkan tingkat pemanfaatan sumberdaya pesisir dan pulau-pulau kecil untuk kepentingan ekonomi tanpa mengorbankan kebutuhan generasi yang akan datang 2.4 Konsep dan Kerangka Kerentanan Pulau-pulau kecil Awal pengelolaan PPK di Indonesia dilakukan sejak berdirinya Departemen Kelautan dan Perikanan. Setiap pulau memiliki format pengelolaan yang berbeda disesuaikan dengan latar geografisnya, karakteristik ekosistem, dan sosial budaya masyarakat setempat. Dalam arah kebijakan pengelolaan pulau-pulau yang berkelanjutan dan berbasis masyarakat, terdapat beberapa pendekatan yang dikombinasikan yaitu: 1 hak; 2 ekosistem dalam alokasi ruang wilayah pulau dan gugusan pulau; dan 3 sesuai kondisi sosial budaya setempat Dahuri 2003. Selain memiliki potensi yang besar, pulau-pulau kecil juga mengandung potensi mudah rusak baik secara ekologi, ekonomi maupun sosial Kaly et al. 2004. Persoalan potensi kerusakan yang dianggap paling berbahaya adalah resiko baik secara antrophogenic ataupun secara alami. Resiko tersebut merupakan suatu kejadian yang dapat mempengaruhi integritas biologi atau kesehatan dari ekosistem. Kerentanan memiliki banyak pengertian memiliki banyak pengertian baik ditinjau dari aspek maupun dari sisi cakupan. Menurut Ford 2002 pengertian kerentanan mengandung dua aspek yang terkait dengan sifatnya relative nature dan terkait dengan cakupan dan skala. Terkait dengan sifatnya, kerentanan adalah suatu entitas yang menggambarkan kondisinya, sedangkan dilihat dari skalanya, kerentanan digunakan dalam berbagai skala yang berbeda seperti rumah tangga, komunitas ataupun Negara. Kerentanan juga didefinisikan sebagai tingkat dimana sebuah sistem dalam konteks ini pesisir dan pulau-pulau kecil sistem akan mengalami kerugian karena terkena gangguan dan tegangan. Pada Tabel 3 disajikan beberapa pengertian tentang kerentanan.