Indeks Degradasi Terumbu Karang Kenaikan Muka Laut

41 Tabel 4 . Penentuan tingkat kerentanan PPK Nilai CVI Level Kerentanan Indikator Warna Level 0.0 CVI0.2 Non-vulnerable 0.2 CVI0.4 Low Vulnerable 0.4 CVI0.6 Medium vulnerable 0.6 CVI0.8 Highly vulnerable 0.8 CVI1.0 Extremelyly vulnerable Sumber : Hasil pengembangan dari gabungan metode Bruguglio 1995; Adrianto and Matsuda 2004 dengan metode Kaly et al. 2004

3.4.5 Pengolahan Citra Satelit

Citra diperlukan untuk mengestrak data-data yang berkaitan dengan fenomena dampak exogenous yang terjadi di masing-masing ekosistem utama di PPK dalam kurun waktu tertentu seperti luas lahan terbangun, luas tutupan karang dan luas tutupan mangrove. Selain itu juga data fisik pulau berupa luas, panjang garis pantai dan jarak antar pulaumainland, serta sebagai bahan dalam pembuatan peta kerentanan secara digital. Bahan-bahan citra yang diperoleh masih memerlukan pengelolaan secara digital dengan menggunakan software ER Mapper 6.4 dan ArcView GIS 3.3 pada komputer, sehingga diperoleh hasil yang diinginkan. Tahapan dalam menganalisis data citra satelit sebagai berikut :  Pemotongan Citra Cropping Pemotongan citra ini bertujuan untuk membatasi daerah sesuai dengan lokasi penelitian sehingga data yang akan diekstraksi dapat difokuskan pada daerah yang diperlukan.  Pemulihan Citra Image Restoration Pemulihan citra dilakukan untuk data citra yang mengalami distorsi disebabkan oleh proses yang terjadi di atmosfer yang mengganggumempengaruhi perekaman data. Pemulihan citra satelit di bagi menjadi dua yaitu : a Koreksi Radiometrik Koreksi radiometrik bertujuan untuk menghilangkan faktor yang mempengaruhi penurunan kualitas citra. Koreksi radiometrik dilakukan dengan teknik histogram adjusment. Teknik ini didasarkan pada pengurangan nilai digital number sebesar bias dari masing-masing band sehingga nilainya menjadi nol. Nilai bias dapat diasumsikan sama dengan besarnya pengaruh atmosfer terhadap gelombang cahaya. Pada metode ini ditetapkan bahwa respon spektral terendah pada setiap band sehingga nilai minimumnya sama, yaitu nol. Secara sistematis, koreksi pengaruh atmosfer dengan pengaturan histogram dapat dilihat pada persamaan berikut : DN i,j,k output terkoreksi = DN i, j, k input asli – bias .....................................18 b Koreksi Geometrik Koreksi geometrik bertujuan untuk memperbaiki distrorsi posisi atau letak objek. Distorsi ini dihasilkan oleh faktor seperti variasi tinggi satelit, ketegakan dan kecepatan satelit Lillesand and kiefer, 1990. Koreksi geometrik dilakukan dengan dua langkah yaitu : transformasi koordinat transformation geometric dan resampling. Transformasi koordinat dilakukan dengan Ground Control Point GCP pada output citra yang baru. GCP harus mempunyai sifat geometrik yang tetap dengan lokasi yang dapat diketahui dengan tepat. Proses penerapan alih ragam geometrik terhadap data asli disebut resampling. Setelah koreksi geometrik dilakukan maka didapat citra yang sesuai dengan posisi sebenarnya di bumi.  Penajaman Penajaman citra bertujuan untuk menajamkan kontras dari setiap objek yang ingin diamati, sehingga akan didapatkan informasi yang lebih baik. Penajaman dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti mengatur kontras gain level, perentangan serta penggunaan filter.  Klasifikasi Citra Klasifikasi merupakan sebuah proses dimana semua piksel dari citra yang mempunya penampakan spektral yang sama akan di identifikasi. Klasifikasi bertujuan untuk membedakan macam-macam objek yang ada dalam citra, dan mengelompokkan masing-masing objek dengan karakteristik yang sama ke dalam kelas tertentu. 43 3.4.6 Analisis Multi Kriteria Analisis Multi Criteria Decisioan Making MCDM digunakan untuk menentukan bentuk alternatif terbaik Skenario dalam pengelolaan sumberdaya laut di Gugus Pulau Togean dengan mempertimbangkan kondisi ekologi, ekonomi, dan sosial budaya yang menjadi karakteristik wilayah tersebut. Tahapan-tahapan dalam analisis MCDM dengan menggunakan teknik SMART yaitu : 1. Menentukan kriteria dan alternatif yang digunakan dalam pengelolaan SDL di Wilayah GPT 2. Menyusun struktur hirarki pengelolaan SDL di wilayah GPT, mulai dari tujuan pengelolaan, kriteria, sub kriteria sampai pada alternatif yang relevan dalam pengelolaan SDL di wilayah GPT. 3. Menentukan pengukuran numerik bobot terhadap kriteria, sub kriteria dan alternatif 4. Memproses nilai numerik bobot guna memperoleh alternatif terbaik. Secara umum struktur MCDM disusun berdasarkan matriks yang telah diadopsi dari AHP Analytical Hierarchy process, dimana bobot suatu alternatif dengan kriteria yang harus diambil berdasarkan Tabel 5. Tabel 5. Keputusan dalam model analisis multikriteria Kriteria-j C 1 C 2 C 3 ... C m Bobot-j W 1 W 2 W 3 ... W n Alt er n at if - a 1 a 2 a 3 ... A n X 11 X 21 X 31 X n1 X 12 X 22 X 32 X n2 X 13 X 23 X 33 X n3 ... ... ... ... ... X 1m X 2m X 3m X nm Keterangan : A 1 i = 1, 2, 3, ...m : Alternatif pilihan yang ada; C 1 j = 1, 2, 3, ...m : Kriteria dengan bobot W j ; X 12 i = 1 ...m; j = 1 ...n : Pengukuran keragaman dari suatu alternatif A berdasarkan kriteria C.