Valuasi Ekonomi Analisis kerentanan pulau-pulau kecil di Kecamatan Togean Provinsi Sulawesi Tengah (Studi Kasus P. Kukumbi, P. Enam, P. Mogo, P. Kadidiri, P. Pagempa, P. Tongkabo)

2. Dimensi Ekonomi

Pada dimensi ekonomi terdapat beberapa atribut kerentanan yaitu tekanan penduduk dan keterbukaan ekonomi rasio aktifitas perdagangan eksternal dan rasio keuangan eksternal. Pada dimensi ini atribut yang diukur seperti tekanan populasi dimaksudkan untuk melihat dampak kehadiran manusia terhadap pulau maupun lingkungan alam termasuk biotanya sedangkan untuk keterbukaan ekonomi dimaksudkan untuk melihat sejauh mana tingkat perkembangan ekonomi suatu pulau. Berdasarkan hal tersebut maka dua atribut kerentanan dimensi ekonomi tersebut akan berpengaruh terhadap keberlanjutan PPK Kecamatan Togean. Untuk itu diperlukan suatu skenario yang akan digunakan yakni: Pertama, skenario tanpa adaptasi yaitu skenario yang dilakukan tanpa adaptasi terhadap kedua atribut sosial-ekonomi tersebut. Kedua, skenario adaptasi yaitu dengan adaptasi terhadap kedua atribut kerentanan yang diukur tersebut. 47 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sistem Ekologi Dan Sosial-Ekonomi Pulau-Pulau Kecil

4.1.1 Sistem Ekologi A.

Letak Geografis dan Administratif Kepulauan Togean terletak di tengah Teluk Tomini yang memanjang dari barat ke timur ± 102.7 km pada posisi koordinat 0˚08’21”- 0˚45’12” LS dan 121˚33’36 BT, dengan luas daratan kurang lebih 755.4 km 2 CII 2006. BRKP 2008, gugus Pulau Togean memiliki 45 PPK yang tersebar di sekitar wilayah Pulau Togean yang merupakan pulau terluas 29 belum teregistrasi dan 11 telah teregistrasi. Gugus Pulau Togean merupakan salah satu rangkaian pulau-pulau karang yang terletak di punggung tinggi laut dengan kedalaman kurang dari 200 m. Topografi kepulauan ini berupa perbukitan dengan relief rendah sampai sedang dengan ketinggian rata-rata 100 m. Bagian yang bertopografi tinggi memiliki perbukitan dengan puncak tertinggi pada Gunung Benteng yakni 542 m, juga merupakan bagian dari punggung Gunung Api Togean yang sudah tidak aktif lagi kecuali Pulau Una-Una BKSDA Provinsi Sulawesi Tengah 2006. Secara administratif Gugus Pulau Togean berada dalam wilayah Kabupaten Tojo Una Una Provinsi Sulawesi Tengah yang berbatasan dengan BPS 2010: Sebelah Utara dengan Perairan Teluk Tomini dan Provinsi Gorontalo. Sebelah Selatan dengan Perairan Teluk Tomini, daratan utama Kabupaten Tojo Una Una dan Kabupaten Banggai. Sebelah Timur dengan Kecamatan Walea Kepulauan. Sebelah Barat dengan Perairan Teluk Tomini dan Kecamatan Una-Una. Wilayah Gugus Pulau Togean terbagi ke dalam 2 wilayah perairan, yaitu sebelah utara dan sebelah selatan. Pulau-Pulau Kecil yang masuk ke dalam wilayah perairan sebelah utara yaitu P. Limbodi, P. Kadidiri, P. Tangkian, P. Dadapat, P. Pegempa, P. Tongkabo, Pulau Pallowa, P. Talawanga, sedangkan Pulau-Pulau yang termasuk dalam Wilayah Perairan Sebelah Selatan meliputi P. Ogu, P. Mogo Besar, P. Enam, P. Kukumbi dan P. Tombalang. Secara khusus, Kecamatan Togean memiliki luas wilayah 229.51 km 2 , sementara luas wilayah pulau induk mainland Togean yakni 90.75 km 2 . Kecamatan Togean marupakan daerah kepulauan yang terdiri dari 14 Desa. Sebelah selatan berbatasan dengan Teluk Tomini, sedangkan sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Walea Kepulauan, serta Kecamatan Una-Una dan Teluk Tomini sebelah barat. Dari 14 Desa yang berada di Kecamatan ini, 11 daerah mempunyai areal pemukiman di daerah pesisir pantai, yaitu sebanyak 7 Desa yang berada di Pesisir Utara Pulau Togean Bangkagi, Tongkabo, Katupat, Lembanato, Tobil, Baulu, Motobiayi dan 4 Lebiti, Benteng, Bungayo dan P. Enam, Desa yang berada di Daerah Pesisir Pantai Selatan Pulau Togean. Sementara 3 desa lainnya mempunyai daerah pemukiman di daerah hinterland Desa Kaliolo, Awo dan Urelepe. Tabel 7. Nama dan posisi PPK lokasi penelitian No. Nama PulauLokasi Nama Desa Posisi Koordinat 1. Pulau Mogo Kecil Tobil 2. Pulau Enam Enam 00 25.609’-00 25.794’LS 121 58.698’-121 56.183’BT 3. Pulau Kukumbi Lembanato 00 26.079’-00 26.191’LS 121 56.481’-121 56.183’BT 4. Pulau Kadidiri Tobil 00 21.175’- 00 21.831’ LS 121 50.456’ – 121 51.158’ BT 5. Pulau Pangempa Katupat 00 18.923’-00 18.968’ LS 121 56.831’-121 56.871 BT 6. Pulau Tongkabo Tongkabo 00 18.909’-00 18.949’ LS 121 58.742’ – 121 59.151’ BT Sumber : Data Primer 2011

B. Ukuran Pulau

Gugus pulau yang berada di Kecamatan Togean tergolong pulau yang berukuran sangat kecil. Hasil Citra Landsat terhadap data luasan dan panjang garis pantai masing-masing PPK terlihat dalam Tabel 8. Tabel 8. Luas pulau dan panjang garis pantai PPK Kecamatan Togean No. Nama PulauLokasi Luas Pulau Km 2 Panjang Garis Pantai Km Th 2006 Th 2011 Th 2006 Th 2011 1. Pulau Mogo Kecil 0,251 0,289 3,085 3,204 2. Pulau Enam 0,169 0,179 2,589 2,662 3. Pulau Kukumbi 0,206 0,208 2,25 2,62 4. Pulau Kadidiri 0,964 1,015 6,696 5,276 5. Pulau Pangempa 0,638 0,689 5,08 5,304 6. Pulau Tongkabo 0,286 0,299 2,639 2,737 Sumber : Data Primer 2011 49 Secara relatif, PPK di dalam gugus Kecamatan Togean dapat dikatan mengalami perubahan ukuran luas dan panjang garis pantai dalam kurun waktu 2007 hingga tahun 20011, Perubahan tersebut umumnya ke arah penyusutan baik terhadap luas maupun panjang garis pantainya, kecuali pulau enam yang mengalami peningkatan, Perubahan ukuran PPK tersebut berkaitan dengan pengaruh dinamika oleh proses fisik oseanografi, proses biologi, maupun oleh pengaruh antropogenik. Relatif tingginya partikel terlarut di perairan Togean data kecerahan memungkinkan terjadinya pengangkutan material tersebut oleh arus dan gelombang kewilayah pantai PPK Tongkabo, Pagempa dan Katupat. Dengan kondisi tersebut, ditunjang dengan kondisi relatif tenangnya perairan, memungkinkan pertumbuhan mangrove yang baik pada sekeliling perairan pantai PPK sehingga akan mengakibatkan pertambahan ukuran fisik, Masih terjadinya penambangan pasir laut secara illegal dan pemanfaatan kayu mangrove sebagai kayu bakar dapat menjadi salah satu penyebab menurunnya ukuran fisik Pulau Enam Tersebut.

C. Ekosistem Utama

Terumbu Karang Terumbu karang terdapat di lingkungan perairan yang agak dangkal, seperti paparan benua dan gugusan pulau-pulau di perairan tropis, Ekosistem ini merupakan salah satu sumberdaya hayati laut yang fungsi dan peranannya sangat penting bagi kelangsungan hidup biota tertentu seperti berbagai jenis ikan, mollusca, crustacea, echinodermata dan lain-lain, Peranan yang tidak kalah pentingnya adalah sebagai benteng barrier penahan gempuran ombak, sumber penting substansi bio-aktif yang digunakan dalam bidang kedokteran dan farmasi, sebagai penyimpan cadangan plasma nutfah yang dapat dimanfaatkan oleh manusia. Lokasi pengambilan data primer di terumbu karang Kepulauan Togean tercantum pada Tabel 9. dan presentase tutupan terumbu karang terlihat pada Tabel 10. Tabel 9. Lokasi pengambilan data terumbu karang PPK Kecamatan Togean Lokasi Survey Lintang Bujur Keterangan ° ° Manta Tow Kepulauan Togean Total: 72 tows, 13,1 km Jumlah Tow Panjang km Mogo Awal S 21 27 E 121 50 34 5 1 Mogo Akhir S 21 7 E 121 51 9 P. Enam Awal S 28 18 E 121 40 59 5 1 P. Enam Akhir S 29 9 E 121 40 24 Kukumbi Awal S 24 35 E 121 49 55 5 1 Kukumbi Akhir S 24 5 E 121 49 56 Kadidiri Awal S 21 27 E 121 50 34 5 1,7 Kadidir Akhir S 21 7 E 121 51 9 Pagempa Awal S 26 43 E 122 4 5 5 1 Pagempa Akhir S 27 29 E 122 4 45 Tongkabo Awal S 23 1 E 122 23 24 5 1 Tongkabo Akhir S 23 41 E 122 24 2 Sumber : Data Sekunder 2010 Tabel 10. Persentase tutupan terumbu karang PPK Kecamatan Togean Lokasi Rusak Berat Rusak Sedang Baik Sangat Baik Manta Tow di Kepulauan Togean Mogo 25 67 8 10 P. Enam 55 56 27 11 Kukumbi 42 32 15 Kadidiri 18 53 30 Pagempa 25 27 15 Tongkabo 25 58 17 12 Rata-rata 20 43 30 7 Sumber : Data sekunder 2010 51 Lokasi pengambilan data primer terumbu karang berdasarkan analisis citra landsat tahun 2007 dan tahun 2011 dengan metode klasifikasi tak terselia unsupervisied classification pada lokasi penelitian gugus pulau togean disajikan dalam Tabel 11. Tabel 11. Luasan tutupan terumbu karang PPK Kecamatan Togean No, Nama PulauLokasi Luas Tutupan Terumbu Karang Karang Hidup Karang Mati Total Th 2007 Th 20011 Th 2007 Th 2011 Th 2007 Th 2011 1. Mogo 0,3213 0,2524 0,2667 0,1365 0,588 0,3889 2. Enam 0,2961 0,2152 0,1167 0,1522 0,4128 0,3674 3. Kukumbi 0,5493 0,4815 0,1018 0,1326 0,6511 0,6141 4. Kadidiri 0,2334 0,3535 0,1676 0,1213 0,401 0,4748 5. Pagempa 0,6564 0,5056 0,2351 0,1761 0,8915 0,6817 6. Tongkabo 0,1964 0,1865 0,1013 0,1352 0,2977 0,3217 Sumber : Data Primer 2011 Data penurunan luas terumbu karang menunjukan PPK yang mengalami kerusakan terumbu karang berdasarkan total penurunan luas terumbu karang selama kurun waktu lima tahun yang tertinggi yaitu P. Enam, P. Mogo sedangkan yang lebih kecil yaitu P. Pagempa dan P. Kadidiri, Sedangkan laju penuruna luas terumbu karang hidup yang tertinggi terjadi pada terumbu karang P. Enam, kemudian diukuti P. Mogo, P, Bungayo, P. Kukumbi, P. Pagempa, P. Kadidiri mengalami degradasi penurunan luas terumbu karang yang terkecil yaitu sekitar 0,5. Relatif rendahnya total tutupan karang pada masing-masing PPK yang menjadi obyek penelitian, sehingga rusaknya karang dengan luas tertentu selama kurun waktu tahun 2006-2011 menyebabkan relatif agak tingginya persentase laju penurunan luas tutupan karang hidup pada beberapa PPK tersebut. Kerusakan terumbu karang di PPK Gugus Pulau Togean umumnya disebabkan oleh aktivitas manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Aktifitas manusia secara langsung diantaranya adalah penggunaan alat dan bahan serta cara menangkap ikan yang merusak karang, penambangan karang, penambangan pasir laut untuk keperluan bahan bangunan, pembukaan lahan yang menyebabkan sedimentasi. Tutupan Mangrove Salah satu ekosistem utama PPK yang sangat besar peranannya dalam proses-proses ekologis diwilayah PPK adalah ekosistem mangrove. Selain mempunyai fungsi ekologis sebagai penyedia nutrien bagi biota perairan, tempat pemijahan, dan asuhan berbagai macam biota, peredam ombak, penahan abrasi, pencegah intrusi air laut, penyerap limbah dan lain sebagainya, hutan mangrove juga mempunyai fungsi ekonomis penting seperti penyedia kayu, dan bahan baku obat-obatan. Kawasan PPK gugus Pulau Togean, Jenis mangrove yang dominan ditemukan adalah Rhizophora apiculata, Rhizophora mucronata, soneratia alba Bappeda, 2009. Hasil pantauan citra Landsat tahun 2007 dan tahun 2011, diperoleh data luas tutupan mangrove dan persentase tutupannya masing-masing disajikan dalam Tabel 12. Tabel 12. Luas tutupan mangrove PPK Kecamatan Togean No Nama Pulau Luas Tutupan Mangrove Th 2007 Th 2011 1. 2. 3. 4. 5. 6. Mogo Enam Kukumbi Kadidiri Pagempa Tongkabo 0,151 0,0106 0,1435 0,0362 0,0218 0,1259 0,1154 0,0455 0,0101 Sumber : Data Primer 2011

D. Kondisi Hidro-oseanografi

Pasang Surut Air pada bagian ujung pantai yang berbatasan dengan lautan tidak pernah diam pada suatu ketinggian yang tetap, tetapi selalu bergerak naik turun sesuai dengan siklus pasang. Permukaan laut perlahan-lahan naik sampai pada ketinggian maksimum, peristiwa ini dinamakan dengan pasang tinggi, setelah itu kemudian turun sampai suatu ketinggian minimum yang disebut pasang rendah. Dari sini permukaan air laut akan naik kembali, Perbedaan ketinggian permukaan antara pasang tinggi dan pasang rendah dikenal sebagai tinggi pasang. 53 Pasang surut di perairan Kepulauan Togean memiliki tipe pasang surut campuran yang cenderung bersifat harian ganda mixed prevailing semi diurnal. Dalam satu hari terjadi 2 kali air pasang dan 2 kali air surut. Tunggang pasang surut tidal range di perairan Kepulauan Togean mencapai maksimum 2,1 m. Pasang surut dengan tipe sedemikian memiliki periode gelombang pasut sekitar 12 jam. Sifat khas dari naik turunnya permukaan air laut ini terjadi dua kali sehari sehingga terdapat dua periode pasang tinggi dan dua periode pasang rendah. Tinggi pasang akan mencapai tinggi maksimum pada hari keenam dan ketujuh tiap bulannya, Kemudian akan turun lagi pada ketinggian minimum di hari yang keempat belas. Pasang dengan tinggi maksimum terjadi pada bulan baru dan bulan penuh, sedangkan pasang dengan tinggi minimum terjadi pada waktu perempatan bulan pertama dan perempatan bulan ketiga. Arah dan Kecepatan Arus Kecepatan arus maksimum di perairan pesisir Kepulauan Togean terjadi pada sisi Timur – Selatan pulau, yang berbatasan langsung dengan daratan utama Sulawesi. Besarnya kecepatan arus di sisi pulau ini disebabkan oleh karena massa air yang bergerak melalui celah selat diantara Kepulauan Togean dengan daratan utama Sulawesi. Kecepatan arus rata-rata di perairan Kepulauan Togean adalah mencapai 0,653 meterdetik dan arah arus dominan ke arah Barat Daya dengan kisaran sudut 200 o -260 o . Pola arus di perairan Kepulauan Togean selain dipengaruhi oleh pergerakan pasang surut, juga dipengaruhi oleh pola arus utama di perairan laut Sulawesi. Sebagaimana diketahui bahwa laut Sulawesi merupakan salah satu perairan Arus Lintas Indonesia ARLINDO, dimana arus yang bergerak melintasi perairan indonesia sebagai akibat perbedaan tinggi muka laut antara Samudera Pasifik dan Samudera Hindia. Arus ini berasal dari samudera Pasifik dan kecepatan arusnya sangat dipengaruhi oleh sistem arus ekuatorial sebagai akibat dari hembusan angin Pasat Timur Laut di Samudera Pasifik. Kecepatan arus rata-rata di perairan dangkal di sekitar Kepulauan Togean adalah, 87,5 - 102 cmdetik dengan arah arus pada saat air pasang adalah 250°-333° dan arah arus saat air surut adalah 36 o -130 o , Secara umum pola dan kecepatan arus tahunan yang terjadi di perairan sekitar Kepulauan Togean antara 2 mdtk hingga 5 mdtk. Dari hasil pengukuran parameter arus di lapangan, dapat digambarkan bahwa pola arah arus cenderung bergerak kearah Barat Daya dengan kisaran sudut 215 o – 240 o . Arus ini bergerak dengan kecepatan rata-rata 0,679 meterdetik, Untuk lebih jelasnya mengenai karakteristik arus, lihat Tabel 13. Tabel 13. Karakteristik arus di Kecamatan Togean. No Waktu Stsn Karakteristik Arus Waktu Kec, mdtk Arah o 1 08:00 0006.3 0,794 235 11:05 0007.4 0,676 250 2 08:35 0009.4 0,532 230 11:40 0011.0 0,455 350 3 09:00 0006.5 0,769 260 12:00 0007.6 0,658 85 4 10:00 0007.0 0,714 175 13:00 0008.0 0,625 210 Kecepatan Rata-Rata 0,653 Sumber : RTRW Kabupaten Tojo Una Una, Tahun 2007 Angin Arah angin secara umum dari Kepulauan Togean akan mengikuti musim yang ada di Indonesia, yaitu musim Barat dan musim Timur. Kecepatan angin paling rendah di Kepulauan Kepulauan Togean terjadi pada bulan November - Desember yang mencapai 4,3 knot dengan arah rata-rata 330º, Kecepatan angin musiman terjadi pada bulan Juli - Agustus dengan arah 270º. Berdasarkan klasifikasi Koppen, kawasan Kepulauan Togean termasuk tipe iklim Alpha, sedang menurut klasifikasi Schmidt - Fergusson termasuk tipe A, yaitu hujan berlangsung sepanjang tahun dan jarang terjadi bulan kurang curah hujan berkisar antara 0,6 - 21,8 mm dengan jumlah hari hujan antara 4 - 28 hari. Untuk lebih jelasnya, lihat Tabel 14. Pola Angin di Kepulauan Togean.