Keterbukaan Ekonomi Analisis kerentanan pulau-pulau kecil di Kecamatan Togean Provinsi Sulawesi Tengah (Studi Kasus P. Kukumbi, P. Enam, P. Mogo, P. Kadidiri, P. Pagempa, P. Tongkabo)

43 3.4.6 Analisis Multi Kriteria Analisis Multi Criteria Decisioan Making MCDM digunakan untuk menentukan bentuk alternatif terbaik Skenario dalam pengelolaan sumberdaya laut di Gugus Pulau Togean dengan mempertimbangkan kondisi ekologi, ekonomi, dan sosial budaya yang menjadi karakteristik wilayah tersebut. Tahapan-tahapan dalam analisis MCDM dengan menggunakan teknik SMART yaitu : 1. Menentukan kriteria dan alternatif yang digunakan dalam pengelolaan SDL di Wilayah GPT 2. Menyusun struktur hirarki pengelolaan SDL di wilayah GPT, mulai dari tujuan pengelolaan, kriteria, sub kriteria sampai pada alternatif yang relevan dalam pengelolaan SDL di wilayah GPT. 3. Menentukan pengukuran numerik bobot terhadap kriteria, sub kriteria dan alternatif 4. Memproses nilai numerik bobot guna memperoleh alternatif terbaik. Secara umum struktur MCDM disusun berdasarkan matriks yang telah diadopsi dari AHP Analytical Hierarchy process, dimana bobot suatu alternatif dengan kriteria yang harus diambil berdasarkan Tabel 5. Tabel 5. Keputusan dalam model analisis multikriteria Kriteria-j C 1 C 2 C 3 ... C m Bobot-j W 1 W 2 W 3 ... W n Alt er n at if - a 1 a 2 a 3 ... A n X 11 X 21 X 31 X n1 X 12 X 22 X 32 X n2 X 13 X 23 X 33 X n3 ... ... ... ... ... X 1m X 2m X 3m X nm Keterangan : A 1 i = 1, 2, 3, ...m : Alternatif pilihan yang ada; C 1 j = 1, 2, 3, ...m : Kriteria dengan bobot W j ; X 12 i = 1 ...m; j = 1 ...n : Pengukuran keragaman dari suatu alternatif A berdasarkan kriteria C. Kriteria yang ditentukan dalam analisis MCDM sebagai berikut : a Kriteria Ekologi terdiri atas sub kriteria : Karakteristik lahan, Degradasi lahan, kenaikan muka laut b Kriteria Ekonomi terdiri atas sub kriteria : Keterisolasian pulau, keterbukaan ekonomi, keterpencilan ekonomi c Sosial budaya terdiri atas sub kriteria : Kependudukan Keseluruhan proses dari peratingan alternatif-alternatif dan pembobotan dari atribut yang ada di ananalisis menggunakan taknik SMART Simple Multi Atribute Rating Technique dengan menggunakan software Cd-plus. Selanjutnya analisis yang ada digabung menjadi satu dengan mengagregasi dengan membuat rata-rata geometrik faktor-faktor yang menjadi pembatas dalam pemanfaatan sumberdaya yang ada. Faktor-faktor yang menjadi pertimbangan penentuan prioritas pengelolaan sumberdaya laut di wilayah Gugus Pulua Togean dilakukan dengan menggunakan metode scoring atau pembobotan yang merupakan penyatuan dari berbagai parameter terkait. Skor yang digunakan untuk penilaian elemen-elemen yang diteliti, dinyatakan secara numerik skala 1 hingga 9 dengan menggunakan skala Saaty 1991, sepeerti dijabarkan pada Tabel 6. Tabel 6 . Penilaian terhadap elemen-elemen permasalahan Skala Perbandingan Numerik Defenisi Verbal 1 3 5 7 9 2, 4, 6, 8 Tidak Penting Sedikit Lebih Penting Jelas Lebih Penting Sangat Jelas Lebih Penting Mutlak Lebih Penting Merupakan nilai-nilai diantara dua pertimbangan yang berdekatan ragu-ragu Sumber : Saaty, 1991

3.4.7 Penyusunan Skenario Pengelolaan PPK Gugus Pulau Togean

Penyusunan skenario model pengelolaan PPK gugus Pulau Togean ditujukan untuk memilih alternatif atau suatu rencana kebijakan yang akan dilakukan dalam menyelesaikan suatu masalah yang terjadi dikemudian hari berdasarkan kondisi yang terjadi saat ini. Pemilihan alternatif yang akan dilakukan dalam penyusunan skenario yang akan dipakai dalam pengelolaan PPK 45 gugus Pulau Togean didasarkan pada kondisi yang diperoleh dari nilai kerentanan pada setiap dimensi. Skenario yang dibuat yaitu:

A. Skenario Adaptasi

Skenario adaptasi dalam penelitian ini dimaksudkan sebagai suatu skenario yang dilakukan dengan mempertimbangkan keberlanjutan seluruh dimensi pengelolaan PPK gugus Pulau Togean. Skenario yang dibangun tersebut untuk mengoptimalkan semua dimensi melalui atribut-atributnya sehingga pengelolaan PPK gugus Pulau Togean menjadi berkelanjutan. B. Skenario Tanpa Adaptasi Skenario Tanpa Adaptasi yang dibangun pada penelitian ini dimaksudkan sebagai suatu skenario yang dilakukan dengan tidak mempertimbangkan keberlanjutan dari salah satu atau seluruh dimensi pengelolaan. Jika skenario tersebut dilakukan maka kemungkinan terburuk pada satu atau lebih dimensi dapat terjadi. Sedangkan Berdasarkan dimensi kerentanan yang diukur yakni :

1. Dimensi Ekologi

Dimensi ekologi yang dikaji yaitu pada dua ekosistem utama PPK yaitu ekosistem mangrove dan terumbu karang. Selain Kedua ekosistem tersebut untuk melihat kerentanan pada dimensi ekologi di ukur juga atribut karakteristik lahan indeks pantai dan keterisolasian pulau, degradasi lahan dan kenaikan muka laut. Semua atribut yang diukur tersebut terkait langsung dengan eksistensi keberlanjutan PPK gugus Pulau Togean. Skenario yang akan dilakukan meliputi: Pertama, skenario tanpa adaptasi yakni tidak dilakukan upaya adaptasi sebagai upaya untuk mendukung keberlanjutan dari setiap ekosistem ataupun atribut yang diukur. Kedua, skenario adaptasi yakni dengan melakukan adaptasi terhadap ekosistem serta atribut yang diukur sehingga dapat mempertahankan keberlanjutan PPK gugus Pulau Togean.