tahan panas di bagian dalamnya. Proses sterilisasi ini membutuhkan waktu delapan jam dengan suhu berkisar antara 90
O
C-100
O
C. Proses ini dilakukan dengan tujuan untuk mematikan atau membunuh
bakteri patogen yang dapat mengganggu pertumbuhan jamur atau pun bibit jamur. Bahan bakar yang digunakan pada proses ini adalah bahan bakar gas. Bahan bakar
gas ini dipilih karena dapat menghasilkan panas yang merata saat proses pengukusan, sehigga dapat mengurangi tingkat kegagalan pada budidaya jamur
tiram putih Setelah delapan jam dikukus, selanjutnya bag log didinginkan selama satu
malam, sampai mencapai suhu 35
O
C-40
O
C. Apabila bibit dimasukan ke dalam bag log yang masih panas, maka bibit akan mati dan tidak tumbuh.
4. Tahap Pembibitan Inokulasi
Setelah bag log didinginkan selanjutnya dilakukan proses pembibitan. Pembibitan ini dilakukan dengan memasukan bibit yang sudah dibeli dan sudah
memutih kedalam bag log dengan menggunakan spatula atau sendok bibit. Sebelum spatula digunakan untuk pembibitan, spatula tersebut harus
disterilisasi dengan alkohol dan dipanaskan. Ujung plastik bag log dipasang cincin bambu, ditutup kertas, dan diikat karet. Tujuan penutupan ujung bag log
dengan kertas adalah agar tidak terlalu banyak oksigen yang masuk ke dalam media yang dapat menghambat pertumbuhan jamur.
Keberhasilan proses pembibitan ini sangat tergantung dari kebersihan dari para pekerja, alat-alat yang digunakan, serta tempat pembibitan. Karena proses
pembibitan ini sangat rentan terkontaminasi. Oleh karena itu, sebelum proses pembibitan ini, semua alat-alat, tempat, dan pekerja harus disterilisasi dengan
menggunakan alkohol. Semua alat dan tempat disemprot dengan alkohol, dan pekerja harus mencuci tangannya dengan alkohol.
5. Tahap Inkubasi
Setelah media diberi bibit, selanjutnya media tersebut diinkubasi sampai misselium tumbuh dalam media. Tahap inkubasi ini memerlukan waktu tujuh hari
sampai bisa dipindahkan ke ruang penumbuhan. Ciri-ciri misselium tumbuh pada
bag log adalah memutihnya media karena dipenuhi oleh misselium. Ruang untuk inkubasi harus diperhatikan suhu dan kelembabannya. Suhu pada ruangan ini
harus stabil, tidak boleh terlalu tinggi atau terlalu rendah. Suhu ruangan yang dibutuhkan untuk proses inkubasi ini adalah berkisar antara 24
O
C-26
O
C.
6. Tahap Penumbuhan Growing
Setelah misselium tumbuh dalam bag log, selajutnya bag log dipindahkan ke dalam ruang penumbuhan. Bag log disusun sedemikian rupa pada rak dengan
posisi tegak. Jarak antar bag log harus diperhatikan, agar tidak tumpang tindih yang akan menghambat jamur untuk tumbuh serta meyulitkan untuk melakukan
pemanenan. Jika misselium mulai tumbuh buah dan menembus kertas, maka kertas
harus dibuka agar tidak menghambat pertumbuhan jamur. Pembukaan kertas ini akan memberikan oksigen yang cukup untuk jamur, sehingga dapat tumbuh
dengan baik. Waktu dari masa tumbuh tubuh buah sampai ke panen pertama adalah sekitar 3-4 hari.
Ruang penumbuhan yang digunakan merupakan ruang yang terbuat dari bilik bambu, beralaskan tanah, dan terdapat sepuluh rak. Kelembaban udara di
ruangan ini haruslah dijaga yaitu berikisar antara 85-90 dan suhu antara 18
O
C- 22
O
C. Jika musim kemarau, penyiraman jamur dan ruangan dilakukan lebih sering, agar kelembaban udaranya tetap terjaga. Selain suhu dan kelembapan,
faktor lain yang harus diperhatikan adalah pencahayaan dan ventilasi ruangan. Karena cahaya yang langsung mengenai media tanam dan sirkulasi udara yang
kurang baik akan menghambat pertumbuhan jamur. Oleh karena itu, ruang penumbuhan jamur harus tetap teduh dan memiiliki ventilasi udara yang baik.
7. Tahap Pemanenan
Panen pertama dilakukan 3-4 hari setelah tubuh buah jamur tumbuh. Jamur yang dipanen adalah jamur yang sudah tumbuh optimal yaitu yng memiliki
diameter tudung berkisar 5 cm-14 cm. Kegiatan pemanenan biasanya dilakukan pagi hari, sehingga jamur masih tetap segar saat pembeli datang.
Setiap bag log bisa menghasilkan rata-rata 0,3 kg jamur tiram, mulai dari panen pertama hingga bag log tidak bisa berproduksi lagi. Pemanenan jamur
harus hati-hati, jamur harus dicabut satu rumpun hingga ke akar. Panen tidak dilakukan dengan hanya memotong jamur yang besar saja, karena dalam satu
rumpun jamur tidak memiliki tingkat pertumbuhan yang sama. Apabila saat panen hanya mengambil jamur yang besar saja, jamur kecil yang tertinggal akan layu
dan mati. Setelah rumpun jamur diambil, bagian atas log harus dibersihkan dari akar-akar jamur yang tertinggal, karena hal tersebut akan menghambat
pertumbuhan jamur yang berikutnya. Jamur hasil panen dipotong bagian akar nya dan disortir dengan
memisahkan jamur tiram putih yang baik dengan yang rusak. Setelah itu, jamur didiamkan sekitar sepuluh menit sebelum dikemas dan ditimbang. Hal ini
dilakukan agar jamur tidak menguap di dalam plastik kemasan yang dapat menyebabkan jamur menjadi layu, karena jamur yang baru saja dipanen masih
tinggi kadar airnya. Setelah didiamkan, barulah jamur dikemas ke dalam plastik ukuran 5 kg, kemudian ditimbang.
4.2.3.3. Ketersediaan Tenaga Kerja
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah ketersediaan tenaga kerja yang terampil dengan upah yang terjangkau. Desa Gunung Picung merupakan salah
satu kawasan pertanian di Kecamatan Pamijahan. Penduduknya sebagian besar bermatapencarian sebagai petani dan sudah akrab dengan kegiatan pertanian. Oleh
karena itu, untuk memperoleh tenaga kerja yang terampil tidaklah sulit. Kegiatan budidaya jamur tiram pada Usaha Jamur Mandiri memiliki dua orang karyawan
dengan upah per hari Rp. 23.000,00 per orang dengan waktu kerja mulai dari pukul enam pagi hingga pukul tiga sore.
4.2.4. Analisis Kelayakan Aspek Manajemen dan Hukum
Manajemen sangat dibutuhkan dalam menjalankan suatu usaha, tanpa manajemen yang baik, sulit untuk suatu usaha dapat berkembang. Aspek
manajemen yang dikaji mencakup empat fungsi manajerial yaitu Planning, organizing, actuating, dan controlling.
Planning merupakan perencanaan yang akan dilakukan oleh pemilik dalam mengembangkan usahanya. Bapak Wardi selaku pemilik Usaha Jamur
Mandiri telah melakukan perencanaan untuk mengembangkan usahanya terkait dengan potensi pasar yang baik. Seperti perencanaan investasi yang akan
dilakukan, biaya operasional dan biaya tetap yang akan dikeluarkan, serta pendapatan yang akan diproleh. Selain itu, Bapak Wardi telah berencana untuk
membuat ijin usaha, apabila usaha budidaya jamur tiram putih yang saat ini dijalankan sudah memiliki skala usaha yang lebih besar.
Organizing dan actuating merupakan pembagian tugas, peran, serta kegiatan yang dilakukan oleh pemilik dalam menjalankan usaha budidaya jamur
tiram putih. Struktur organisasi pada Usaha Jamur Mandiri sangat sederhana. Pemilik usaha bertindak juga sebagi manajer yang bertanggung jawab terhadap
jalannya kegiatan usaha serta menanggung kerugian yang dialami. Terdapat dua orang karyawan yang dipekerjakan. Kedua karyawan tersebut bertugas
menjalankan kegiatan operasional perusahaan, mulai dari tahap persiapan dan pengadukan bahan hingga pemanenan.
Controlling merupakan kegiatan yang dilakukan pemilik usaha dalam mengendalikan usahanya. Bapak Wardi setiap hari memantau kinerja dari
karyawannya, mulai dari proses persiapan dan pengadukan bahan, pembungkusan media, pembibitan, inkubasi, penumbuhan, pemanenan, pengemasan,
penimbangan, termasuk pengontrolan suhu dan kelembaban kumbung untuk budidaya jamur tiram putih.
Berdasarkan aspek hukum, Usaha Jamur Mandiri merupakan usaha perorangan, karena usaha ini dimiliki sendiri oleh Bapak Wardi dan sumber
modal hanya berasal dari modal sendiri serta pinjaman dari bank. Bapak Wardi selaku pemilik bertanggung jawab penuh untuk membiayai usaha dan
menanggung segala risiko usahanya. Usaha Jamur Mandiri saat ini belum memiliki surat ijin pendirian usaha.
Akan tetapi, pemilik usaha sudah merencanakan untuk memiliki surat ijin apabila usahanya telah memiliki skala yang lebih besar dari saat ini.
4.2.5. Analisis Aspek Lingkungan
Pengelolaan limbah yang dihasilkan oleh suatu kegiatan bisnis, merupakan hal yang perlu diperhatikan dalam menjalankan suatu bisnis. Perlu strategi dalam
mengelola limbah, apabila hal tersebut tidak dilakukan, maka bisnis yang dijalankan akan merusak dan merugikan lingkungan sekitar.
Kegiatan budidaya jamur tiram putih pada Usaha Jamur Mandiri tidak menghasilkan limbah yang berbahaya. Bahan yang digunakan merupakan bahan-
bahan organik yang aman dan tidak membahayakan, seperti serbuk gergaji, dedak, tepung, dan beras. Limbah yang dihasilkan dalam kegiatan budidaya jamur tiram
putih adalah bag log yang sudah tidak bisa berproduksi lagi. Limbah tersebut dimanfaatkan oleh pemilik untuk menimbun lahan dataran rendah yag berada
disekitar area kumbung, sedangkan plastik bag log nya dibakar.
4.2.6. Analisis Kelayakan Aspek Finansial
Aspek finansial berfungsi untuk menilai biaya-biaya apa saja yang akan dikeluarkan, seberapa besar pendapatan yang akan diperoleh perusahaan, jika
usaha budidaya jamur tiram putih ini dijalankan pada kondisi tanpa proyek pengembangan dan pada kondisi dengan proyek pengembangan. Adapun asumsi-
asumsi yang digunakan dalam menentukan kriteria kelayakan antara lain : a.
Analisis Kelayakan Usaha dibedakan ke dalam tiga skenario. b.
Skenario A : Kondisi tanpa proyek pengembangan dengan tahun analisis 2012-2018, harga yang digunakan adalah harga setelah terjadi inflasi dan
diskon faktor yang digunakan adalah 12 . c.
Skenario B : Kondisi dengan proyek pengembangan dengan tahun analisis 2012-2018, harga yang digunakan adalah harga setelah terjadi inflasi dan
diskon faktor yang digunakan adalah 12 . d.
Skenario C : Kondisi dengan proyek pengembangan dengan tahun analisis 2008-2018. Pada tahun 2008-2011 menggunakan harga tahun dasar 2008
dan tahun 2012-2018 menggunakan harga setelah terjadi inflasi, serta diskon faktor yang digunakan adalah 14.
e. Tingkat inflasi yang digunakan berdasarkan rataan sasaran inflasi dari
tahun 2008-2012 sebesar 6 5+1 Sumber : www.bi.go.id, 2012. f.
Nilai investasi awal tahun analisis pada skenario A, merupakan nilai investasi pada tahun 2008 yang telah mengalami penyusutan.
g. Nilai investasi awal tahun analisis pada kenario B, merupakan nilai
investasi yang dibutuhkan untuk pengembangan, ditambah dengan nilai penyusutan investasi yang dibeli pada tahun 2008.
h. Hari kerja diasumsikan 350 haritahun.
i. Periode pembuatan bag log pada Usaha Jamur Mandiri dilakukan setiap 5
hari sekali. Jadi, dalam satu tahun membuat bag log sebanyak 70 kali. j.
Pembuatan bag log pada studi kelayakan tanpa proyek pengembangan diasumsikan sama yaitu 400 bag log per satu kali periode pembuatan. Jadi,
dalam satu tahun menghasilkan 28000 bag log. k.
Pembuatan bag log pada studi kelayakan dengan proyek pengembangan diasumsikan sama yaitu 715 bag log per satu periode pembuatan. Jadi,
dalam satu tahun menghasilkan 50.000 bag log. Hal ini disesuaikan dengan kapasitas maksimum ruang penumbuhan growing yang dimiliki
oleh Usaha Jamur Mandiri. l.
Produktifitas rata-rata jamur tiram putih di Usaha Jamur Mandiri adalah 0,3 kg per bag log. Jadi, setiap tahun diasumsikan hasil produksi jamur
7.560 kg kondisi tanpa proyek pengembangan dan 13.500 kg kondisi dengan proyek pengembangan
m. Tingkat kegagalan pembuatan bag log mencapai 10, hal ini berdasarkan
pengalaman Usaha Jamur Mandiri dalam melakukan budidaya jamur tiram putih.
n. Harga jual yang digunakan adalah harga tetap, yaitu rata-rata harga jual
selama dua tahun terakhir sebesar Rp. 8.000,00 per kg. o.
Penjualan diasumsikan sama setiap tahunnya yaitu Rp.
60.480.000,00 kondisi tanpa pengembangan dan Rp. 108.000.000,00 kondisi dengan
pengembangan.
p. Usaha Jamur Mandiri memperoleh pinjaman sebesar Rp. 40.000.000,00
dari Bank BJB pada tahun 2008 dengan periode pembayaran kredit selama
tiga tahun dan tingkat suku bunga 14 per tahun. Pada tahun 2011 memperoleh kembali pinjaman sebesar Rp. 28.000.000,00 dengan periode
pembayaran kredit selama tiga tahun dan tingkat suku bunga 12 per tahun.
q. Biaya pemeliharaan kumbung diasumsikan 10 per tahun dari nilai
kumbung. r.
Perhitungan penyusutan nilai asset menggunakan metode garis lurus. s.
Skenario sensitivitas menggunakan parameter inflasi mulai dari 5-30 dengan metode Switching Value.
t. Pajak yang dikenakan terhadap usaha budidaya jamur tiram putih Usaha
Jamur Mandiri merupakan pajak penghasilan yang dikenakan berdasarkan tarif pajak menurut UU RI No. 17 tahun 2007 tentang Tarif Umum PPh
wajib pajak badan usaha dan perorangan. •
Rugi : Tidak dikenakan pajak.
• Pendapatan 50 juta
: Dikenakan pajak 10. •
Pendapatan 50 juta -100 juta : 50 juta dikenakan pajak 10, ditambah selisih
setelah dikurang 50 juta dikenakan pajak
15.Pendapatan. •
Pendapatan 100 juta : 50 juta dikenakan pajak 10, ditambah 50
juta dikenakan pajak 15 ditambah selisih pendapatan setelah dikurang 10
juta dikenakan pajak 30.
1. Kebutuhan dan Sumber Dana
Modal yang dibutuhkan oleh Usaha Jamur Mandiri dalam membudidayakan jamur tiram putih terdiri dari modal investasi dan modal kerja.
Modal investasi merupakan modal yang digunakan untuk membeli kebutuhan investasi pada awal usaha akan dijalankan. Sedangkan modal kerja mencakup
biaya produksi, pemeliharaan, pembayaran pajak, dan yang lainnya. Modal ini menggambarkan pengeluaran yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk, yang
harus dikeluarkan pada setiap periode poduksi. Total rencana kebutuhan modal pada awal pendirian usaha adalah sebesar
Rp. 96.481.000,00 yang terdiri dari modal investasi sebesar Rp. 73.410.500,00
dan modal kerja sebesar Rp. 23.070.500,00. Modal kerja tersebut merupakan hasil perhitungan biaya-biaya operasional yang dikeluarkan selama satu tahun
Lampiran 29. Sumber modal yang digunakan oleh Usaha Jamur Mandiri pada awal
dijalankannya usaha berasal dari modal sendiri sebesar Rp. 56.481.500,00 dan modal pinjaman dari Bank BJB sebesar Rp. 40.000.000,00 dengan periode
pengembalian tiga tahun dan tingkat suku bunga 14. Setelah pinjaman pertama dilunasi pada tahun 2011, Usaha Jamur Mandiri memperoleh pinjaman kembali
dari Bank BJB sebesar Rp. 28.000.000,00 dengan periode pengembalian tiga tahun dan tingkat suku bunga yang lebih rendah yaitu 12.
2. Penilaian Investasi