dan modal kerja sebesar Rp. 23.070.500,00. Modal kerja tersebut merupakan hasil perhitungan biaya-biaya operasional yang dikeluarkan selama satu tahun
Lampiran 29. Sumber modal yang digunakan oleh Usaha Jamur Mandiri pada awal
dijalankannya usaha berasal dari modal sendiri sebesar Rp. 56.481.500,00 dan modal pinjaman dari Bank BJB sebesar Rp. 40.000.000,00 dengan periode
pengembalian tiga tahun dan tingkat suku bunga 14. Setelah pinjaman pertama dilunasi pada tahun 2011, Usaha Jamur Mandiri memperoleh pinjaman kembali
dari Bank BJB sebesar Rp. 28.000.000,00 dengan periode pengembalian tiga tahun dan tingkat suku bunga yang lebih rendah yaitu 12.
2. Penilaian Investasi
Hasil perhitungan kelayakan finansial pada Usaha Jamur Mandiri pada ketiga skerio menunjukan bahwa usaha ini layak untuk dijalankan dan akan lebih
menguntungkan jika dilakukan pengembangan. Kriteria-kriteria investasi tanpa proyek pengembangan skenario A seperti NPV, IRR, Net BC, Gross BC, PR,
dan PBP lebih kecil jika dibandingkan dengan adanya proyek pengembangan usaha Skenario B dan C. Nilai-nilai kriteria investasi selengkapnya dapat dilihat
pada tabel 6.
Tabel 6. Nilai-nilai Kriteria Penilaian Invetasi Usaha Jamur Mandiri
Kriteria Investasi Skenario A
Skenario B Skenario C
NPV Rp. 31.249.250
Rp. 123.041.025 Rp. 76.000.577
IRR 34,4 127,16
35,67 Net BC
1,68 5,42
2,40 Gross BC
1,15 1,34
1,21 PR
2,47 3,84
3,45 PBP
5 tahun 11 bulan 23 hari
2tahun 10 bulan 24 hari
5 tahun 6 bulan 16 hari
a. Net Present Value NPV
Nilai NPV yang diperoleh pada skenario A sebesar Rp. 31.249.250,00, pada skenario B Rp. 123.041.025,00, dan pada skenario C sebesar Rp.
76.000.577,00. Nilai masing-masing NPV ini menunjukan nilai yang positif. Nilai NPV ini merupakan hasil dari pengurangan nilai arus kas masuk atau penerimaan
dengan arus kas keluar yang telah didiskontokan. Tingkat suku bunga diskonto yang digunakan pada skenario A dan B disesuaikan dengan tingkat suku bunga
kredit mikro Bank BJB pada tahun 2011 yaitu sebesar 12. Sedangkan pada skenario C disesuaikan dengan tingkat suku bunga kredit mikro Bank BJB pada
tahun 2008 yaitu sebesar 14 Lampiran 13, 23, dan 31. Penggunaan tingkat diskonto yang berbeda didasarkan pada perbedaan
awal tahun analisis proyek. Pada skenario A dan B menggunakan awal tahun analisis proyek dimulai pada tahun 2012. Pada tahun tersebut Usaha Jamur Mandiri
telah melunasi biaya kredit dari pinjaman yang diperoleh pada tahun 2008, akan tetapi masih melakukan pembayaran cicilan pada pinjaman yang diperoleh pada
tahun 2011 dengan tingkat suku bunga 12. Sedangkan pada skenario C menggunakan awal tahun analisis proyek dimulai pada tahun 2008, dimana tingkat
suku bunga kredit dari pinjaman adalah 14. Nilai NPV pada pada proyek pengembangan skenario B dan C lebih
besar dibandingkan dengan nilai NPV pada kondisi tanpa proyek pengembangan skenario A. Hal ini disebabkan karena, peningkatan penerimaan dari penjualan
pada saat proyek pengembangan, lebih besar dibandingkan dengan peningkatan biaya-biaya yang dikeluarkan, sehingga keuntungan yang diperoleh lebih besar.
Nilai NPV pada kondisi tanpa proyek pengembangan maupun dengan proyek pengembangan menunjukan bahwa usaha ini layak, karena berdasarkan kriteria
investasi ini, usaha layak untuk dijalankan atau dikembangkan jika NPV0.
b. Internal Rate of ReturnIRR
Analisis ini dilakukan untuk melihat seberapa besar pengembalian bisnis terhadap investasi yang ditanamkan. Nilai IRR yang diperoleh pada skenario A
adalah 34,4, pada skenario B adalah 127,16, dan pada skenario C adalah 35,67. Nilai dari masing-masing IRR ini lebih besar jika dibandingkan dengan
tingkat diskonto yang digunakan yaitu 14 dan 12 . Hal ini menunjukan bahwa