adalah dengan melakukan pembuatan bag log media tanam setiap lima hari sekali.
c. Analisis Persaingan
Sebagai salah satu kecamatan penghasil jamur tiram di Jawa Barat, di Kecamatan Pamijahan terdapat banyak petani jamur tiram yang menjadi pesaing
bagi Usaha Jamur Mandiri. Akan tetapi, karena jumlah permintaan jamur tiram yang begitu besar setiap harinya, saat pembeli kekurangan pasokan jamur, para
petani jamur biasanya saling merekomendasikan tempat budidaya jamur lainnya yang ada di daerah sekitar kepada para pembeli.
Para petani jamur di Kecamatan Pamijahan, saling membantu satu sama lain dalam hal pemenuhan bahan baku dan saling berbagi ilmu dalam teknik
pembudidayaan. Saat salah satu petani jamur kekurangan bag log, maka petani lainnya siap untuk membantu menyediakan. Jadi, persaingan antar produsen
jamur tiram di Kecamatan Pamijahan tidak tampak.
d. Bauran Pemasaran Marketing Mix
Manajemen pemasaran dipecah atas beberapa kebijakan pemasaran yang disebut dengan bauran pemasaran. Bauran pemasaran ini memberikan gambaran
atas kegiatan yang dilakukan oleh suatu perusahaan. Bauran pemasaran suatu produk terdiri dari komponen produk product, harga price, distribusi place,
dan pomosi promotion.
1. Produk Product
Usaha Jamur Mandiri menghasilkan jamur tiram putih segar yang dipanen setiap hari dan dijual kepada pengumpul. Jamur tiram yang dijual hanyalah jamur
tiram yang memiliki kondisi yang baik dan sudah lolos tahap penyortiran. Jamur tiram yang dijual adalah jamur tiram yang memiliki diameter tidak terlalu kecil
dan tidak pula terlalu besar, yaitu kira-kira yang berdiameter 5 cm-14 cm. Jika jamur yang dijual terlalu kecil atau terlalu besar, maka harga jualnya akan rendah.
Jamur yang dijual dikemas dalam plastik berukuran 5 kg, kemudian diikat dengan menggunakan tali. Proses pengemasan dilakukan dengan cara disusun rapi
di dalam karung agar jamur tidak rusak saat dibawa oleh pembeli.
2. Harga Price
Harga jual yang diterima saat ini oleh Usaha Jamur Mandiri adalah harga yang berlaku di pasar, yaitu sebesar Rp. 8.000,00 per kg. Harga jual jamur tiram
sebenarnya relatif stabil yaitu berkisar antara Rp. 7.000,00-Rp. 9.000,00 per kg. Harga jual di pedagang pengecer berkisar Rp. 10.000,00-Rp. 12.000,00 per kg.
3. Distribusi Place
Distribusi merupakan hal penting yang harus diperhatikan agar konsumen dapat memperoleh produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Usaha Jamur Mandiri
adalah produsen jamur tiram putih segar yang melakukan transaksi penjualan kepada pedagang pengumpul. Pedagang pengumpul bertindak sebagai pelantara
yang menjual kembali jamur kepada pedagang pengecer. Kemudian para pengecer menjual kembali jamur tersebut kepada konsumen akhir. Saluran distribusi yang
dilakukan oleh Usaha Jamur Mandiri dapat dilihat pada gambar 3.
Gambar 3. Saluran Distribusi Usaha Jamur Mandiri
4. Promosi Promotion
Promosi merupakan salah satu dari kegiatan pemasaran yang memiliki peranan yang penting bagi suatu perusahaan. Tanpa promosi, target pasar tidak
akan mengetahui keberadaan produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Upaya yang dilakukan oleh Usaha Jamur Mandiri untuk mempromosikan
produknya adalah dengan melakukan hubungan baik dengan para petani jamur lainnya yang ada di sekitar Kecamatan Pamijahan dan Kecamatan Cibungbulang.
Karena saat konsumen kekurangan pasokan jamur, petani merekomendasikan petani jamur lainnya kepada pembeli. Dari situlah para konsumen mulai
mengetahui keberadaan usaha yang dilakukan oleh Usaha Jamur Mandiri. Selain itu, konsumen pun berperan dalam kegiatan promosi Usaha Jamur Mandiri.
Konsumen mengetahui keberadaan Usaha Jamur Mandiri dari konsumen lain. Dengan kata lain, promosi yang dilakukan bersifat mulut ke mulut word of
mouth.
Usaha Jamur
Mandiri Pedagang
Pengumpul Pedagang
pengecer Konsumen
akhir
4.2.3. Analisis Kelayakan Aspek Teknik dan Teknologi
4.2.3.1. Lokasi Budidaya Jamur Tiram Putih
Lokasi Usaha Jamur Mandiri terletak di Desa Gunung Picung, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor. Lokasi ini merupakan salah satu desa yang berada
di kawasan kaki Gunung Salak yang merupakan daerah dataran tinggi dengan rata-rata curah hujan yang tinggi.
Lokasi Usaha Jamur Mandiri dekat dengan lokasi pembelian bahan baku. Bahan baku utama seperti serbuk kayu, dedak, tepung jagung, kapur, dan tepung
aren diperoleh dari tempat pemotongan kayu, penggilingan, toko grosir, dan toko bangunan yang berada dekat dengan lokasi Usaha Jamur Mandiri. Selain itu,
harga beli dari serbuk dan dedak sudah termasuk ongkos kirim ke lokasi budidaya, sehingga untuk penyediaan bahan baku utama tersebut, pemilik Usaha
Jamur Mandiri tidak memerlukan biaya tambahan. Hasil produksi dijual kepada para pengumpul yang datang langsung ke lokasi budidaya, sehingga Usaha Jamur
Mandiri tidak memerlukan tambahan biaya transportasi untuk mengirim hasil produksi ke pasar.
Pengaturan tata letak bangunan kumbung serta perlatan lainnya merupakan syarat penting dalam analisis teknik dan teknologi, karena dapat memengaruhi
efisiensi dan efektifitas kerja dalam proses budidaya jamur tiram putih. Budidaya jamur tiram putih pada Usaha jamur Mandiri memiliki satu kumbung yang terdiri
dari ruang penumbuhan growing, pengadukan, inkubasi, pembibitan, dan gudang. Terdapat dua gudang, gudang pertama untuk menyimpan bahan baku dan
gudang kedua digunakan unuk menyimpan peralatan serta perlengkapan. Luas bangunan kumbung yang dimiliki Usaha Jamur Mandiri adalah 400
m
2 .
Luas bangunan tersebut terdiri dari 25 m x11 m ruang penumbuhan, 6 m x 5 m ruang inkubasi, 5 m x 5 m ruang pembibitan inokulasi, 5 m x 5 m ruang
pengadukan dan pengukusan, 6 m x 5 m gudang I, dan 3 m x 5 m gudang II. Masing-masing ruang tersebut ditempatkan sesuai dengan urutan proses produksi
dan hanya disekat dengan menggunakan dinding bambu, sehingga memudahkan dalam proses pemindahan bahan baku serta bag log dari satu ruangan ke ruangan
yang lainnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 2.
Terdapat sepuluh rak dalam ruang penumbuhan, masing-masing rak terdiri dari lima level, dan satu level dapat menampung seribu bag log. Rak tersebut
diletakan memanjang. Terdapat dua baris rak, masing-masing baris terdiri dari lima rak. Peletakan rak tersebut memudahkan untuk penyiraman dan pemanenan
jamur. Sketsa rak dapat dilihat pada Lampiran 3.
4.2.3.2. Budidaya Jamur Tiram Putih di Lokasi Penelitian
Pembudidayaan jamur tiram di lokasi penelitian relatif mudah, karena faktor alam yang mendukung. Suhu rata-rata di Desa gunung Picung berkisar
antara 24
O
C-28
O
C dengan tingkat kelembaban yang tinggi. Salah satu hal penting yang perlu dipehatikan dalam budidaya jamur tiram
putih adalah tempat produksi jamur tiram, yang disebut dengan kumbung. Kumbung dibuat sesuai dengan kapasitas produksi. Usaha Jamur Mandiri
memiliki satu buah kumbung yang memiliki luas total 400 m
2,
yang terdiri dari ruang penumbuhan, ruang inkubasi, ruang pembibitan, ruang pengadukan bahan
baku, ruang sterilisasi, dan gudang. Kumbung yang dimiliki oleh Usaha Jamur Mandiri terbuat dari bambu
dan dan berdinding bilik, sehingga kelembaban dan suhu udara dapat tetap terjaga. Budidaya jamur tiram dapat dilakukan dengan peralatan dan
perlengkapan yang sederhana seperti cangkul, sekop, bambu, dan alat sterilisasi drum yang dilapisi plastik meteran tahan panas di bagian dalamnya.
Bahan baku yang digunakan untuk pembuatan bag log terdiri dari serbuk gergaji, dedak, kapur, tepung aren, tepung jagung, dan ditambahkan beras untuk
menambah nutrisi pada media tanam. Bahan-bahan yang digunakan harus dalam keadaan yang baik, misalnya saja serbuk gergaji. Serbuk gergaji yang digunakan
tidak boleh berasal dari kayu yang mengandung bahan pengawet atau yang bertekstur terlalu keras, tidak boleh berjamur, dan harus kering. Jika bahan yang
digunakan kurang baik, maka hal tersebut dapat menghambat pertumbuhan jamur tiram.
Keberhasilan budidaya jamur tiram putih sangat ditentukan oleh proses pembudidayaan dan pemeliharaan. Proses pembudidayaan yang dilakukan pada
Usaha Jamur Mandiri terdiri dari proses pesiapan dan pengadukan bahan-bahan,
pembungkusan, pengukusan media sterilisasi, pembibitan, inkubasi, penumbuhan, serta pemanenan.
1. Tahap Persiapan dan Pengadukan Bahan
Tahap persiapan merupakan kegiatan menyiapkan semua bahan-bahan yang akan digunakan untuk membuat bag log. Pada tahap ini, semua bahan yang
dibutuhkan ditakar sesuai dengan komposisi. Proporsi masing-masing bahan tidak boleh melebihi atau kurang dari komposisi karena akan menghambat
pertumbuhan jamur dan akan mengakibatkan kegagalan. Tahap pengadukan merupakan kegiatan mencampur semua bahan yang
sudah disiapkan dan ditakar. Pada tahap ini serbuk kayu yang sudah disiapkan dicampur dengan bahan-bahan lainnya seperti kapur, tepung maizena, tepung
jagung, beras, dan dicampur dengan air sebanyak 40-50. Jika air yang dicampurkan terlalu banyak, maka akan menambah lama waku sterilisasi dan bag
log pun akan mudah membusuk. Setelah semua bahan dicampur, kemudian diaduk rata hingga bahan bisa dikepal akan tetapi tidak berair. Bahan-bahan yang
dicampur tidak boleh ada yang menggumpal, karena akan menghambat pertumbuhan jamur. Setelah diaduk rata, bahan-bahan tidak langsung dibungkus
plastik, akan tetapi difermentasi terlebih dahulu selama satu malam, barulah setelah itu di bungkus plastik bag log .
2. Tahap Pembungkusan