Analisis Kelayakan Aspek Manajemen dan Hukum

Setiap bag log bisa menghasilkan rata-rata 0,3 kg jamur tiram, mulai dari panen pertama hingga bag log tidak bisa berproduksi lagi. Pemanenan jamur harus hati-hati, jamur harus dicabut satu rumpun hingga ke akar. Panen tidak dilakukan dengan hanya memotong jamur yang besar saja, karena dalam satu rumpun jamur tidak memiliki tingkat pertumbuhan yang sama. Apabila saat panen hanya mengambil jamur yang besar saja, jamur kecil yang tertinggal akan layu dan mati. Setelah rumpun jamur diambil, bagian atas log harus dibersihkan dari akar-akar jamur yang tertinggal, karena hal tersebut akan menghambat pertumbuhan jamur yang berikutnya. Jamur hasil panen dipotong bagian akar nya dan disortir dengan memisahkan jamur tiram putih yang baik dengan yang rusak. Setelah itu, jamur didiamkan sekitar sepuluh menit sebelum dikemas dan ditimbang. Hal ini dilakukan agar jamur tidak menguap di dalam plastik kemasan yang dapat menyebabkan jamur menjadi layu, karena jamur yang baru saja dipanen masih tinggi kadar airnya. Setelah didiamkan, barulah jamur dikemas ke dalam plastik ukuran 5 kg, kemudian ditimbang.

4.2.3.3. Ketersediaan Tenaga Kerja

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah ketersediaan tenaga kerja yang terampil dengan upah yang terjangkau. Desa Gunung Picung merupakan salah satu kawasan pertanian di Kecamatan Pamijahan. Penduduknya sebagian besar bermatapencarian sebagai petani dan sudah akrab dengan kegiatan pertanian. Oleh karena itu, untuk memperoleh tenaga kerja yang terampil tidaklah sulit. Kegiatan budidaya jamur tiram pada Usaha Jamur Mandiri memiliki dua orang karyawan dengan upah per hari Rp. 23.000,00 per orang dengan waktu kerja mulai dari pukul enam pagi hingga pukul tiga sore.

4.2.4. Analisis Kelayakan Aspek Manajemen dan Hukum

Manajemen sangat dibutuhkan dalam menjalankan suatu usaha, tanpa manajemen yang baik, sulit untuk suatu usaha dapat berkembang. Aspek manajemen yang dikaji mencakup empat fungsi manajerial yaitu Planning, organizing, actuating, dan controlling. Planning merupakan perencanaan yang akan dilakukan oleh pemilik dalam mengembangkan usahanya. Bapak Wardi selaku pemilik Usaha Jamur Mandiri telah melakukan perencanaan untuk mengembangkan usahanya terkait dengan potensi pasar yang baik. Seperti perencanaan investasi yang akan dilakukan, biaya operasional dan biaya tetap yang akan dikeluarkan, serta pendapatan yang akan diproleh. Selain itu, Bapak Wardi telah berencana untuk membuat ijin usaha, apabila usaha budidaya jamur tiram putih yang saat ini dijalankan sudah memiliki skala usaha yang lebih besar. Organizing dan actuating merupakan pembagian tugas, peran, serta kegiatan yang dilakukan oleh pemilik dalam menjalankan usaha budidaya jamur tiram putih. Struktur organisasi pada Usaha Jamur Mandiri sangat sederhana. Pemilik usaha bertindak juga sebagi manajer yang bertanggung jawab terhadap jalannya kegiatan usaha serta menanggung kerugian yang dialami. Terdapat dua orang karyawan yang dipekerjakan. Kedua karyawan tersebut bertugas menjalankan kegiatan operasional perusahaan, mulai dari tahap persiapan dan pengadukan bahan hingga pemanenan. Controlling merupakan kegiatan yang dilakukan pemilik usaha dalam mengendalikan usahanya. Bapak Wardi setiap hari memantau kinerja dari karyawannya, mulai dari proses persiapan dan pengadukan bahan, pembungkusan media, pembibitan, inkubasi, penumbuhan, pemanenan, pengemasan, penimbangan, termasuk pengontrolan suhu dan kelembaban kumbung untuk budidaya jamur tiram putih. Berdasarkan aspek hukum, Usaha Jamur Mandiri merupakan usaha perorangan, karena usaha ini dimiliki sendiri oleh Bapak Wardi dan sumber modal hanya berasal dari modal sendiri serta pinjaman dari bank. Bapak Wardi selaku pemilik bertanggung jawab penuh untuk membiayai usaha dan menanggung segala risiko usahanya. Usaha Jamur Mandiri saat ini belum memiliki surat ijin pendirian usaha. Akan tetapi, pemilik usaha sudah merencanakan untuk memiliki surat ijin apabila usahanya telah memiliki skala yang lebih besar dari saat ini.

4.2.5. Analisis Aspek Lingkungan