Kerangka Pemikiran Operasional KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.

37 ............................................................................. 12 Dimana : TR tunai = Total penerimaan tunai usahatani Rupiah TR total = Total penerimaan semua produksi usahatani Rupiah TC tunai = Total biaya tunai usahatani Rupiah TC total = Total biaya usahatani Rupiah π = Pendapatan Rupiah Bd = Biaya yang diperhitungkan Rupiah Py = Harga output Rupiah Y = Jumlah produksi Kg TVC = Total biaya variabel Rupiah TFC = Total biaya tetap Rupiah Nilai ekonomi konservasi merupakan tambahan pendapatan incremental net benefit yang diperoleh oleh petani jika melakukan konservasi. Sehingga nilai ekonomi konservasi merupakan perbedaan total pendapatan usahatani kentang konservasi dan non-konservasi.

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional

Kabupaten Garut merupakan salah satu daerah yang memiliki luas lahan kering terbesar di Provinsi Jawa Barat, namun belum digunakan secara optimal. Kentang merupakan salah satu komoditas andalan yang dapat ditanam di dataran tinggi. Namun, usahatani kentang dilakukan di dataran tinggi dengan tingkat kemiringan lereng lebih dari 15 persen sehingga pengusahaannya masih dianggap menimbulkan masalah karena dapat menyebabkan erosi tanah. Masalah yang diakibatkan erosi, dapat dilihat dari penurunan produktivitas kentang di 38 Kabupaten Garut dari tahun ke tahun dan akhirnya menurunkan pendapatan petani. Untuk itu, perlu diadakan suatu upaya konservasi untuk dapat meminimalisir terjadinya erosi yang lebih besar. Pola konservasi untuk mencegah laju erosi pada usahatani kentang sudah banyak disosialisasikan oleh para pakar dan sudah diatur dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 47PermentanOT.140102006 Tentang Pedoman Umum Budidaya Pertanian pada Lahan Pegunungan. Namun, kenyataannya tidak semua petani melakukan pola konservasi yang dianjurkan. Sehingga, perlu diteliti faktor- faktor yang mempengaruhi keputusan petani untuk mengadopsi pola konservasi atau tidak mengadopsi. Pendekatan dilakukan melalui wawancara kepada petani secara langung dan dianalisis dengan model logit. Faktor ekonomi sangat mempengaruhi keputusan petani dalam melakukan usahatani. Jika sistem usahatani tertentu dianggap lebih menguntukan dari sisi pendapatan, maka petani lebih mudah untuk mengadopsi sistem usahatani tersebut. Salah satu cara melihat manfaat dari sistem usahatani konservasi adalah adanya nilai ekonomi yang dihasilkan. Penghitungan nilai ekonomi konservasi dianggap perlu dilakukan agar dapat terlihat secara riil manfaat dari sistem konservasi. Data yang digunakan adalah data primer yang didapat dari wawancara langsung terhadap petani. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk membantu merumuskan upaya-upaya yang perlu dilakukan untuk meningkatan adopsi konservasi. Kerangka pemikiran operasional dalam penelitian ini merupakan keterkaiatan antara tahapan pelaksanaan penelitian dengan tujuan penelitian. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang berasal dari petani 39 sebagai unit sampel dan data sekunder yang berasal dari instansi terkait. Alur proses penelitian dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Alur Kerangka Pemikiran Operasional Usahatani Permasalahan: Penggunaan lahan dengan kemiringan lebih dari 15 persen menyebabkan erosi Produktivitas kentang menurun sehingga pendapatan petani menurun Faktor-faktor adopsi pola konservasi Rekomendasi Kebijakan untuk Meningkatkan Adopsi Pola Konservasi dan Pendapatan Usahatani Peluang : Permintaan Kentang lebih besar dari Penawaran Kentang merupakan komoditas yang bernilai ekonomi tinggi Garut merupakan salah satu sentra penghasil kentang terbesar di Jawa Barat PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 47PermentanOT.140102006 Tentang Pedoman Umum Budidaya Pertanian pada Lahan Pegunungan Nilai Ekonomi Konservasi Usahatani konservasi Usahatani non- konservasi Pendapatan usahatani Pendapatan usahatani 40

3.3. Hipotesis Penelitian