82
VII. SIMPULAN DAN SARAN 7.1
SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Dengan menggunakan analisis regresi logit, umur, status kepemilikan lahan, pendapatanan dan tingkat kecuraman lereng berpengaruh positif terhadap
keputusan petani dalam mengadopsi konservasi. Sedangkan pendidikan, luas lahan, jumlah tanggungan keluarga, dan pengalaman berpengaruh secara
negatif. Selanjutnya variabel yang berpengaruh secara signifikan pada taraf nyata α = 20 persen, yaitu luas lahan, status kepemilikan lahan, pendapatan,
tingkat kecuraman lereng, dan pengalaman bertani. 2. Usahatani kentang memberikan keuntungan baik bagi responden yang
mengadopsi konservasi maupun yang tidak mengadopsi konservasi. Namun, berdasarkan hasil analisis adopsi sistem konservasi yang dilakukan petani
memberikan nilai ekonomi sebesar Rp. 10.163.428,60Ha.
7.2 SARAN
Berdasarkan hasil penelitian, dapat dirumusakan saran sebagai berikut: 1. Perlu dilakukan penyuluhan yang membahas mengenai konservasi secara
lebih mendalam tidak hanya fokus pada budidaya tanaman, terutama sasaran penyuluhan pada petani penyewa-penggarap. Hal ini perlu dilakukan agar
petani lebih paham mengenai manfaat dan biaya yang harus ditanggung secara lebih jelas sehingga dapat meningkatkan adopsi konservasi,
83 2. Penyuluhan lebih baik diarahkan pada petani yang menggarap lahan di
kecuraman lahan tinggi karena memiliki peluang adopsi konservasi yang lebih tinggi.
3. Dengan semakin langkanya lahan, petani beralih menggarap lahan kehutanan pada tingkat kecuraman lahan lebih dari 30 persen yang tidak
direkomendasikan untuk tanaman semusim karena akan memperbesar tingkat erosi. Dengan demikian pemerintah perlu mempertegas aturan batas
kecuraman lahan yang diperbolehkan ditanam tanaman semusim, khususnya
kentang.
84
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad S. 2000. Konservasi Tanah dan Air. IPB Press. Bogor. Aryadi H. 2006. Analisis Karakteristik Spasial Penggunaan Lahan dan Tingkat
Kerusakan Akibat Gempa Melalui Penggunaan Sistem Informasi Geografi SIG Studi Kasus Kecamatan Pasirwangi, Kabupaten Garut Sebelum dan
Sesudah Gempa. [Skripsi]. Program Studi Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian. Institut PErtanian Bogor, Bogor.
Abdurachman A. dan Sutono S. 2002. Teknologi pengendalian Erosi Lahan Berlereng. Teknologi Pengelolaan Lahan Kering Menuju Pertanian
Produktif dan Ramah Lingkungan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat Bogor. dalam Katharina, R. 2007. Adopsi
Konservasi Sebagai Bentuk Investasi Usaha Jangka Panjang Studi Kasus Usahatani Kentang Lahan Kering Dataran Tinggi Pangalengan. Jurnal
Manajemen dan Agribisnis. Vol. 4 No. 1 Maret 2007.
Badan Kebijakan Fiskal. 2011. Pertumbuhan PDB Menurut Sektor Ekonomi 2005-2010. Kementrian Keuangan RI, Jakarta.
Badan Ketahanan Pangan BKP Kabupaten Garut. 2010. Programa Penyuluh Pertanian BPP Kecamatan Pasirwangi Tahun 2010. Garut
Badan Pusat Statistik. 2003. Luas Lahan Menurut Penggunaanya. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
. 2004. Luas Lahan Menurut Penggunaanya. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
. 2005. Luas Lahan Menurut Penggunaanya. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
. 2006. Luas Lahan Menurut Penggunaanya. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
. 2007. Luas Lahan Menurut Penggunaanya. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
. 2008. Luas Lahan Menurut Penggunaanya. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
Badan Pusat Statistik. 2012. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. Berita Resmi Statistik No. 1302Th. XV, 6 Februari 2012. Jakarta Indonesia.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Garut. 2012. Profil Garut per Kecamatan 2012. Garut
85 Bandara DGVL, Thiruchelvam S. 2008. Factor Affecting the Choice of Soil
Conservation Practices Adopted by Potato Farmers in Nuwara Eliya District, Sri Lanka. Tropical Agricultural Research Extension 11, 2008.
Barbier EB. 1996. The Economic of Soil Erosion: Theory, Methodology, and Examples. Spesial paper. Paper based on a Presentation to the Fifth
Biannual Workshop on Economy and Environment in Southeast Asia. Singapore, November 28-30, 1995.
D’Souza G, Cyphers D, and Phipps T. 1993. Factor Affecting the Adoption of Sustainable Agricultural Practices. Agricultural dan Resource Economics
Review. October 1993. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1983. Usahatani. Departemen
Pendidikan. Departemen Pertanian. 2006. Lampiran Peraturan Menteri Pertanian. Nomor :
47PermentanOt.140102006 Tanggal : 9 Oktober 2006 Tentang Pedoman Umum Budidaya Pertanian Pada Lahan Pegunungan.
Departemen Pertanian. http:perundangan.deptan.go.idadminp_mentan Permentan-47-06.pdf diakses pada 5 Januari 2012
Dewi YA, Hendayana R. 2002. Usaha Konservasi Tanah dan Air Sebagai Alternatif Peningkatan Pendapatan Petani di Lahan Kering Kasus
Konservasi Tanah dan Air di Desa Rejosari, Kecamatan Semin, Kabupaten Gunungkidul,
Propinsi DIY.
ntb.litbang.deptan.go.idind2005SP usahakonservasi.doc diakses pada tanggal 5 Februari 2011.
Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat. 2003. Buku Informasi Sayuran. Pemerintah Propinsi Jawa Barat. Bandung.
. 2010. Laporan Tahunan. Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
. 2011. Laporan Tahunan. Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Garut. 2009. Profil Tanaman Kentang di Kabupaten Garut. http:www.garut.kab.go.id diakses pada 3
Maret 2012. Feder, G. and T. Ochan. 1987. Land Ownership Security and Farm Investment in
Thailand. American Journal of Agriculture Economics. 69:311-320. dalam Katharina R. 2007. Adopsi Sitem Pertanian Konservasi Usahatani Kentang
di Lahan Kering Dataran Tinggi Kecamatan Pangalengan, Bandung [Disertasi]. Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Gujarati, D. 2004. Basic Econometrics, Fourth Edition. The McGraw- HillCompanies.
86 Hardjanto, A. 2010. Analisis Pendapatan dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Petani dalam Adopsi Teknologi Konservasi Lahan Studi Kasus di: Daerah Tangkapan Air DTA Saguling, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten
Bandung [Skripsi]. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Harijaya, O. 1995. Konservasi Tanah dan Air Lanjutan Bahan Kuliah Program Pascasarjana IPB. Tidak Diterbitkan. dalam Ladamay I. 2010.
Pengelolaan Pertanian Lahan Kering Berkelanjutan [Disertasi]. Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Haryati U, dan Erfandi D. 2011. Laporan Akhir Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pengelolaan Lahan untuk Meningkatkan Produktivitas
Hortikultura 20 Mendukung Pengembangan Kawasan Hortikultura. Balai Penelitian Tanah. Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Kementrian Pertanian.
Henny H. 2012. Perencanaan Usahatani Sayuran Berkelanjutan Berbasis Kentang di DAS Siulak, Kabupaten Kerinci, Jambi. [Disertasi]. Sekolah
Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Hidayat A, Mulyani A. 2005. Lahan Kering untuk Pertanian dalam Buku
Teknologi Pengelolaan Lahan Kering, Menuju Pertanian Produktif dan Ramah Lingkungan. Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah
dan Agroklimat, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian.
Hwang S W, J Alwang, and GW Norton. 1994. Soil Coservation Practices and Farm Income in the Dominican Republic. Agricultural System 46: 59-77.
Elseiver Science Limited. dalam Katharina R. 2007. Adopsi Sitem Pertanian Konservasi Usahatani Kentang di Lahan Kering Dataran Tinggi
Kecamatan Pangalengan, Bandung [Disertasi]. Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Indraningsih K.S. 2010. Penyuluhan pada Petani Lahan Marjinal kasus Adopsi Inovasi Usahatani Terpadu Lahan Kering di Kabupaten Cianjur dan
Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat. Sekolah Pascasarjana IPB. Joseph PM, Chimvuramahwe J, Borerwe R. 2012. Adoption and Efficiency of
Selected Conservation Farming Technologies in Madziva Communal Area, Zimbabwe: A Transcendental Production Function Approach.
Bulletin of Environment, Pharmacology Life Sciences. Volume 1, Issue 4, March 2012: 27
– 38. Juanda B. 2009. Ekonometrika Pemodelan dan Pendugaan. IPB Press. Bogor.
Kadekoh I. 2007. Optimalisasi Pemanfaatan Lahan Kering Berkelanjutan dengan Sistem Polikultur Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Inovasi
Lahan Marginal.
87 Katharina R. 2007a. Adopsi Sistem Pertanian Konservasi Usahatani Kentang di
Lahan Kering Dataran Tinggi Kecamatan Pangalengan, Bandung [Disertasi]. Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
. 2007b. Adopsi Konservasi Sebagai Bentuk Investasi Usaha Jangka Panjang Studi Kasus Usahatani Kentang Lahan Kering Dataran Tinggi
Pangalengan. Jurnal Manajemen dan Agribisnis. Vol. 4 No. 1 Maret 2007.
Ladamay I. 2010. Pengelolaan Pertanian Lahan Kering Berkelanjutan [Disertasi]. Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Lapar Ma. Lucila A, and Pandey S. 1999. Adoption of Soil Conservation: The Case of The Philippine Uplands. Agricultural Economics 21 1999 241-
256. Lionberger HF. 1968. Adoption of New Ideas and Practices. Iowa: The Iowa State
University Pr. dalam Indraningsih K.S. 2010. Penyuluhan pada Petani Lahan Marjinal kasus Adopsi Inovasi Usahatani Terpadu Lahan Kering di
Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat. Sekolah Pascasarjana IPB.
Minardi S. 2009. Optimalisasi Pengelolaan Lahan Kering untuk Pengembangan Pertanian Tanaman Pangan dalam Makalah Seminar Optilmalisasi
Sumberdaya Pertanian pada Agroekosistem Lahan Kering. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, Kementrian Pertanian.
Nahraeni W. 2000. Keputusan Petani dalam Penerapan Teknologi Tanam Benih Langsung Tabela Program Pengkajian SUTPA [Tesis]. Program
Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor, Bogor. . 2012. Efisiensi dan Nilai Keberlanjutan Usahatani Sayuran Dataran
Tinggi di Provinsi Jawa Barat. [Disertasi]. Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Pattanayak SK, Mercer DE, Sills E, and Yang JC. Taking Stock of Agroforestry Adoption Studies. Jurnal Agroforestry System. 57:173-186.
Pindyck RS, Rubinfeld DL. 1998. Econometric Models and Economic Forecasts Fourth Edition. The McGraw-Hill Companies. New York.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat. 2005. Teknologi Pengelolaan Lahan Kering, Menuju Pertanian Produktif dan Ramah
Lingkungan. Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen
Pertanian.
Rahim SE. 2003. Pengendalian erosi tanah: dalam rangka pelestarian lingkungan hidup. Jakarta: Bumi Aksara
88 Reijntjes C, Haverkort B, Waterrs-Bayer A. 1992. Pertanian Masa Depan.
Pengantar untuk PErtanian Berkelanjutan dengan Input Luar Rendah Farming For The Future, An introduction to Low-External-Input and
Sustainable Agriculture. Sukoco Y. Kanisius. Yogyakarta.
Rogers EM. 1983. Diffusion of Innovation Third Edition. The Free Press. New York.
, dan Schoemaker FF. 1986. Communication of Inovators A Cross- Cultural Approach. The Mc Milland. New York. dalam Nahraeni W.
2000. Keputusan Petani dalam Penerapan Teknologi Tanam Benih Langsung Tabela Program Pengkajian SUTPA [Tesis]. Program
Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Sabarman D. 2006. Pengembangan Usaha Pertanian Konservasi Tanaman Akar Wangi Studi Kasus Das Cimanuk Hulu, Kabupaten Garut [Disertasi].
Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Selian ARK. 2008. Analisa kadar Unsur Hara Kalium K dari Tanah Perkebunan
Kelapa Sawit Bengkalis Riau Secara Spektrofootometri Serapan Aton SSA [Tugas Akhir]. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Universitas Sumatera Utara, Medan. http:repository.usu.ac.idbitstream 12345678913969109E00416.pdf. diakses pada 4 Juni 2012.
Siregar H. 2006. Social-Economic Reasons to Soil Conservation: An Econometric Analysis on Cross-Sectional Lore Lindu Data. Jurnal Agro Ekonomi,
Volume 24 No. 1, Mei 2006. Soeharjo dan Patong, 1973. Ilmu Usahatani, Departemen Ilmu-Ilmu Sosial
Ekonomi, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Soekartawi. 2002. Analisis Usahatani. Jakarta : UI Press.
, Soeharjo A, Dillon J, Hardaker J. 1985. Ilmu Usahatani dan Penelitian untuk Pengembangan Petani Kecil. Dillon JL, Hardaker JB,
Penerjemah; Jakarta: UI Press. Terjemahan dari : Farm Management Research for Small Development.
Solis D, Bravo-Ureta BE, dan Quiroga RE. 2009. Technical Efficiency among Peasant Farmers Participating in Natural Resource Management
Programmes in Central America. Journal of Agricultural Economics, Vol. 60, No. 1, 2009, 202-219.
Suratiyah K. 2011. Ilmu Usahatani. Jakarta : Penebar Swadaya. Yana B. 2010. Nilai Ekonomi Pengendalian Erosi Hutan Alam Produksi: Kasus di
IUPHHK-HA PT. Autral Byna, Kabupaten Barito Utara, Provinsi Kalimantan Tengah [Skripsi]. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian
Bogor, Bogor.
89
LAMPIRAN
90 Lampiran 1. Luas lahan Menurut Penggunaannya di Indonesia Tahun 2003-2007
Tahun Lahan Sawah
Lahan Kering Luas ha
Perkembangan Luas ha Perkembangan
2003 Jawa
3.257.048 3.178.554
Luar Jawa 4.824.433
33.504.166 Indonesia
8.081.481 36.682.720
2004 Jawa
3.211.605 -1,40
3.134.613 -1,38
Luar Jawa 4.687.611
-2,84 7.234.074
11,13 Indonesia
7.899.216 -2,26
10.368.687 10,05
2005 Jawa
3.232.998 0,67
3.162.780 0,90
Luar Jawa 4.580.318
-2,29 6.290.392
-2,53 Indonesia
7.813.316 -1,09
9.453.172 -2,27
2006 Jawa
3.235.455 0,08
3.160.182 -0,08
Luar Jawa 4.627.763
1,04 3.639.763
-7,30 Indonesia
7.863.218 0,64
6.799.945 -6,73
2007 Jawa
3.231.882 -0,11
3.224.888 2,05
Luar Jawa 4.650.678
0,50 3.500.539
-0,41 Indonesia
7.882.560 0,25
6.725.427 -0,20
Rata- rata
Jawa -6.292
-0,19 11.584
0,37 Luar Jawa
-43.439 -0,90
-907 0,22
Indonesia -49.730
-0,61 10.677
0,21 Sumber : Luas Lahan Menurut Penggunaannya, BPS 2003
– 2007, diolah. Keterangan : Lahan kering meliputi lahan tegalkebun, Ladanghuma, Lahan
Sementara tidak Diusahakan, Rawa yang tidak ditanami
91 91
Lampiran 2. Analisis Usahatani Kentang Konservasi dan Non-Konservasi per Hektar per Musim Tanam di Dua Desa Kecamatan Pasirwangi Kabupaten Garut, Tahun 2011
Uraian Konservasi Searah Kontur
Non-Konservasi Searah Lereng Jumlah
Harga satuan Rp
Nilai Rp Jumlah
Harga satuan Rp
Nilai Rp Output
Produksi kg 1
Jual 16.147,21
4.896,60 79.066.424,34
14.632,31 4.896,60
71.648.556,18 2
Konsumsi 92,77
4.896,60 454.258,39
50,68 4.896,60
248.139,68 3
Diberikan 130,48
4.896,60 638.900,06
66,49 4.896,60
325.573,98 4
Benih 2.370,41
4.896,60 11.606.953,31
1.480,57 4.896,60
7.249.738,81 Penerimaan Tunai
79.066.424,34 71.648.556,18
Penerimaan Total 91.766.536,09
79.472.008,65 Input
Biaya Tunai 1
Pajak Lahan 64.946,11
69.363,91 2
Benih kg 1.418,02
11.447,57 16.232.891,38
1.424,91 11.447,57
16.311.738,97 3
Pupuk kg ZA
323,02 1.458,84
471.238,80 303,89
1.458,84 443.334,85
TSP 183,19
2.190,55 401.289,95
268,86 2.190,55
588.942,53 KCL
36,86 3.293,09
121.384,94 34,13
3.293,09 112.379,76
Kandang 19.638,04
394,38 7.744.785,71
16.486,62 394,38
6.501.938,73 Cair
18,83 19.393,00
365.123,48 25,69
19.393,00 498.157,19
4 Pestisida liter
38,29 143.507,83
5.495.524,42 36,37
143.507,83 5.218.810,30
5 Ajir buah
5.080,21 221,45
1.125.019,22 1.189,81
221,45 263.485,00
92 92
Lampiran 2. Lanjutan Uraian
Konservasi Searah Kontur Non-Konservasi Searah Lereng
Jumlah Harga satuan
Rp Nilai Rp
Jumlah Harga satuan
Rp Nilai Rp
6 Mulsa buah
2,00 470.191,65
940.383,30 2,81
470.191,65 1.321.238,53
7 Bahan Bakar Pompa liter
64,68 5.236,75
338.704,01 80,53
5.236,75 421.715,65
8 Tenaga Kerja Luar Keluarga HKP
402,24 20.110,00
8.088.993,54 292,39
20.110,00 5.879.953,53
Biaya Diperhitungkan 1
Sewa Lahan 1.000.000,00
1.000.000,00 2
Penyusutan Alat 205.078,78
177.871,03 3
Tenaga Kerja Dalam Keluarga HKP 80,48
20.110,00 1.618.405,77
162,79 20.110,00
3.273.740,58 Biaya Tunai Total
41.390.284,86 37.631.058,96
Biaya Diperhitungkan Total 2.823.484,55
4.451.611,61 Biaya Total
44.213.769,41 42.082.670,58
Pendapatan atas Biaya Tunai 37.676.139,48
34.017.497,22 Pendapatan atas Biaya Total
47.552.766,68 37.389.338,07
93 93
Lampiran 3. Karakteristik Responden di Dua Desa Kecamatan Pasirwangi Kabupaten Garut, Tahun 2011
NO NAMA RESPONDEN KONSERVASI
UMR PDKN LLHN SLHN
PDPT JTK
CURM PLMN
1
Juju
55,00 9,00
0,44 MILIK
9.396.000,00 1,00
4,00 36,00
2
Asum Syaiful R.
1 36,00
9,00 0,42
MILIK 14.932.500,00
3,00 8,00
2,00 3
Danu
1 37,00
6,00 0,49
SEWA 16.963.400,00
3,00 7,00
10,00 4
Ucup Kurnia
1 42,00
6,00 0,18
MILIK 6.566.000,00
6,00 15,00
34,00 5
Alit
1 47,00
6,00 0,70
MILIK 7.993.500,00
4,00 45,00
21,00 6
Ruhiyat
1 65,00
6,00 0,28
SEWA 3.032.200,00
1,00 8,00
15,00 7
Ade Juanda
1 56,00
9,00 0,80
MILIK 32.092.500,00
2,00 15,00
20,00 8
Piyat Supriatna
1 31,00
9,00 0,10
MILIK 2.447.500,00
4,00 8,00
5,00 9
Ayyub
60,00 6,00
0,80 SEWA
18.113.090,91 3,00
13,00 49,00
10
Amin
1 52,00
6,00 0,20
MILIK 3.740.000,00
5,00 4,00
36,00 11
Amang Ristandi
1 40,00
6,00 0,10
SEWA 4.525.333,33
3,00 20,00
20,00 12
Dani Hamdani
1 53,00
6,00 0,50
SEWA 16.659.000,00
3,00 15,00
20,00 13
Aat Sapaat
1 34,00
6,00 0,18
SEWA 312.000,00
3,00 20,00
5,00 14
Ujang Husnul H.
1 32,00
9,00 0,08
MILIK 1.350.200,00
3,00 15,00
8,00 15
Yaya
41,00 6,00
0,32 SEWA
2.022.000,00 6,00
45,00 3,00
16
Ade Hidayat
48,00 6,00
0,32 SEWA
13.638.883,33 4,00
25,00 28,00
17
Alit Lesmana
1 35,00
9,00 0,16
MILIK 1.202.701,56
3,00 15,00
10,00 18
Barnas
36,00 6,00
0,04 SEWA
3.005.000,00 3,00
10,00 17,00
19
Idan
1 37,00
12,00 0,32
MILIK 5.769.500,00
5,00 30,00
17,00 20
Endang
60,00 6,00
0,80 SEWA
35.441.260,91 3,00
10,00 49,00
21
Saepurohman
1 37,00
12,00 0,16
SEWA 8.541.875,00
5,00 35,00
17,00 22
Dadan Hamdani
1 31,00
9,00 0,07
MILIK 2.856.041,67
2,00 7,00
7,00 23
Acung Sucipto
47,00 6,00
0,10 MILIK
2.119.000,00 4,00
3,00 31,00
94 94
Lampiran 3. Lanjutan
NO
NAMA RESPONDEN
KONSERVASI UMR
PDKN LLHN SLHN
PDPT JTK
CURM PLMN
24
Tarna Sutarna
1 67,00
6,00 0,12
MILIK 9.924.137,50
1,00 15,00
27,00 25
Muchsin
47,00 9,00
0,14 MILIK
2.500.750,00 4,00
5,00 21,00
26
Sukon
1 52,00
6,00 0,40
MILIK 23.477.750,00
2,00 6,00
8,00 27
Holil
1 50,00
6,00 0,35
SEWA 2.942.000,00
3,00 15,00
31,00 28
Dirman
1 38,00
6,00 0,28
MILIK 16.293.950,00
3,00 30,00
3,00 29
H. Toad
1 60,00
6,00 1,00
MILIK 13.863.729,50
1,00 35,00
30,00 30
Mimin
1 50,00
6,00 0,35
SEWA 19.190.750,00
3,00 15,00
31,00 31
Asep Suharto
39,00 6,00
0,16 SEWA
4.539.000,00 3,00
20,00 19,00
32
Dadi
1 60,00
6,00 1,00
MILIK 34.569.567,00
1,00 35,00
30,00 33
Syamsudin
59,00 2,00
0,20 MILIK
1.353.000,00 6,00
0,00 39,00
34
Ucep Rohmat
32,00 6,00
0,56 MILIK
8.616.250,00 3,00
0,00 11,00
35
Udin
1 46,00
6,00 0,12
MILIK 5.794.044,50
5,00 6,00
21,00 36
Idho
1 40,00
6,00 0,42
MILIK 3.491.850,00
3,00 25,00
21,00 37
Adun
1 25,00
6,00 0,14
MILIK 5.163.000,00
2,00 30,00
7,00 38
Nandang
46,00 9,00
0,56 MILIK
15.594.600,00 6,00
0,00 15,00
39
Icang Suparman
1 45,00
6,00 0,04
MILIK 1.036.140,00
4,00 5,00
18,00 40
Caca Amir
1 44,00
9,00 0,40
SEWA 21.005.700,00
5,00 15,00
2,00 41
Eno
1 36,00
9,00 0,40
SEWA 15.300.400,00
1,00 30,00
8,00 42
Sodin
1 55,00
6,00 0,44
MILIK 37.820.500,00
1,00 15,00
20,00 43
Iman Setiawan
1 48,00
3,00 0,28
MILIK 23.442.344,18
4,00 15,00
20,00 44
Ujang Deni
1 29,00
6,00 0,32
SEWA 2.983.500,00
2,00 35,00
16,00 45
Uus Bunai
1 30,00
9,00 0,16
MILIK 11.373.000,00
4,00 9,00
11,00 46
Iwan Supriatna
1 40,00
6,00 0,20
SEWA 4.292.333,33
4,00 25,00
23,00
95 95
Lampiran 3. Lanjutan
NO
NAMA RESPONDEN
KONSERVASI UMR
PDKN LLHN SLHN
PDPT JTK
CURM PLMN
47
Eep
1 30,00
9,00 0,16
MILIK 6.175.000,00
4,00 8,00
11,00 48
Enjang
1 36,00
9,00 0,36
SEWA 17.804.750,00
3,00 45,00
20,00 49
Tatang Hidayat
52,00 9,00
0,24 SEWA
14.028.000,00 1,00
5,00 21,00
50
Ade Handa
38,00 6,00
0,10 SEWA
4.584.000,00 2,00
10,00 15,00
Rata-rata 44,12
7,00 0,33
10797590,65 3,20
16,62 KETERANGAN
: UMR
= Umur Tahun PDKN
= Lama Pendidikan Tahun LLHN
= Luas Lahan Hektar SLHN
= Status Kepemilikan Lahan PDPT
= Pendapatan Rupiah JTK
= Jumlah Tanggungan Keluarga Jiwa CURM
= Tingkat Kecuraman Lereng Persen PLMN
= Pengalaman Bertani Tahun
96 Lampiran 4. Hasil Output Regresi Logit dengan SPSS 16.0
Classification Table