17 MRD
= Mean Relative Determination Me
= kadar air kesetimbangan hasil percobaan Mpe
= kadar air kesetimbangan hasil perhitungan model sorpsi isotermis e.
Penentuan parameter pendukung 1
Nilai permeabilitas kemasan kx, diperoleh dari rujukan kepustakaan Arpah et al
. 2002. 2
Nilai tekanan uap jenuh Po pada suhu 30°C diperoleh dari tabel Labuza. 3
Nilai b kemiringan kurva diperoleh dari gradien kurva model persamaan sorpsi isotermis yang terpilih.
4 Nilai luas penampang A diperoleh dengan mengalikan dimensi kemasan.
5 Nilai total padatan Ws diperoleh dengan mengoreksi berat keseluruhan sampel
diperkurangkan dengan kadar air awal. f.
Pendugaan umur simpan Semua parameter yang diukur dan ditetapkan pada tahap sebelumnya,
diintegrasikan ke dalam persamaan Labuza Metode Labuza dirumuskan sebagai berikut:
θ gain =
[ ]
dengan: θ gain
= waktu perkiraan umur simpan hari me
= kadar air kesetimbangan bk mi
= kadar air awal bk mc
= kadar air kritis bk Ws
= berat kering bahan g A
= luas permukaan kemasan m
2
kx = permeabilitas uap air kemasan gm
2
.hari.mmHg Po
= tekanan uap jenuh mmHg b
= slope kurva sorpsi isotermis
C. RANCANGAN PERCOBAAN
Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan blok acak lengkap dengan dua faktor, yaitu rasio singkong : kacang merah yang digunakan faktor A dan bentuk
kacang merah yang digunakan sebagai campuran faktor B. Metode rancangan yang digunakan adalah sebagai berikut:
Yij = μ + αi +βj+ Єij Keterangan:
Yij = Nilai hasil pengamatan μ = Nilai rata-rata umum
αi = Pengaruh kombinasi perlakuan pertama taraf-i βj = Pengaruh kombinasi perlakuan kedua taraf-j
Єij = Faktor galat
D. PROSEDUR ANALISIS
Analisis Sifat Kimia
1. Kadar Air AOAC 2007
18 Cawan aluminium dikeringkan dalam oven suhu 105
° C selama 30 menit lalu
didinginkan dalam desikator kemudian ditimbang. Sampel sebanyak 2 g dimasukkan ke dalam cawan yang telah diketahui beratnya. Cawan beserta isinya dimasukkan ke dalam
oven bersuhu 105 °
C selama kurang lebih 6 jam atau sampai beratnya konstan. Selanjutnya cawan beserta isinya didinginkan dalam desikator, dan ditimbang.
Perhitungan kadar air dilakukan dengan rumus : Kadar air bb =
x 100 Keterangan :
a = berat cawan dan sampel akhir g b = berat cawan g
c = berat sampel awal g
2. Kadar Abu AOAC 2007
Cawan porselen dikeringkan dalam tanur bersuhu 400-600 °
C, kemudian didinginkan dalam desikator dan ditimbang. Sebanyak 2 g sampel ditimbang dan
dimasukkan ke dalam cawan porselen. Selanjutnya sampel dipijarkan di atas nyala pembakar bunsen sampai tidak berasap lagi, kemudian dilakukan pengabuan di dalam
tanur listrik pada suhu 400-600 °
C selama 4-6 jam atau sampai terbentuk abu berwarna putih. Sampel kemudian didinginkan dalam desikator, dan ditimbang. Perhitungan kadar
abu dilakukan dengan rumus : Kadar abu bb =
x 100 Keterangan :
a = berat cawan dan sampel akhir g b = berat cawan g
c = berat sampel awal g
3. Kadar Lemak AOAC 2007
Labu lemak yang akan digunakan dikeringkan dalam oven bersuhu 100-110 °
C selama 30 menit kemudian didinginkan dalam desikator, dan ditimbang. Sampel dalam
ditimbang sebanyak 1-2 g, dibungkus dengan kertas saring dan dimasukkan ke dalam alat ekstraksi soxhlet yang telah berisi pelarut dietil eter atau heksana.
Refluks dilakukan selama 5 jam minimum dan pelarut yang ada di dalam labu lemak didistilasi. Selanjutnya labu lemak yang berisi lemak hasil ekstruksi dipanaskan
dalam oven bersuhu 105 °
C hingga beratnya konstan, didinginkan dalam desikator, dan ditimbang. Perhitungan kadar lemak dilakukan dengan rumus :
Kadar lemak bb = x 100
Keterangan : a = berat cawan dan sampel akhir g
b = berat cawan g c = berat sampel awal g
4. Kadar Protein AOAC 2007